Lama tak terdengar kabarnya, komedian Kiwil ternyata sedang terbaring sakit. Pria 49 tahun tersebut kini dirawat di salah satu rumah sakit di Jakarta.
Menurut sang istri Venti Figianti, kondisi Kiwil cukup memprihatinkan. Tubuhnya lemas tak berdaya lantaran digerogoti banyak virus.
Bahkan untuk urusan buang air saja Kiwil sudah tidak bisa.
"Mas Kiwil sudah nggak bisa ngapa-ngapain. Maaf istilahnya ke kamar mandi pun sudah nggak bisa. Semua pup di celana, sudah nggak bisa sendiri," ucapnya Venti seperti dikutip dari kanal YouTube Starpro Indonesia, Senin (23/5/2022).
Venti menjelaskan suaminya sempat diduga terkena demam berdarah. Namun setelah menjalani pemeriksaan, ternyata mengalami infeksi.
"Abang awalnya sakit mengarah ke DBD, udah seminggu, udah diperiksa alhamdulillah gak ada DBD, tapi infeksi dan radang," sambunya.
Infeksi yang dialami Kiwil juga cukup parah hingga proses penyembuhannya memakan waktu yang lama karena virus harus dihilangkan satu per satu.
"Infeksi virus, virusnya banyak tapi bukan corona. Penyembuhannya juga satu-persatu mulai dari kaki, lambung, kemudian paru. Terus virus di radang diobati sembuh baru ngobatin yang kepala, gitu terus," beber Venti.
Lantas apa penyebab dan bagaimana gejala infeksi virus seperti yang dialami Komedian Kiwil?
Pengertian infeksi virus
Mengutip dari Hellosehat, infeksi virus merupakan kondisi saat virus masuk ke dalam tubuh, lalu memperbanyak diri sehingga menimbulkan penyakit.
Infeksi virus bisa menyerang berbagai bagian tubuh seperti sistem pernapasan, pencernaan, saraf atau kulit, tergantung dari jenis virus yang menginfeksi.
Virus sendiri adalah organisme mikroskopis (tidak bisa dilihat kasatmata) yang tersusun dari protein dan pelindung. Organisme ini bisa ditularkan.
Penularan virus dapat terjadi di antara manusia ataupun melalui kontak dengan hewan, benda, dan makanan yang terkontaminasi.
Baca juga: Kiwil Bangga Sering Dicemburui Istri: Kharisma Orang Ganteng Nggak Bakal Hilang
Penyakit akibat virus bisa menimbulkan gejala yang berbeda-beda tergantung jenis virus dan organ tubuh yang terkena.
Penyebab infeksi virus
Infeksi virus berlangsung ketika virus berhasil memperbanyak diri sehingga menimbulkan gangguan.
Saat virus masuk ke dalam tubuh, virus tidak langsung memperbanyak diri tetapi akan membunuh, merusak, atau mengubah struktur sel-sel sehat di dalam tubuh terlebih dulu dan menginvasi sel tersebut untuk dijadikan inangnya.
Hal ini dikarenakan virus tidak dapat bertahan hidup tanpa bantuan dari sel-sel pada tubuh makhluk hidup.
Menurut U.S. National Library of Medicine, keluhan akan muncul ketika virus mulai merusak sel-sel di dalam tubuh sampai akhirnya memperbanyak diri.
Gejala infeksi virus
Menurut Central of Disease Control (CDC), demam menjadi respon tubuh yang paling umum saat terinfeksi virus. Adapun gejala lain yang kerap dialami seperti nyeri pada otot dan sendi serta kelelahan.
Agar lebih jelas berikut macam-macam gejala yang bisa ditimbulkan akibat infeksi virus:
- Demam
- Nyeri otot dan sendi (pegal linu)
- Tubuh lemas atau kelelahan
- Sakit kepala
- Bersin
- Hidung berair
- Batuk
- Mual dan Muntah
- Sakit perut
- Diare
- Nafsu makan berkurang
- Ruam kulit
- Kulit dan selaput mata menguning
- Warna urin menggelap
- Bengkak pada bagian tubuh yang terinfeksi
- Perdarahan pada bagian tubuh yang terinfeksi
Lama periode berlangsungnya gejala juga bisa berbeda-beda tergantung dengan jenis virus dan organ yang terdampak. Gejala juga belum tentu selalu muncul. Artinya, respons imun tubuh cukup kuat untuk mengatasi virus tersebut.
Pengobatan infeksi virus
Obat yang paling efektif mengatasi infeksi virus adalah jenis antiviral atau antivirus yang memiliki kemampuan untuk mencegah perkembangan infeksi. Antibiotik adalah obat untuk bakteri yang tidak akan ampuh untuk menghilangkan virus dari tubuh.
Namun, infeksi yang memunculkan gejala ringan biasanya tidak perlu mendapatkan pengobatan intensif. Pasalnya, beberapa penyakit yang disebabkan oleh virus, seperti pilek, hepatitis A, atau cacar air memiliki sifat self-limited diseases. Artinya, penyakit itu bisa sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan khusus.
Tetapi bila kondisi tubuh semakin parah, sebaiknya pasien langsung segera mendapat penanganan medis dari rumah sakit ataupun fasilitas kesehatan terdekat.
Artikel Menarik Lainnya:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: