Pernah mendengar istilah gondok dan gondongan? Kedua istilah ini sering dianggap serupa karena gejala umum yang terlihat berupa pembengkakan pada bagian leher atau di bawah radang.
Meski secara umum gejalanya tampak sama, namun sebenarnya gondok dan gondongan merupakan dua istilah penyakit yang berbeda.
Dua penyakit ini menyerang jaringan dan kelenjar yang berbeda. Ada beberapa perbedaan gondok dan gondongan yang #KAMUHARUSTAU.
Perbedaan Penyakit Gondok dan Gondongan
Untuk lebih tau bedanya penyakit gondok dan gondongan, simak ulasan berikut ini dirangkum Indozone dari berbagai sumber:
1. Penyakit Gondok
Penyakit gondok (bahasa Latin struma) adalah pembengkakan di leher (di bawah jakun atau laring) dikarenakan kelenjar tiroid yang membesar.
Pembesaran jumlah kelenjar tiroid inilah yang menyebabkan munculnya benjolan di area bagian leher. Tapi, biasanya tidak terasa nyeri.
Ada beberapa penyebab pembengkakan kelenjar tiroid (gondok), mulai dari gangguan autoimun sampai kekurangan zat yodium dalam tubuh.
Biasanya, masyarakat baru akan menyadari gejala penyakit gondok saat leher membesar dan bengkak. Gangguan tiroid ini paling sering diderita oleh kaum wanita.
Untuk diketahui, penyakit gondok ada dua jenis. Setiap jenis gondok ini memiliki penyebab dan gejala berbeda, antara lain:
Jenis gondok hipertiroid.
Kondisi ini terjadi karena kelenjar tiroid terlalu aktif menghasilkan hormon sehingga jumlah yang beredar di dalam darah menjadi berlebih.
Penyebab penyakit gondok jenis hipertiroid bisa dikarenakan penyakit Graves, kondisi TSH (thyroid stimulating hormone), tiroiditis (peradangan kelenjar tiroid) dan konsumsi yodium berlebih.
Gejala jenis gondok hipertiroid yang muncul:
- Keringat berlebihan.
- Berat badan menurun.
- Gemetaran, gelisah, dan mudah lelah.
- Jantung sering berdebar.
- Kurang konsentrasi.
- Tidak toleran terhadap panas.
- Mata melotot (seperti mau keluar).
- Tremor (getaran anggota tubuh tanpa disadari).
- Menstruasi tidak teratur atau sedikit.
Jenis gondok hipotiroid.
Kondisi ini terjadi karena kelenjar tiroid memproduksi hormon dalam jumlah sedikit atau rendah.
Penyebab penyakit gondok jenis hipotiroid bisa karena penyakit hipofisis, konsumsi obat-obatan tertentu, penghancuran tiroid dan kekurangan yodium berat.
Gejala jenis gondok hipotiroid yang muncul:
- Depresi dan mudah kelelahan.
- Tidak toleransi terhadap dingin.
- Kulit kering dan rambut rontok.
- Tingkat kolesterol meningkat.
- Denyut jantung menurun.
- Kurang konsentrasi dan emosi tidak stabil.
- Rasa sakit/nyeri yang samar-samar.
2. Penyakit Gondongan
Jika tadi sudah mengetahui apa itu penyakit gondok, maka kali ini Indozone akan memberi ulasan singkat tentang penyakit gondongan.
Sebagian besar masyarakat mungkin menganggap bahwa gondok dan gondongan merupakan penyakit yang sama, padahal sebenarnya berbeda.
Dalam istilah medis, gondongan disebut penyakit parotitis epidemika. Jenis penyakit ini dipicu oleh infeksi virus dan bisa menular.
Penularannya bisa lewat udara maupun kontak langsung dengan penderita gondongan. Daya tular gondongan akan menurun dengan sendirinya jika pembengkakan mulai mereda.
Penderita penyakit gondongan tidak terbatas pada kategori usia tertentu. Artinya, gondongan dapat dialami orang dari berbagai kelompok umur.
Dilihat dari gejalanya, gondongan hampir mirip dengan gejala flu (flu like syndrome), seperti demam, nyeri otot, dan pusing.
Selain gejala umum di atas, gondongan biasanya menyebabkan pembengkakan dan nyeri pada kelenjar air ludah (parotis) ditandai dengan pipi bengkak.
Dalam beberapa kasus, gejala gondongan pada seseorang baru akan muncul 14-25 hari sejak terinfeksi virus.
Untuk diketahui, penyakit gondongan bisa sembuh sendiri selama si penderita terus meningkatkan daya tahan tubuh. Jika sistem imun lemah, maka gondongan akan lebih lama sembuh.
Pengobatan gondongan pada anak dapat dicegah dengan memberi imunisasi MMR (measles, mumps, rubella).
Imunisasi atau vaksin bisa diberikan dua kali, yaitu saat anak berusia 15-18 tahun dan ketika anak berumur 5 tahun.
Nah, itulah tadi perbedaan penyakit gondok dan gondongan, mulai dari gejala, penyebab, hingga pencegahannya yang #KAMUHARUSTAU.
Semoga tulisan ini bermanfaat. Baca juga artikel menarik lainnya hanya di INDOZONE.
Artikel Menarik Lainnya:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: