Difabel atau disabilitas adalah istilah yang meliputi gangguan, keterbatasan aktivitas, dan pembatasan partisipasi. Istilah difabel sendiri memiliki makna yang agak berlainan.
Gangguan difabel adalah sebuah masalah pada fungsi tubuh atau strukturnya; suatu pembatasan kegiatan adalah kesulitan yang dihadapi oleh individu dalam melaksanakan tugas atau tindakan, sedangkan pembatasan partisipasi merupakan masalah yang dialami oleh individu dalam keterlibatan dalam situasi kehidupan.
Maka dari itu, disabilitas adalah sebuah fenomena kompleks yang mencerminkan interaksi antara ciri tubuh seseorang dan ciri dari masyarakat tempat dia tinggal.
Penyandang disabilitas memiliki rintangan dan hambatan baginya untuk melakukan secara selayaknya, yang terdiri dari penyandang cacat fisik, cacat mental, serta fisik dan mental. Oleh karena itu, mari kita mengenal salah satu disabilitas fisik tunarungu dan menghindari diskriminasi terhadapnya.
Mengenal Tunarungu
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) tunarungu artinya rusak pendengaran dan dianggap lebih baik, halus, sopan, dan formal sedangkan Tuli tidak dapat mendengar karena rusak pendengarannya dan terkesan lebih kasar.
Namun, secara penulisan, Tuli dengan huruf kapital (T) menurut komunitas Tuli sendiri dipandang lebih sopan dan mereka lebih nyaman dipanggil dengan sapaan Tuli dibandingkan dengan tunarungu.
Sapaan Tuli juga menunjukkan bahwa identitas orang Tuli sebagai sebuah kelompok masyarakat yang mempunyai identitas, memiliki bahasa, dan budayanya tersendiri.
Sedangkan tunarungu dianggap sebagai sebuah keharusan untuk mengoptimalkan kemampuan pendengarannya dengan berbagai cara agar menyerupai orang-orang yang dapat mendengar.
Kebanyakan orang menganggap bahwa Tuli dan tunarungu memiliki kesamaan makna. Padahal pada kenyataannya kedua istilah tersebut memiliki perbedaan. Mereka menjadikan bahasa isyarat sebagai bahasa komunikasi. Meskipun demikian, tidak semua orang Tuli memiliki kemampuan berkomunikasi yang sama.
Ada yang hanya bisa menggunakan oral saja untuk berkomunikasi, ada yang hanya bisa menggunakan isyarat saja, ada pula yang bisa kedua-duanya, bahkan ada juga yang tidak bisa kedua-duanya (karena mereka tidak pernah sekolah).
Baca juga: Bukit di Selandia Baru ini Punya Nama yang Terlalu Panjang, Bikin Pendatang Susah Membaca
Tiga Jenis Tuli Menurut Kedokteran
Berdasarkan penjelasan kedokteran, ada beberapa jenis tuli, pertama Gangguan Dengar Konduktif adalah gangguan dengar yang disebabkan kelainan di telinga bagian luar dan/atau telingabagian tengah, sedangkan saraf pendengarannya masih baik, dapat terjadi pada orang dengan infeksi telinga tengah, infeksi telinga luar atau adanya serumen di liang telinga.
Kedua, Gangguan Dengar Saraf atau Sensorineural yaitu gangguan dengar akibat kerusakan sarafpendengaran, meskipun tidak ada gangguan di telinga bagian luar atau tengah.
Terakhir, Gangguan Dengar Campuran yaitu gangguan yang merupakan campuran kedua jenis gangguan dengar di atas, selain mengalami kelainan di telinga bagian luar dan tengah juga mengalami gangguan pada saraf pendengaran.
Cara Menghilangkan Diskriminasi Terhadap Tunarungu
Ada beberapa cara yang sarankan penulis untuk menghindari terjadinya diskriminasi terhadap penyandang tunarungu, seperti membantu mereka memahami kekurangan sebagai bentuk keistimewaan, mendukung para penyandang disabilitas agar tidak merasa rendah diri (inferiority complex) karena kekurangan.
Selain itu, melakukan pendekatan Destigmatisasi sebagai cara pendekatan untuk tidak memberikan stigma dan bergiat menghilangkan stigma yang diberikan kepada penyandang cacat.
Melakukan pendekatan Deisolasi untuk menghindari kegiatan yang akan mengisolasi penyandang cacat dari lingkungnya. Sehingga mereka dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.
Kemudian melakukan pendekatan Diversifikasi, untuk meningkatkan mentalitas kemandirian penyandang cacat, sehingga mereka mampu hidup dan mengembangkan potensi yang dimiliki serta menghindari ketergantungan peran orang lain.
Artikel Menarik Lainnya:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: