INDOZONE.ID - Sejumlah penyandang disabilitas wilayah Yogyakarta sukses membuat para penonton terpukau atas kebolehannya dalam pentas "Menembus Batas", yang berlangsung di IFI Yogyakarta, Rabu (5/6/2204) malam tadi.
Acara yang diinisiasi Nanik Indarti selaku Founder Unique Project mengatakan, acara tersebut bertujuan menyampaikan kritikannya terhadap industri hiburan yang sering menempatkan individu bertubuh mini dalam stereotip yang merugikan sekaligus menggambarkan kegelisahan yang dialami para individu bertubuh mini.
Pertunjukan "Menembus Batas", skenarionya ditulis oleh Erlina Rachmawati , dikemas dalam bentuk teater interaktif dengan menyerupai audisi pencarian bakat yang melibatkan penonton sebagai peserta audisi.
“Saya banyak mendengar keluhan dari seniman yang seringkali harus berhadapan dengan standar kostum yang tidak sesuai dan perilaku yang merendahkan dari pelaku industri hiburan. Bahkan tak jarang teman-teman bertubuh mini ditempatkan sekadar sebagai lelucon. Padahal, kami ini kan juga manusia biasa", ucap Nanik kepada awak media beberapa saat usai pertunjukan.
Baca Juga: 4 Zodiak yang Lebih Mengutamakan Karir daripada Cinta, Apa Aja Ya?
Melalui pementasan ini, dirinya ingin membuktikan bahwa para penyandang acrondroplasia yang terlahir dengan tubuh mini juga memiliki kemampuan dan passion yang setara di dunia seni.
"Ini adalah cara unik untuk mengajak penonton merasakan langsung perjuangan para aktor", sambungnya.
Dalam pementasannnya, aktor utama adalah teman-teman bertubuh mini dan teman tuli, dengan dukungan Juru Bahasa Isyarat (JBI), pembisik untuk teman netra, serta pendamping untuk penonton disabilitas.
Hanya membutuhkan waktu sekitar dua bulan, Nanik bersama tim harus bekerja keras melakukan latihan sekaligus melakukan koordinasi dengan para aktor yang merupakan kaum disabilitas.
Baca Juga: Inilah 6 Ide Kencan Terbaik untuk Introvert: Romantis Tapi Tetap Bikin Nyaman Loh!
"Latihan selama dua bulan dan dilakukan secara daring, karena beberapa pemain tinggal diluar kota. Jadi bisa dibayangkan betapa sulitnya, karena kadang ada pemain yang terkendala signal sehingga susah berkomunikasi", jelasnya.
Menariknya, khusus pada malam itu semua penonton yang hadir berasal dari kalangan disabilitas mulai dari tuna netra, tuna rungu, bertubuh mini, dan autis.
Dengan hal ini, salah satu penonton tuna netra sekaligus mahasiswa UIN Yogyakarta yakni Akbar Ariantono Putra mengatakan, meski ditengah keterbatasannya dirinya tidak bisa melihat masih tetap merasakan euforia yang luar biasa.
Ini karena dirinya dibantu teman disampingnya untuk menceritakan apa yang terjadi.
"Sangat senang sekali, ini pertama kali saya datang pertunjukkan seperti ini biasanya hanya semacam perfomance musik. Tadi yang buat lucu pas ditengah-tengah sama tadi dibagian akhir saya ikut tertawa karena plot twistnya mereka menang buat dapat makan gratis hahaha", ucapnya.
Dalam dunia seni, Nanik Indarti bukan orang baru. Dirinya telah menorehkan sejumlah karya prestasi di dunia seni.
Bahkan lulusan ISI Yogyakarta ini telah menjalin kolaborasi dengan Women’s Asia Fund yang mendukungnya dalam memperjaungkan hak-hak kaum perempuan dan transgender di Asia.
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone.Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
Banner Z Creators
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Liputan Langsung