Rabu, 22 FEBRUARI 2023 • 05:15 WIB

Waspada! Masa Inkubasi Virus Marburg Bisa Capai 21 Hari, Begini Gejalanya

Author

Ilustrasi virus Marburg (Freepik/kjpargeter)

Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengungkapkan, masa inkubasi virus Marburg dari terpapar hingga muncul gejala bisa mencapai dua sampai dengan 21 hari.

Kasie Surveilans dan Imunisasi Dinkes DKI Jakarta, Ngabila Salama mengatakan, tingkat kematian dari penyakit ini mencapai 90 persen.

"Virus Marburg adalah demam berdarah yang disebabkan oleh virus yang satu famili dengan virus Ebola. Penyakit ini memiliki tingkat kematian sangat tinggi mencapai 90 persen," katanya, dikutip dari Antara, Rabu (22/2/2023).

Baca juga: Berpotensi Pandemi, Ini Gejala Penyakit Virus Marburg yang Mirip dengan Ebola

Ngabila mengatakan, virus itu berasal dari kelelawar buah jenis Rousettus aegyptiacus yang diperkirakan jadi inang reservoir alamiah dari virus Marburg.

Potensi penularan dari hewan ke manusia bisa terjadi melalui kontak air liur, tinja dan urin dari hewan yang telah terinfeksi.

Ilustrasi virus Marburg (Freepik)

Gejala virus Marburg bisa muncul secara tiba-tiba seperti demam tinggi, sakit kepala parah, lemah, letih, lesu, dan nyeri otot. Di hari ketiga, orang tersebut bisa mengalami diare berair yang parah, nyeri perut, kram, mual, muntah darah, diare dapat bertahan selama seminggu.

"Selain itu, pada fase ini seseorang dapat terlihat memiliki mata cekung. Pada 2-7 hari setelah awal gejala, ruam yang tidak gatal dapat timbul," katanya.

Baca juga: Angka Kematian Virus Marburg Mencapai 88 Persen, Menkes: Di Indonesia Belum Ada

Di hari kelima hingga ketujuh, gejala yang muncul berupa pendarahan di bagian hidung, gusi dan vagina serta dapat keluar melalui muntah dan feses.

Selama fase penyakit yang berat, pasien mengalami demam tinggi, dan gangguan pada sistem saraf pusat, sehingga dapat mengalami kebingungan dan mudah marah.

Orkritis (radang testis) terkadang muncul di fase akhir penyakit (15 hari). Dalam kasus yang fatal, kematian paling sering terjadi di hari ke-8 setelah timbulnya gejala. Biasanya didahului oleh kehilangan banyak darah.

"Pada beberapa kasus, virus Marburg dapat bertahan pada tubuh manusia setelah sembuh dari penyakit virus Marburg, terutama pada testis dan di dalam mata," imbuhnya.

"Pada perempuan yang sedang dalam keadaan hamil, virus Marburg dapat bertahan di plasenta, cairan amniotik, dan fetus. Sedangkan pada perempuan yang sedang menyusui, virus Marburg dapat bertahan di air susu ibu (ASI),” jelasnya.

Sejauh ini, belum ditemukan kasus penyakit Marburg di Indonesia. Namun, sejak tahun 1967 sampai hari ini, sebanyak 593 kasus sudah terkonfirmasi di seluruh dunia.

Sementara pada masa kini, wabah penyakit virus Marburg sedang terjadi di negara Guinea Khatulistiwa sejak 7 Februari 2023. Terhitung hingga 13 Februari 2023, telah dilaporkan sebanyak satu kasus konfirmasi, 16 kasus suspek, dan sembilan kematian.

Lebih lanjut Ngabila mengatakan, virus Marburg bisa diperiksa melalui pemeriksaan darah antibody-capture enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA), tes deteksi antigen-capture, serum neutralization, reverse-trancriptase polymerase chain reaction (RT-PCR), electron microcopy, dan isolasi virus dengan kultur sel.

Kendati begitu, dia mengimbau masyarakat untuk mengurangi kontak dengan kelelawar reservoir virus Marburg. Apabila seseorang harus mengunjungi area habitat kelelawar tersebut, maka dapat menggunakan sarung tangan dan alat pelindung lainnya seperti masker.

Selain itu, masyarakat diharapkan mengonsumsi daging secara matang, menghindari kontak dengan orang yang dicurigai atau terinfeksi termasuk cairan tubuhnya dan cuci tangan secara rutin. Jika bisa, menunda perjalanan pada wilayah yang terjadi wabah.

Artikel Menarik Lainnya:

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

TERPOPULER
TAG POPULER
BERITA TERBARU
Tentang Kami Redaksi Info Iklan Kontak Pedoman Media Siber Kode Etik Jurnalistik Pedoman AI dari Dewan Pers Karir