INDOZONE.ID - Penelitian terbaru dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), mengungkapkan temuan yang menarik tentang kebahagiaan keluarga di Indonesia.
Meskipun banyak keluarga di Indonesia masih berada dalam kondisi ekonomi yang rendah, mereka tetap menunjukkan tingkat kebahagiaan yang tinggi.
Baca Juga: Viral Pasangan Sesama Jenis di San Diego Tinggalkan Bayi Adopsi di Mobil Hingga Meninggal Dunia
Menurut data yang dikumpulkan melalui Indeks Pembangunan Keluarga (iBangga), kebahagiaan keluarga Indonesia memiliki skor yang cukup tinggi, yaitu 72 dari 100.
Indeks ini mengukur berbagai aspek kesejahteraan keluarga, dan hasilnya menunjukkan bahwa kebahagiaan merupakan nilai tertinggi bagi keluarga Indonesia.
Baca Juga: Kantor Staf Presiden Gaet 21 Tokoh Muda untuk Bangun Rencana Aksi Pangan dan Nutrisi
Di sisi lain, skor kemandirian ekonomi menunjukkan hasil yang berbeda.
Dengan skor 51 dari 100, indeks ini menunjukkan bahwa tingkat ekonomi rata-rata masyarakat Indonesia masih berada di kisaran menengah bawah.
Skor kemandirian ini terkait erat dengan aspek ekonomi, yang mencerminkan ketidakmampuan banyak keluarga untuk sepenuhnya mandiri secara finansial.
Baca Juga: Kisah Haru Pesan di Dinding Seorang Ibu dan Anak yang Ditemukan Tewas Tinggal Kerangka
Meskipun demikian, tingginya indeks kebahagiaan bisa dihubungkan dengan budaya gotong royong dan interaksi sosial yang masih kuat di masyarakat.
"Orang Indonesia mungkin miskin tapi mereka bahagia. Mereka tetap bersyukur dan tidak bersedih meskipun mereka miskin," kata Hasto Wardoyo, kepala BKKBN.
Hal ini menunjukkan bahwa nilai-nilai sosial dan budaya memiliki peran penting dalam menjaga kebahagiaan keluarga di Indonesia.
Baca Juga: Mahasiswa KKN UNDIP Latih Perangkat Desa Plosogaden Ciptakan Instagram Desa yang Menarik
Pentingnya Interaksi Sosial
Riset BKKBN menggarisbawahi pentingnya gotong royong dan interaksi sosial dalam mendukung kebahagiaan keluarga.
Walaupun tingkat ekonomi masih menjadi tantangan, aspek-aspek lain seperti hubungan sosial dan rasa syukur dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kesejahteraan psikologis keluarga.
Temuan dari riset BKKBN ini memberikan pandangan baru tentang bagaimana keluarga di Indonesia menavigasi tantangan ekonomi sambil tetap mempertahankan kebahagiaan.
Meskipun skor kemandirian ekonomi masih rendah atau bisa dikatakan keluarga miskin bahagia, kekuatan gotong royong dan interaksi sosial membantu menjaga tingkat kebahagiaan yang tinggi di kalangan keluarga Indonesia.
Ini menjadi cerminan bahwa kebahagiaan tidak selalu diukur dari aspek ekonomi semata, tetapi juga dari nilai-nilai sosial dan budaya yang ada di masyarakat.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: BKKBN