Senin, 17 MARET 2025 • 12:15 WIB

Mengapa Kita Harus Bersabar Ketika Puasa Ramadan? Ini Penjelasannya

Author

Ilustrasi sabar. (freepik.com)

INDOZONE.ID - Bulan Ramadan adalah waktu di mana umat Muslim melaksanakan ibadah puasa dengan menahan diri dari berbagai hawa nafsu.

Tidak hanya menahan lapar, haus, dan syahwat, tetapi juga menahan emosi, terutama amarah.

Namun mengapa kita harus bersabar dan mengendalikan diri ketika puasa Ramadhan? Ini penjelasannya.

Makna Puasa dalam Islam

Ilustrasi puasa ramadan. (freepik.com)

Dalam Islam, puasa memiliki arti menahan diri. Secara syariat, puasa adalah ibadah menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkannya, seperti makan, minum, dan hawa nafsu, sejak terbit fajar hingga terbenam matahari.

Allah SWT telah mewajibkan umat Muslim untuk berpuasa sebagaimana tertuang dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 183:

"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS Al-Baqarah: 183)

Ayat ini menunjukkan bahwa puasa bukan hanya sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT, tetapi juga sebagai sarana untuk menumbuhkan ketakwaan dalam diri seseorang.

Hikmah sabar Ramadan adalah membantu umat Muslim untuk lebih memahami makna ketakwaan dengan menahan diri dari berbagai godaan.

Baca Juga: Apakah Muntah Membatalkan Puasa? Ini Penjelasannya

Keutamaan Sabar dalam Berpuasa Ramadan

Ilustrasi bersabar di bulan puasa ramadan. (freepik.com)

Kesabaran adalah salah satu aspek penting dalam menjalankan ibadah puasa.

Rasulullah SAW bersabda, "Puasa adalah separuh dari sabar dan sabar adalah separuh dari iman." (HR Ibnu Hibban).

Dalam Al-Qur’an, kesabaran dibagi menjadi tiga bentuk, yaitu:

1. Sabar dalam menjalankan perintah Allah, termasuk melaksanakan ibadah puasa dengan baik.

Baca Juga: Apakah Menangis Bisa Membatalkan Puasa? Ini Penjelasannya

2. Sabar dalam menjauhi larangan Allah, seperti menghindari hal-hal yang dapat membatalkan puasa atau mengurangi pahalanya.

3. Sabar ketika menghadapi ujian atau musibah, termasuk rasa lapar dan haus saat berpuasa.

Pentingnya sabar saat puasa juga terlihat dalam janji Allah SWT yang memberikan ganjaran besar bagi mereka yang bersabar, sebagaimana disebutkan dalam surat Az-Zumar ayat 10:

"Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas." (QS Az-Zumar: 10)

Mengendalikan Diri saat Puasa

Selain kesabaran, puasa juga mengajarkan pengendalian diri. Dalam buku 30 Hari Meraih Kekuatan Zikir, disebutkan bahwa puasa merupakan bentuk latihan untuk mengendalikan diri dalam ketaatan.

Hal ini karena seseorang yang berpuasa menahan diri dari sesuatu yang sebenarnya halal, seperti makan dan minum.

Dengan demikian, seseorang dapat lebih memahami makna kenikmatan yang sesungguhnya, baik saat berbuka, merayakan Idul Fitri, maupun saat beribadah kepada Allah SWT.

Manfaat Sabar di Bulan Ramadan

Melalui puasa, umat Muslim dapat mengambil banyak pelajaran berharga, di antaranya:

- Meningkatkan ketakwaan dengan menahan diri dari hal-hal yang dilarang.

- Memperoleh kebahagiaan dari kesederhanaan, seperti nikmatnya berbuka setelah seharian menahan lapar dan haus.

- Melatih diri untuk lebih sabar dan tenang dalam menghadapi berbagai situasi.

- Mengasah pengendalian diri agar lebih mampu menahan godaan di luar bulan Ramadan.

Keutamaan sabar Ramadan tidak hanya berdampak pada peningkatan ibadah tetapi juga pada kehidupan sehari-hari, di mana seseorang menjadi lebih tenang dan mampu mengendalikan emosi dengan lebih baik.

Puasa bukan sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga menanamkan kesabaran dan pengendalian diri dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan menjalankan puasa dengan baik, seseorang akan lebih mudah menjauhi perbuatan yang dilarang, meningkatkan ketakwaan, serta memperoleh pahala yang besar dari Allah SWT.

Oleh karena itu, marilah kita menjalankan puasa dengan penuh keikhlasan, kesabaran, dan pengendalian diri agar meraih keberkahan di bulan Ramadan.

Manfaat sabar di bulan Ramadan sangat besar bagi kehidupan kita, baik secara spiritual maupun sosial.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Myislam.org