Ada beberapa gangguan pencernaan sering dialami oleh pria dan wanita, salah satu yang paling kronis yaitu penyakit refluks gastroesofagus (GERD).
Di Indonesia, penyakit ini lebih dikenal dengan sebutan asam lambung dan termasuk penyakit yang cukup umum ditemui.
Penyakit refluks gastroesofagus terjadi ketika tingkat keasaman pada lambung tinggi tetapi otot katup (sfingter) tidak dapat menutup dengan sempurna.
Akibatnya, asam lambung kembali naik ke bagian kerongkongan dan menimbulkan gejala yang mengganggu.
Agar lebih mudah memahami penyakit refluks gastroesofagus (GERD), simak ulasan Indozone mengenai penyebab, gejala, dan cara mengobati asam lambung.
Penyakit Refluks Gastroesofagus
Penyakit refluks gastroesofagus atau gastroesophageal reflux disease (GERD) adalah kondisi naiknya asam lambung (refluks) ke kerongkongan (esofagus).
Hal ini disebabkan karena melemahnya otot sfingter esofagus yang bertugas menutup jalur masuk ke lambung.
Sehingga makanan dan cairan asam lambung yang harusnya dicerna, kembali mengalir ke kerongkongan.
Ketika sampai di kerongkongan, asam dari lambung tersebut menimbulkan sensasi panas atau terbakar pada dada.
Biasanya, penyakit GERD digolongkan ringan jika hanya terjadi sebanyak 2-3 kali dalam satu minggu.
Namun, jika penyakit ini kambuh hampir setiap minggu, maka kondisi GERD sudah termasuk berat.
Penyebab Refluks Gastroesofagus
Penyebab penyakit refluks gastroesofagus (GERD) pada dasarnya adalah melemahnya katup sfingter, sehingga asam pada lambung kembali naik ke kerongkongan.
Namun, ada sejumlah penyebab GERD yang dapat memperparah kondisi refluks gastroesofagus, antara lain:
- Sering mengonsumsi makanan pedas, asam, dan berminyak
- Gaya hidup tidak sehat seperti merokok, minum alkohol, dan minum kopi
- Makan tidak teratur dengan porsi yang besar
- Kelebihan berat badan
- Berbaring atau tidur setelah makan
- Pertambahan usia
- Konsumsi obat-obatan seperti aspirin
- Penderita penyakit tertentu, misalnya asma, diabetes, dan sindrom hernia perut
- Kehamilan
Gejala Refluks Gastroesofagus
Gejala yang ditimbulkan oleh penyakit refluks gastroesofagus (GERD), sebenarnya berbeda dengan gejala gangguan pencernaan lainnya seperti maag.
Sebab, pada penyakit GERD, asam lambung telah naik ke kerongkongan, sehingga menimbulkan sensasi terbakar di area dada (heartburn).
Sementara itu, produksi asam lambung pada penyakit maag lebih menyebabkan kerusakan pada dinding lambung.
Mengutip dari Healthline, berikut ini beberapa gejala GERD yang paling banyak ditemukan pada penderita refluks gastroesofagus:
- Nyeri di dada atau bagian ulu hati (heratburn)
- Makanan terasa naik dari dalam perut ke mulut
- Kesulitan menelan karena merasa ada makanan yang mengganjal
- Tenggorokan perih
- Perut menjadi kembung
- Adanya bau tidak sedap pada napas
- Suara mendadak serak atau parau
- Bagian belakang mulut terasa asam dan pahit
- Lebih banyak mengeluarkan sendawa
- Batuk dan sesak napas
- Rasa mual hingga muntah
- Gigi mengalami kerusakan akibat asam lambung
Cara Mengobati Refluks Gastroesofagus
Penyakit refluks gastroesofagus dengan gejala ringan dapat segera diatasi dengan mengonsumsi obat-obatan dan mengatur pola hidup sehat.
Adapun beberapa cara mengobati refluks gastroesofagus dari perawatan rumahan hingga pengobatan medis yaitu sebagai berikut:
1. Minum air jahe
Jahe bersifat antiinflamasi yang mampu mengurangi produksi asam lambung berlebih.
Selain itu, jahe juga bisa menenangkan perut karena mengatasi mual dan kembung akibat asam lambung.
- Ambil beberapa potong jahe lalu iris.
- Seduh irisan jahe dengan air panas, biarkan beberapa menit, lalu minum.
2. Konsumsi baking soda
Berdasarkan penelitian Harvard Medical School, baking soda mampu mengatasi nyeri dada yang disebabkan oleh asam lambung.
Hal ini karena baking soda bersifat basa yang dapat menetralkan asam pada lambung. Caranya pun sangat mudah, yaitu:
- Tuangkan 1/2 hingga 1 sendok teh baking soda.
- Campurkan dengan segelas air lalu aduk merata, dan minum.
3. Minum jus lidah buaya
Menurut University of Texas Medical Branch, lidah buaya mampu meredakan peradangan di kerongkongan dan lambung.
Namun, sebaiknya lidah buaya yang dijadikan jus telah dihilangkan warnanya terlebih dahulu untuk mencegah efek samping berupa diare.
- Ambil beberapa batang tanaman lidah buaya kemudian keluarkan gelnya.
- Olah menjadi jus dan minum 1/2 gelas sebelum makan.
4. Makan teratur dengan porsi kecil
Dengan pola makan teratur, kamu bisa mencegah timbulnya asam lambung. Karena itu, usahakan memiliki jam makan yang sama setiap hari.
Makan dengan porsi besar bisa memicu refluks. Cobalah untuk makan dengan porsi sedikit, namun lebih sering.
Setelah makan, berikan jeda minimal 2-3 jam sebelum berbaring atau tidur, untuk mencegah makanan naik lagi ke kerongkongan.
5. Hindari makanan dan minuman pemicu
Penyebab asam lambung naik dan menyebabkan GERD yang paling utama adalah asupan makanan yang bisa memicu asam lambung, antara lain:
- Gorengan
- Cokelat
- Kafein
- Alkohol
- Susu
- Bawang
- Cabai
- Buah-buahan asam
6. Berhenti merokok
Rokok mengandung berbagai zat kimia berbahaya yang memicu perut memproduksi asam lebih banyak, sehingga memperparah asam lambung.
Selain itu, rokok juga bisa mengurangi terbentuknya air liur yang berfungsi untuk menetralkan asam lambung.
7. Konsumsi obat-obatan
Selain menggunakan bahan-bahan alami, kamu juga bisa meredakan refluks gastroesofagus dengan obat-obatan.
Beberapa obat GERD paling ampuh di antaranya yaitu antasida seperti Mylanta, Rolaids, Tums, Malox, Gaviscon, dan Gelusil.
Penghambat reseptor H2 (H-2 receptor blockers) seperti Ranitidine, Famotidine, dan Cimetidine juga bisa jadi pilihan untuk mengatasi GERD.
Lansoprazole dan omeprazole yang tergolong ke dalam proton pump inhibitors (PPI), dapat dibeli tanpa resep dokter untuk meredakan GERD.
8. Tindakan operasi
Apabila penyakit refluks gastroesofagus tak kunjung membaik meski sudah mengonsumsi obat-obatan, maka tindakan operasi adalah pilihan terakhir.
Terdapat sejumlah jenis operasi yang dapat dilakukan untuk mengatasi penyakit GERD, antara lain:
- Fundoplication: tindakan mengencangkan otot pada katup kerongkongan menggunakan alat laparoskop, untuk mencegah asam lambung naik kembali.
- Endoskopi: prosedur medis dengan memasukkan alat endoskop untuk memperkuat otot-otot sfingter yang lemah, agar dapat menutup lagi.
- LINX: prosedur pemasangan cincin pada perbatasan organ lambung dan kerongkongan, agar katup kerongkongan tidak mudah terbuka.
Itulah penjelasan mengenai penyakit refluks gastroesofagus (GERD) termasuk gejala, penyebab, dan cara mengobatinya. Semoga bermanfaat, ya!
Artikel Menarik Lainnya:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: