Hari Pahlawan, yang jatuh pada tanggal 10 November adalah momen penting yang mengingatkan Indonesia akan jasa-jasa para pahlawan yang berjuang untuk kemerdekaan dan kejayaan bangsa.
Perjuangan para pahlawan ini tertera di beberapa hal seperti nama jalan hingga menjadi puisi.
Melalui puisi, rasa hormat, semangat, dan perasaan terhadap pahlawan-pahlawan ini bisa diungkapkan.
Berikut beberapa puisi Hari Pahlawan yang penuh semangat dan sarat makna untuk mengingatkanmu dengan pahlawan Indonesia.
1. Segenggam Jasa Pahlawan – Aulia Jihan Raa
Lebur
Keringat dan darah bercucur
Bersatu padu tak jua hancur
Derita panjang di tanah air
Gerilya hebat di medan tempur
Peluru bertarung dengan bambu
Harga mati menjadi bukti
Negeri ini telah jadi monster dihati
Kaki bernanah melangkah jauh
Tangan berdarah mencengkram kuat
Nama Indonesia lah taruhannya
Harga diri biarkan pergi
Kau sentil hatiku hingga ku terenyuh
Ada sumpah yang tak biasa disana
Nyawa bukanlah taruhannya
Sekutu mati sebagai prinsipmu
Kau genggam nama negeri ini
Sakit, betul begitu sakit
Namun semangat juangmu masihlah kokoh
Pertahankan nama negeri
Demi kemerdekaan yang abadi
Pahlawan...
Jasamu mengairi semangatku
Berani tekatmu. Sukses hasilmu
Terima kasih atas genggaman jasamu
Kau takkan pernah terlupa
Sebagai pejuang bangsa ini, Indonesia.
Baca Juga: 20 Contoh Puisi Kemerdekaan, Sarat Makna Perjuangan!
2. Kita Adalah Pemilik Sah Republik Ini - Taufik Ismail
Tidak ada pilihan lain
Kita harus
Berjalan terus
Karena berhenti atau mundur
Berarti hancur
Apakah akan kita jual keyakinan kita
Dalam pengabdian tanpa harga
Akan maukah kita duduk satu meja
Dengan para pembunuh tahun yang lalu
Dalam setiap kalimat yang berakhiran
“Duli Tuanku?”
Tidak ada lagi pilihan lain
Kita harus
Berjalan terus
Kita adalah manusia bermata sayu, yang di tepi jalan
Mengacungkan tangan untuk oplet dan bus yang penuh
Kita adalah berpuluh juta yang bertahun hidup sengsara
Dipukul banjir, gunung api, kutuk dan hama
Dan bertanya-tanya inikah yang namanya merdeka
Kita yang tidak punya kepentingan dengan seribu slogan
Dan seribu pengeras suara yang hampa suara
Tidak ada lagi pilihan lain
Kita harus
Berjalan terus.
3. INDONESIA – WAHID SYAHRONI
sebentuk gugusan pulau
dan tetap saja tak nyaman hidup ketika perasaan
sebangsa, sesaudara, sepenanggungan
hanya cerita tapi tak kasat mata
apa arti lagu-lagu upacara itu
ketika sehabis dinyanyikan
sekolah sekolah rakyat tergusur
seragam seragam bukan menjadi kebanggaan keilmuan
namun prasyarat dan penghalang keingin tahuan maju
apa arti kesejahteraan terjamin negara
jika ketidakmerataan menimbulkan banyak kecemburuan
bersaing antara jumlah mobil mewah
dan rumah gerobak sampah
bersaing antara gedung pencakar lagit
dan penampungan kolong jembatan sarang penyakit
apa arti kewibawaan itu
jika para pencoleng bisa bebas bersekutu
bom-bom berledakan bak kembang api
tak ada perlindungan bagi TKI pejuang devisa kita
juga ketika para juara dunia terlantar
mengais nafkah ketika masa uzurnya tiba
siapa yang masih menangis terharu
ketika merah putih berkibar
siapa yang masih berdegup bangga
ketika merah putih mengangkasa
siapa yang masih berdiri gagah
ketika merah putih memandang dunia
ajari aku
kembali bangga
kembali mencintai negeriku
4. Pahlawanku Indonesiaku - Andi Nur Muhammad Ichsan
Demi negeri
Kau korbankan waktumu
Demi bangsa
Rela kau taruhkan nyawamu
maut menghadang didepan
kau bilang itu hiburan
nampak raut wajahmu
tak segelintir rasa takut
semangat membara dijiwamu
taklukkan mereka penghalang negeri
hari-harimu diwarnai
pembunuhan, pembantaian
dihiasi bunga-bunga api
mengalir sungai darah disekitarmu
bahkan tak jarang mata air darah itu
muncul dari tubuhmu
namun tak dapat
runtuhkan tebing semangat juangmu
Bambu runcing yang setia menemanimu
kaki telanjang tak beralas
pakain dengan seribu wangi
basah dibadan kering dibadan
kini menghantarkan indonesia
kedalam istana kemerdekaan
Pahlawan!
Untukmu derita untukmu penjara
bukan bintang tersemat di dada
semangatmu api negara berdaulat
namamu terukir di jantung rakyat.
Baca Juga: 12 Puisi tentang Jakarta dalam 2, 3, dan 4 Bait, Singkat Pendek!
5. Kemerdekaan - Joko Jabrik
Sauh riuh lantang bergema
Titik akhir hilirnya asa
Gema menyusup ke nadi-nadi
Menggenggam asa baru, lahirnya sebuah negeri
Terperanjak haru tulang belulang
Meski jauh di dalam bumi yang ayu
Hai anak dan cucu-cucuku
Kini aku tak merasa menjadi sia
Bukan apa atau apa yang di pinta
Pernah lebih dulu sebenarnya aku ada
Melayang tak tampak putih bak berkabut
Ku kawal hingga akhir lantangnya engkau bergema
Kan kembali aku dalam saf-safku
Meski tak tentu mana pangkal dan ujungku
Tenang kembali dalam bumi ayuku
Tebar bunga dan do'a menjadi piagamku
Itulah beberapa puisi Hari Pahlawan yang bisa kamu maknai dan bagikan. Selamat Hari Pahlawan!
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Berbagai Sumber