INDOZONE.ID - Pneumonia adalah infeksi akut pada paru-paru yang menyebabkan batuk, demam, menggigil, nyeri otot, dan kesulitan bernapas bagi penderitanya.
Penyakit ini telah dikenal sejak zaman Yunani kuno dan masih menjadi masalah medis serius di seluruh dunia hingga saat ini.
Berikut sejarah singkat penyakit pneumonia dan perkembangan vaksinnya.
1. Sejarah Penyakit Pneumonia
Pneumonia adalah infeksi akut pada paru-paru yang menyebabkan batuk, demam, menggigil, nyeri otot, dan kesulitan bernapas bagi penderitanya.
Infeksi pneumonia telah dikenal sepanjang sejarah manusia, dengan catatan penyakit ini muncul sejak peradaban Yunani kuno.
Meskipun sudah lama dikenal, pneumonia tetap menjadi masalah medis serius di seluruh dunia.
Setiap tahunnya, lebih dari 1,5 juta anak meninggal akibat pneumonia dan sebagian besar di negara-negara berkembang.
2. Sejarah Penemuan Bakteri Streptococcus Pneumoniae, Penyebab Pneumonia
Bakteri Streptococcus pneumoniae adalah salah satu penyebab utama pneumonia di seluruh dunia.
Bakteri ini ditemukan pada tahun 1881 oleh dua ahli mikrobiologi, Louis Pasteur dari Prancis dan George Sternberg dari Amerika.
Keduanya secara terpisah menemukan bakteri berbentuk lensa dalam air liur.
Mereka menyuntikkan air liur tersebut ke dalam kelinci dan berhasil mengisolasi bakteri berbentuk oval yang muncul berpasangan, yang kemudian diketahui sebagai penyebab infeksi pneumonia pada manusia.
Pengembangan Teknik Pewarnaan Gram
Pada akhir tahun 1800-an, seorang peneliti bernama Christian Gram menggunakan Streptococcus pneumoniae untuk mengembangkan teknik pewarnaan dinding sel, yang sekarang dikenal sebagai pewarnaan Gram.
Teknik ini membantu mengidentifikasi bakteri tersebut sebagai gram positif. Penelitian lanjutan di awal 1900-an menunjukkan bagaimana struktur fisik bakteri mempengaruhi interaksinya dengan sistem kekebalan tubuh.
Lapisan Pelindung Bakteri
Dinding sel Streptococcus pneumoniae dilindungi oleh lapisan tebal polisakarida, yang membuatnya lebih sulit untuk dihancurkan oleh sistem kekebalan tubuh.
Lapisan ini meningkatkan kemampuan bakteri untuk penyebab penyakit dan membatasi cara tubuh melawan infeksi.
Pentingnya Penelitian Antibodi
Pada tahun 1923, dua ilmuwan bernama Heidelberger dan Avery, melakukan studi penting yang memperdalam pemahaman kita tentang bagaimana sistem kekebalan tubuh memproduksi antibodi untuk melawan bakteri.
Penelitian mereka menunjukkan bahwa bakteri yang dilindungi oleh lapisan tebal ini hanya bisa dihancurkan oleh antibodi yang diproduksi oleh sel B, menyoroti pentingnya kekebalan antibodi dalam melawan infeksi pneumonia.
3. Sejarah Singkat Pengobatan Pneumonia
Selama akhir 1800-an dan awal 1900-an, pneumonia adalah penyebab utama kematian akibat penyakit menular dan menjadi penyebab kematian ketiga secara keseluruhan.
Mengobati pasien pneumonia menjadi perhatian utama bidang kesehatan. Pada masa itu, banyak kuman penyebab penyakit ditemukan.
Kemudian, ada teknik baru yang disebut terapi antiserum yang mulai digunakan. Pada tahun 1913, terapi serum anti-pneumokokus, jika diberikan pada tahap awal penyakit, mampu mengurangi angka kematian dari 25% menjadi 7,5%.
Namun, metode ini lambat, mahal, dan memakan waktu lama. Pada tahun 1930-an, obat antibakteri pertama, sulfapiridin, diperkenalkan.
Meskipun sulfapiridin terkenal ketika digunakan untuk mengobati pneumonia bakteri Winston Churchill pada tahun 1942, obat ini cepat ditinggalkan setelah ditemukannya antibiotik penisilin pada awal 1940-an.
Penggunaan antibiotik sebagai cara pengobatan pneumonia terus berlanjut sepanjang 1900-an.
Namun, penggunaan antibiotik yang berlebihan menyebabkan munculnya bakteri Streptococcus pneumoniae yang kebal terhadap penisilin, yang menjadi perhatian besar bagi komunitas medis.
Saat ini, banyak kuman penyebab pneumonia, terutama yang ditemukan di rumah sakit, kebal terhadap semua antibiotik kecuali yang paling kuat.
4. Perkembangan Vaksin Pneumonia
Vaksin pertama untuk melindungi dari pneumonia bakteri, dikembangkan pada tahun 1977 dan disebut vaksin polisakarida pneumokokus (PPV).
Sayangnya, vaksin ini hanya melindungi dari beberapa jenis bakteri Streptococcus pneumoniae.
Pada tahun 2000, muncul vaksin baru yang disebut vaksin konjugat pneumokokus (PCV) yang memberikan perlindungan lebih luas, termasuk terhadap jenis bakteri yang resisten terhadap antibiotik.
Saat ini, hampir semua anak di negara maju mendapatkan vaksin PCV. Selain itu, ada upaya global untuk meningkatkan tingkat vaksinasi di seluruh dunia dan menurunkan angka kematian anak.
Sebagai contoh, Tujuan Pembangunan Milenium 4 (MDG4) dari Organisasi Kesehatan Dunia berusaha mengurangi angka kematian anak di bawah usia lima tahun, sebanyak dua pertiga antara tahun 1990 hingga 2015.
Demikian beberapa penjelasan mengenai sejarah singkat penyakit pneumonia dan perkembangan vaksinnya.
Pneumonia telah menjadi masalah kesehatan yang serius selama berabad-abad. Dari penemuan bakteri penyebab hingga pengembangan vaksin, banyak kemajuan telah dicapai dalam melawan penyakit ini.
Namun, tantangan tetap ada, terutama dengan munculnya bakteri yang kebal terhadap antibiotik.
Dengan meningkatkan vaksinasi dan pemahaman tentang pneumonia, kita bisa mengurangi dampak penyakit ini di seluruh dunia.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: News-medical.net