Fenomena Transabled: Ketika Orang Sehat Merasa Dirinya Cacat, Cerita Identitas Tubuh yang Kontroversial
INDOZONE.ID - Bila transeksual adalah orang dengan gender pria merasa ia adalah seorang wanita aua sebaliknya, maka tranabled lebih kontroversial lagi. Bayangkan jika Anda merasa tubuh Anda yang sehat tidak sesuai dengan identitas diri yang sejati dan merasa dirinya seharusnya cacat.
Ibarat kata, ada orang yang bisa melihat, tapi merasa identitas dirinya adalah orang buta.
Fenomena ini, yang menimbulkan perdebatan sengit di berbagai kalangan, mengundang kita untuk memahami lebih dalam tentang identitas tubuh dan kompleksitas psikologis di baliknya.
Apa sebenarnya transabled itu? Mengapa orang merasakan keinginan ini? Mari kita eksplorasi lebih lanjut seperti yang dikutip dari KamiBijak.
Apa Itu Transabled?
Transabled adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan individu yang merasa bahwa mereka seharusnya memiliki suatu kondisi cacat meskipun tubuh mereka sebenarnya sehat.
Baca Juga: Kisah Gadis Punya Jempol Raksasa Gara-gara Idap Cacat Langka, Susah Jalan dan Tak Bisa Pakai Sepatu
Keinginan ini bisa berupa kehilangan penglihatan, pendengaran, atau bahkan anggota tubuh. Bagi individu transabled, hidup dengan kondisi cacat dirasa lebih mencerminkan identitas diri mereka yang sebenarnya.
Penyebab dan Teori
Beberapa ahli berpendapat bahwa keinginan ini mungkin disebabkan oleh Body Integrity Identity Disorder (BIID), sebuah kondisi di mana seseorang merasa bahwa bagian tubuh tertentu tidak seharusnya menjadi bagian dari diri mereka.
Faktor psikologis dan neurologis juga diduga berperan dalam fenomena ini, meskipun penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memahami sepenuhnya penyebabnya.
Kontroversi dan Debat
Fenomena transabled menimbulkan kontroversi yang signifikan. Banyak yang menganggapnya sebagai gangguan mental yang memerlukan perawatan, sementara yang lain memandangnya sebagai bagian sah dari identitas diri.
Ada kekhawatiran bahwa hal ini dapat merusak upaya advokasi bagi individu dengan disabilitas sejati, dan juga menimbulkan pertanyaan etis tentang intervensi medis untuk memenuhi keinginan tersebut.
Baca Juga: Mari Mulai Mengenal Tunarungu dan Cara Menghilangkan Diskriminasi Terhadap Difabel
Tantangan yang Dihadapi
Individu transabled sering kali menghadapi stigma dan penolakan dari masyarakat. Mereka merasa terisolasi dan sulit menemukan dukungan yang memadai.
Meskipun terapi dan konseling psikologis dapat membantu sebagian orang, banyak individu transabled yang merasa tidak terbantu oleh metode ini dan terus merasakan keinginan kuat untuk menjadi cacat.
Kesimpulan
Transabled adalah fenomena kompleks yang memerlukan lebih banyak penelitian dan pemahaman dari berbagai perspektif. Meskipun menghadapi banyak tantangan, penting untuk mendekati isu ini dengan empati dan keterbukaan, serta mencari cara untuk memberikan dukungan yang dibutuhkan bagi mereka yang terpengaruh oleh kondisi ini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Kamibijak.com