Dalam Islam, umat Muslim disunnahkan untuk melakukan shalat gerhana bulan jika melihat peristiwa gerhana bulan.
Berbeda dengan shalat sunnah lainnya, tata cara shalat gerhana bulan disertai dengan dua kali ruku pada kedua rakaatnya.
Shalat gerhana bulan boleh dilakukan secara berjemaah dengan suara yang dikeraskan dan boleh juga dilakukan sendiri atau munfarid.
Untuk mendirikan shalat gerhana bulan, berikut ini INDOZONE bagikan tata cara shalat gerhana bulan sesuai sunnah.
Baca Juga: Fakta Unik Gerhana Bulan Terhadap Kehidupan Manusia
Shalat Gerhana Bulan
Shalat gerhana bulan hendaknya dilakukan saat bulan tertutupi setengah, penuh, hingga kembali pada posisi semula.
Shalat gerhana bulan boleh dilaksanakan secara berjamaah maupun sendirian atau munfarid.
Untuk jumlah rakaat shalat gerhana bulan, terdiri atas dua rakaat.
Niat Shalat Gerhana Bulan
Umat Muslim yang hendak melaksanakan shalat gerhana, diwajibkan membaca niat shalat gerhana bulan terlebih dahulu.
Berikut ini niat shalat gerhana bulan untuk kamu yang menjadi imam:
Ushalli sunnatal khusuf rak'ataini imaman lillahi ta'ala.
Artinya: "Saya shalat sunah gerhana bulan dua rakaat sebagai imam karena Allah SWT."
Bila kamu sebagai makmum, bacalah niat shalat gerhana bulan berikut ini:
Ushalli sunnatal khusuf rak'ataini makmuman lillahi ta'ala.
Artinya: "Saya shalat sunah gerhana bulan dua rakaat sebagai makmum karena Allah SWT."
Tata Cara Shalat Gerhana Bulan
Hampir sama dengan shalat sunnah lainnya, shalat gerhana bulan dilakukan sebanyak dua rakaat.
Setiap rakaatnya terdiri dari dua kali rukuk dan dua kali sujud.
Shalat gerhana bulan diawali dengan niat dan diakhiri salam, serta disunnahkan agar dilanjutkan dengan khotbah.
Inilah langkah-langkah tata cara shalat gerhana bulan bagi umat Islam:
- Membaca niat shalat gerhana bulan
- Takbiratul ihram
- Membaca taawuz dan Surat Al-Fatihah
- Membaca surat panjang misalnya Al-Baqarah dengan suara keras
- Ruku yang disertai membaca tasbih dengan lama
- Bangun dari rukuk dengan membaca Surat Al-Fatihah lalu surat yang lebih pendek
- Ruku lagi dengan membaca tasbih
- Itidal dan membaca doa itidal
- Sujud yang disertai membaca tasbih dengan lama
- Duduk di antara dua sujud
- Sujud kedua yang disertai membaca tasbih dengan lama
- Bangkit dari sujud untuk melaksanakan rakaat kedua
- Rakaat kedua setelah membaca Al-Fatihah dianjurkan untuk membaca surat An-Nisa dan Al-Maidah
- Mengucapkan salam
Doa Setelah Shalat Gerhana Bulan
Bila telah selesai mendirikan shalat gerhana bulan, kamu bisa membaca doa setelah shalat gerhana bulan berikut ini.
Inwa al-swamsa walqamara aiatani min aiati al-lwahi iuhawwifu bihima ibadahu wainwahuma la iankasifani limauti ahad faida raaizum kusufa ahadihima fasalwuwa waduwa hatwai iankasifa ma bikum.
Artinya: "Sesungguhnya matahari dan bulan itu adalah dua tanda kekuasaan Allah, agar hamba takut kepada-Nya. Terjadinya gerhana matahari dan bulan itu bukanlah karena kematian seseorang. Maka jika engkau melihatnya, maka shalatlah dan berdoalah hingga gerhana itu tersingkap dari kalian."
Panduan Shalat Gerhana Bulan
Kementerian Agama (Kemenag) telah menerbitkan panduan penyelenggaraan shalat gerhana saat pandemi.
Panduan ini sekaligus menjadi upaya untuk mencegah penyebaran virus corona penyebab COVID-19.
Berikut ini panduan penyelenggaraan shalat gerhana bulan dari Kemenag:
- Shalat Gerhana Bulan di daerah yang tergolong Zona Merah dan Zona Oranye agar dilakukan di rumah masing-masing.
- Shalat Gerhana Bulan dapat diadakan di masjid atau lapangan yang berada pada daerah yang dinyatakan aman dari Covid-19, baik Zona Hijau maupun Zona Kuning, yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang.
- Dalam hal Shalat Gerhana Bulan dilaksanakan di masjid atau lapangan, harus memperhatikan standar protokol kesehatan secara ketat dan mengindahkan ketentuan sebagai berikut:
- Shalat Gerhana Bulan dilaksanakan sesuai tuntunan syariat, juga khotbah diikuti oleh seluruh jemaah yang hadir;
- Jemaah yang hadir tidak boleh melebihi 50% dari kapasitas tempat agar dapat menjaga jarak antar saf dan antar jemaah;
- Jemaah yang hadir harus memakai masker dengan sempurna dan sesuai ketentuan yang berlaku, baik di masjid maupun di lapangan;
- Panitia dianjurkan menggunakan alat pengecek suhu (thermo gun) dalam rangka memastikan kondisi jemaah sehat dan menyediakan tempat cuci tangan atau hand sanitizer di setiap pintu masuk;
- Bagi para lansia (lanjut usia) atau orang dalam kondisi kurang sehat, baru sembuh dari sakit, atau dari perjalanan, disarankan tidak menghadiri Shalat Gerhana Bulan;
- Khotbah Shalat Gerhana dilakukan secara singkat dengan tetap memenuhi rukun dan syarat khotbah paling lama 10 menit;
- Mimbar khotbah di masjid atau pun lapangan agar dilengkapi pembatas transparan antara khatib dan jemaah;
- Jemaah kembali ke rumah dengan tertib dan menghindari berjabat tangan dengan bersentuhan secara fisik.
Itulah tata cara shalat gerhana bulan beserta niat dan doanya. Selamat menunaikan ibadah shalat gerhana bulan bagi umat Muslim.
Artikel Menarik Lainnya:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: