INDOZONE.ID - Kehamilan dan menyusui adalah periode penting dalam kehidupan seorang wanita, dengan berbagai perubahan fisik yang signifikan. Tidak jarang wanita bertanya-tanya apakah aman untuk menjalani prosedur sedot lemak selama masa-masa ini.
Berikut beberapa penjelasan mengenai sedot lemak selama kehamilan dan menyusui, amankah?
Perubahan Tubuh Selama Kehamilan dan Menyusui
Sebelum membahas lebih jauh tentang keamanan sedot lemak selama kehamilan dan menyusui, penting untuk memahami perubahan fisik yang terjadi selama masa ini. Selama kehamilan, tubuh wanita mengalami peningkatan berat badan untuk pertumbuhan janin.
Hormon seperti estrogen dan progesteron yang meningkat menyebabkan penumpukan lemak di perut, pinggul, dan paha. Menyusui juga mempengaruhi komposisi tubuh karena membutuhkan energi dan nutrisi tambahan untuk produksi ASI.
Baca Juga: 5 Mitos dan Fakta Sedot Lemak, Benarkah Kulit Akan Menggelambir Setelahnya?
Risiko Sedot Lemak Selama Kehamilan
1. Kurangnya Penelitian tentang Tingkat Keamanan Sedot Lemak Selama Kehamilan
Salah satu alasan utama mengapa sedot lemak tidak dianjurkan selama kehamilan adalah kurangnya penelitian yang memadai mengenai keamanannya dalam tindakan ini.
Prioritas utama medis adalah kesehatan ibu dan bayi dan tanpa penelitian yang cukup, sulit untuk mengetahui risiko dan komplikasi yang mungkin timbul dari sedot lemak selama kehamilan.
2. Risiko Komplikasi yang Lebih Tinggi
Kehamilan sendiri sudah membawa risiko tertentu seperti perubahan sirkulasi darah, ketidakseimbangan hormon, dan peningkatan stres pada organ tubuh. Sedot lemak, sebagai prosedur bedah, memiliki risiko seperti infeksi, pendarahan dan reaksi buruk terhadap anestesi.
Kombinasi risiko ini dengan perubahan fisiologis selama kehamilan dapat meningkatkan kemungkinan komplikasi pada ibu hamil, jadi tidaklah aman bagi ibu hamil yang akan melakukan tindakan sedot lemak.
Dampak pada Perkembangan Janin
Sedot lemak menggunakan anestesi dan teknik bedah yang bisa mempengaruhi perkembangan janin. Anestesi bisa melintasi plasenta dan mempengaruhi sistem saraf pusat bayi, yang dapat menyebabkan masalah perkembangan. Stres yang dialami tubuh ibu selama sedot lemak juga bisa berdampak negatif pada kesehatan bayi.
Baca Juga: 9 Hal Penting yang Harus Diketahui Sebelum Sedot Lemak, Ternyata Tidak Menurunkan Berat Badan?
Risiko Sedot Lemak Selama Menyusui
1. Transfer Anestesi dan Obat-obatan
Jika sedot lemak dilakukan saat menyusui, ada risiko transfer agen anestesi dan obat-obatan melalui ASI kepada bayi. Zat-zat ini dapat membahayakan perkembangan bayi dan memiliki efek jangka panjang.
2. Dampak pada Produksi ASI
Sedot lemak melibatkan penghilangan sel lemak yang dapat mempengaruhi kemampuan tubuh untuk memproduksi ASI secara cukup. Menyusui adalah waktu penting untuk membentuk ikatan antara ibu dan bayi, dan gangguan dalam produksi ASI dapat berdampak negatif bagi keduanya.
3. Mengganggu Proses Penyembuhan dan Pemulihan
Sedot lemak adalah prosedur bedah yang membutuhkan waktu penyembuhan dan pemulihan. Selama masa-masa ini, ibu mungkin mengalami ketidaknyamanan, mobilitas terbatas dan keterbatasan fisik lainnya. Hal ini dapat mengganggu kemampuan ibu untuk merawat bayinya dengan optimal.
Rekomendasi Medis dan Panduan
Para profesional medis umumnya merekomendasikan untuk menunggu hingga setelah kehamilan dan menyusui sebelum menjalani sedot lemak. Organisasi seperti American Society of Plastic Surgeons (ASPS) dan lainnya menetapkan pedoman yang mengutamakan kesehatan ibu dan bayi.
Pedoman ini biasanya menyarankan untuk menunggu setidaknya enam bulan setelah berhenti menyusui sebelum menjalani sedot lemak. Waktu tunggu ini memberi tubuh kesempatan untuk stabil, kadar hormon untuk normal kembali dan ibu untuk pulih sepenuhnya dari tuntutan fisik selama kehamilan dan menyusui.
Penting untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis yang dapat menilai situasi dan kondisi kamu untuk memberikan rekomendasi yang dipersonalisasi. Mereka akan mempertimbangkan kesehatan kamu, area tubuh yang menjadi perhatian, dan waktu yang tepat untuk prosedur, sehingga keselamatan dan kesejahteraan kamu dan bayi tetap terjaga.
Mengutamakan Kesehatan Ibu Hamil dan Bayi
Meskipun keinginan untuk mengembalikan bentuk tubuh seperti sebelum hamil bisa dipahami, penting untuk mengutamakan kesehatan kamu dan bayi selama kehamilan dan menyusui.
Melakukan sedot lemak selama masa-masa ini dapat menyebabkan risiko dan komplikasi serius yang bisa berdampak jangka panjang.
Disarankan untuk fokus pada gaya hidup sehat, termasuk diet seimbang dan olahraga teratur, untuk secara bertahap mencapai bentuk tubuh yang diinginkan setelah kehamilan.
Selalu konsultasikan dengan penyedia layanan kesehatan anda untuk panduan tentang cara-cara yang aman dan efektif untuk mengatasi kekhawatiran tentang bentuk tubuh dan berat badan.
Jadi sedot lemak hamil dan menyusui sangatlah tidak aman dan berbahaya karena dapat menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan yang serius. Karena tindakan sedot lemak melibatkan penggunaan dari anestesi serta teknik bedah yang dapat mempengaruhi perkembangan janin dan bahaya dari transfer zat anestesi dari ASI ke bayi.
Selain itu, adanya perubahan fisiologis serta hormonal dari ibu hamil dapat meningkatkan risiko infeksi hingga pendarahan pada anestesi. Oleh karena itu, dokter biasanya akan menganjurkan untuk anda dapat menunggu hingga masa kehamilan dan menyusui selesai untuk memastikan kesehatan dan keselamatan ibu dan bayi.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Viveplasticsurgery.com