INDOZONE.ID - Menjelang Hari Raya Idul Adha, ada baiknya sebagai umat Muslim kita mendengarkan khutbah yang berkaitan tentang qurban.
Khutbah mengenai qurban akan mengingatkan umat Muslim akan pentingnya berkurban menurut ajaran agama Islam.
Selain itu, khutbah tentang ibadah qurban juga bisa memotivasi umat Muslim agar mengutamakan amalan dengan berkurban.
Berikut INDOZONE bagikan beberapa contoh teks khutbah Jumat yang singkat dan menyentuh hati tentang qurban.
Khutbah Singkat tentang Qurban
Khutbah Jumat tentang qurban singkat biasanya disampaikan oleh khatib kepada para jemaah, setelah azan sholat berkumandang.
Judul: Luruskan Niat dalam Berkurban
Ma'asyiral Muslimin wa zumratal mukminin, rahimani wa rahimakumullah!
Tidak lama lagi kita akan menyambut hari raya kedua bagi umat Islam, yaitu hari raya Idul Adha.
Di hari raya tersebut terdapat ibadah yang agung yaitu ibadah al-udhiyyah, atau yang sering kita sebut dengan ibadah kurban.
Ibadah kurban ini adalah perintah dari Allah dan Rasul-Nya, sebagaimana Allah ta’ala berfirman:
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
"Shalatlah untuk Rabb-mu dan menyembelihlah (untuk Rabb-mu)" (QS. al-Kautsar: 2).
Sementara itu, Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam juga bersabda:
من كان له سِعَةٌ ولم يُضَحِّ فلا يَشهدْ مصلَّانا
"Barangsiapa memiliki kelapangan, namun ia tidak berqurban, maka janganlah datangi mushalla kami" (HR. Ahmad 1/312, Ibnu Majah 3123, dihasankan al-Albani dalam Shahih Ibnu Majah).
Semakin besar pengorbanan seseorang dalam ibadah kurban, maka semakin besar pula pahala yang didapatkan.
Selain itu, ibadah kurban adalah implementasi dari tauhid seseorang.
Ketika kita diperintahkan untuk shalat hanya kepada Allah, maka kita pun diperintahkan untuk menyembelih kurban hanya kepada Allah. Inilah bukti tauhid.
Maka sudah semestinya kita luruskan kembali niat kita dalam berkurban.
Pastikan kita menjalankan ibadah kurban semata-mata untuk Allah, dan mengimplementasikan tauhid kita kepada Allah, bukan untuk niatan yang lain.
Ibadah kurban bukan untuk ajang pamer harta, meninggikan nama, berlomba-lomba menunjukkan kekayaan, atau mengukuhkan kedudukan sebagai orang berada di tengah masyarakat. Allahul musta'an! Ini semua niatan-niatan yang wajib dijauhi.
Wajib bagi kita untuk mengikhlaskan semua amal ibadah untuk mengharapkan wajah Allah semata, bukan untuk yang lain. Allah ta'ala telah berfirman:
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
"Kita tidak diperintahkan, kecuali untuk menyembah Allah semata dan memurnikan amal ibadah hanya kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat ; dan yang demikian itulah agama yang lurus" (QS. al-Bayyinah: 5).
Ma'asyiral Mukminin, rahimani wa rahimakumullah!
Orang yang beribadah untuk mencari pujian dari manusia, inilah yang dinamakan riya'.
Orang yang beribadah karena riya, ia tidak mendapatkan pahala sama sekali.
Ibadahnya sia-sia belaka betapapun lelahnya, betapapun besar harta yang dikeluarkan.
Bahkan orang yang beribadah untuk mencari perkara-perkara duniawi seperti pujian, popularitas, dan kedudukan, Allah akan ancam dengan neraka Jahannam. Allah ta'ala telah berfirman:
مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْعَاجِلَةَ عَجَّلْنَا لَهُ فِيهَا مَا نَشَاءُ لِمَنْ نُرِيدُ ثُمَّ جَعَلْنَا لَهُ جَهَنَّمَ يَصْلَاهَا مَذْمُومًا مَدْحُورًا
"Barangsiapa yang menginginkan balasan di kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya balasan di (dunia) ini sesuai dengan apa yang Kami kehendaki, dan bagi orang yang Kami kehendaki. Namun kemudian Kami sediakan baginya (di akhirat) neraka Jahannam. Dia akan memasukinya dalam keadaan terhina dan terusir." (QS. al-Isra’: 18).
Oleh karena itu, sekali lagi, mari kita luruskan niat dalam berkurban.
Semoga Allah ta'ala memberikan taufik dan keikhlasan dalam semua ibadah kita.
Dan semoga Allah ta'ala menerima semua amal ibadah kita. Aamiin ya rabbal alamin.
Baca Juga: Syarat Qurban yang Sah dan Ketentuan Pembagian Daging Kurban Idul Adha
Khutbah Qurban Jumat
Agar dapat memahami makna kurban yang sesungguhnya, dengarkanlah khutbah Jumat tentang qurban sebagaimana yang tercantum dalam Al-Quran dan hadits.
Judul: Hikmah Ibadah Qurban
Ma'asyiral muslimin jama'ah shalat Jumat yang semoga senantiasa dirahmati oleh Allah Ta'ala,
Beberapa hari lagi kita akan melaksanakan shalat Idul Adha, dilanjutkan dengan pelaksanaan ibadah kurban.
Kurban berasal dari bahasa Arab qurbân yang artinya "pendekatan diri".
Kurban juga disebut dengan al-udhhiyyah dan adh-dhahiyyah yang berarti binatang sembelihan.
Dengan demikian, saat kurban kita akan menyembelih hewan seperti unta, sapi (kerbau), dan kambing sebagai bentuk taqarrub atau mendekatkan diri kepada Allah.
Berkurban di Hari Raya Idul Adha adalah ibadah yang sangat dianjurkan, sesuai dengan firman Allah SWT:
إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ (1) فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ(2).
"Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak. Maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah)." (QS Al-Kautsar ayat 1-2)
Jemaah shalat Jumat yang dirahmati Allah,
Menunaikan ibadah kurban saat Hari Raya Idul Adha, memiliki banyak keutamaan.
Adapun keutamaan tersebut termaktub dalam salah satu kitab karya Sulthanul Awliya` Syaikh Abdul Qadir Al-Jailaniy yang berjudul Al-Ghunyah li Thalibi Thariqi Al-Haq;
ثَوَابُهُ أَنْ أَعْطِيَهُ بِكُلِّ شَعْرَةٍ عَلىَ جَسَدِهَا عَشْرَ حَسَنَاتٍ وَأَمْحُوْ عَنْهُ عَشْرَ سَيِّئَاتٍ وَأَرْفَعُ لَهُ عَشْرَ دَرَجَاتٍ.
"Pahalanya akan Aku (Allah) berikan dari setiap bulu dari hewan kurbannya, Aku (Allah) akan beri dia sepuluh kebaikan, Aku hapus sepuluh dosa-dosanya, dan Aku angkat dia dengan sepuluh derajat."
Bahkan, keutamaan tersebut akan diberikan oleh Allah SWT sebelum melakukan penyembelihan, seperti sabda Nabi Muhammad SAW:
مَا عَمِلَ آدَمِىٌّ مِنْ عَمَلٍ يَوْمَ النَّحْرِ أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ مِنْ إِهْرَاقِ دَمٍ وَإِنَّهُ لَيَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ فِى فَرْثِهِ بِقُرُونِهَا وَأَشْعَارِهَا وَأَظْلاَفِهَا وَإِنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنَ اللَّهِ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ فِى الأَرْضِ فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا.
"Tidak ada amalan yang dilakukan oleh manusia pada hari raya kurban, yang lebih dicintai oleh Allah selain menyembelih hewan (berkurban). Sesungguhnya, hewan kurban itu pada hari kiamat akan datang beserta tanduk-tanduknya, bulu-bulu, dan kuku-kukunya. Dan sungguh, sebelum darah kurban itu mengalir ke tanah, pahalanya telah diterima di sisi Allah. Karenanya, lapangkanlah jiwa kalian untuk melakukannya." (HR at-Tirmidzi).
Jamaah Jumat yang berbahagia,
Ternyata, ibadah kurban jauh lebih baik daripada bersedekah dengan uang yang senilai dengan hewan kurban. Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:
"Penyembelihan yang dilakukan di waktu mulia lebih utama daripada sedekah senilai penyembelihan tersebut. Oleh karenanya jika seseorang bersedekah untuk menggantikan kewajiban penyembelihan pada manasik tamattu' dan qiron meskipun dengan sedekah yang bernilai berlipat ganda, tentu tidak bisa menyamai keutamaan kurban." (Talkhish Kitab Ahkamil Udhiyah wadz Dzakaah)
Itulah sebabnya, mengorbankan sebagian harta lillahi Ta'ala untuk berkurban, tidak akan ada ruginya.
Sikap semacam inilah yang ditunjukkan oleh Nabi Ibrahim alaihi salam, dan juga puteranya, Ismail, yang begitu patuh dan saleh.
Dengan bahasa lain, pengorbanan adalah cara pandang manusia yang jauh ke depan menuju kehidupan bahagia di kemudian hari, termasuk di akhirat kelak.
Ma'asyiral Muslimin Hadakumullah,
Semoga kita semua mampu menjadi hamba-hamba yang patuh kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Semoga Allah mantapkan hati kita untuk menunaikan ibadah kurban.
Karena pengorbanan itu sesungguhnya bukan untuk Allah, tetapi akan kembali kepada kita sendiri.
Yang akan kita rasakan balasannya, baik ketika di dunia, terlebih nanti di Yaumil Qiyamah kelak. Aamiin ya rabbal alamin.
Baca Juga: Ketentuan dan Syarat Orang yang Qurban Idul Adha (Shohibul Qurban)
Khutbah Menyentuh Hati tentang Qurban
Untuk mengajak sesama umat Muslim berbuat kebaikan, berikanlah khutbah tentang qurban yang penuh makna dan menyentuh hati seperti berikut.
Judul: Qurban Sebagai Simbol Melepaskan Kecintaan Duniawi
Hadirin sidang jumat yang berbahagia,
Selain ibadah haji, hal penting yang tidak bisa lepas dari Hari Raya Idul Adha adalah ibadah Kurban.
Esensi berkurban bukanlah sebatas menyembelih hewan, tetapi ada nilai kedermawanan dan empati terhadap sesama.
Jika pada Idul Fitri ada instrumen berbagi berupa zakat fitrah, maka pada Idul Adha ada perintah untuk berkurban.
Dalam konteks sosial, kurban merupakan manifestasi nilai kemanusiaan dan rela berkorban.
Sementara dalam konteks syariah, kurban bukan sekadar ritual keagamaan melainkan manifestasi keimanan.
Artinya, seorang hamba rela melepaskan kecintaan duniawi demi meraih takwa.
Bahkan lebih dari itu, ibadah kurban merupakan wujud kesempurnaan iman terhadap Allah SWT.
Karena terkait iman, maka tidak semua orang yang mampu dapat dengan ikhlas berkurban.
Sebaliknya, terkadang seorang Muslim yang tidak memiliki apa-apa, justru melakukan ibadah kurban.
Hal inilah yang menjadi esensi berkurban, yakni sebagai simbol keimanan kepada Allah SWT serta bukti melepaskan kecintaan duniawi demi meraih takwa.
Jamaah Jumat yang berbahagia,
Dalam hal keimanan, Nabi Ibrahim AS adalah sosok yang sangat patut dijadikan teladan.
Kecintaan Nabi Ibrahim kepada Allah SWT tidak berkurang walaupun harus dibuktikan dengan mengorbankan anak yang dicintainya, Ismail.
Secara logika, siapa pun akan menolak realita yang sungguh bertentangan dengan kemanusiaan.
Secara naluri, Nabi Ibrahim sebenarnya tak sanggup untuk menyembelih putra kesayangannya.
Namun karena iman, Nabi Ibrahim tetap menjalankan perintah Allah SWT dengan ketaatan yang sempurna.
Karena sesungguhnya, Allah SWT telah menjanjikan kemudahan bagi orang-orang yang bertakwa, sebagaimana firman-Nya:
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا – وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ ۚ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
"…dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah (dengan mengerjakan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya), niscaya Allah akan mengadakan baginya jalan keluar (dari segala perkara yang menyusahkannya) (2) Serta memberinya rezeki dari jalan yang tidak diduga-duga (terlintas di hatinya)." (QS. At–Tholaq: 2-3)
Maka dari itu, kita harus meneladani keimanan nabiullah Ibrahim dalam mengedepankan iman dalam beribadah.
Pun kita harus memahami dan menghayati bahwa esensi berqkurban adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Sedangkan hewan yang kita kurbankan sebagai simbol untuk melepaskan kecintaan duniawi, demi meraih nilai takwa yang paripurna.
Hadirin jamaah shalat Jumat rohimakumulluh,
Semoga kita semua senantiasa menjadi orang yang mampu meningkatkan keimanan kita.
Dan semoga Allah SWT senantiasa menganugerahi kita hati yang tulus ikhlas dalam memberi dan rela berkorban. Aamiin ya rabbal alamin.
Itulah kumpulan khutbah Jumat mengenai qurban, yang cocok dibagikan untuk menyambut Hari Raya Idul Adha. Semoga bermanfaat!
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: