Jumat, 30 AGUSTUS 2024 • 12:20 WIB

Membentuk Anak Cerdas Sejak Dalam Kandungan, Harus Lakukan Ini untuk Cegah Cacat Tabung Saraf

Author

Ilustrasi ibu hamil. (Freepik/gpointstudio)

INDOZONE.ID - Anak adalah karunia yang luar biasa, dan sejak dalam kandungan, bayi sudah bisa merespon stimulasi yang diberikan oleh orang tua. Menurut Dr. Better Versi Paniroi, stimulasi ini dapat berbentuk komunikasi, sentuhan, atau bahkan mendengarkan musik.

Bayi sudah dapat merespon diskusi sejak usia kandungan 27 minggu. Penelitian menunjukkan bahwa stimulasi positif pada masa kehamilan berpengaruh baik terhadap perkembangan anak hingga usia 5 tahun.

Membentuk anak cerdas tidak hanya dimulai setelah kelahiran, tetapi bahkan sejak dalam kandungan. Sejak awal kehamilan, orang tua bisa memberikan stimulasi yang positif dan nutrisi yang tepat untuk mendukung perkembangan optimal janin.

Artikel ini akan membahas pentingnya stimulasi, peran nutrisi, pengaruh stres, serta persiapan kehamilan dalam menciptakan anak yang cerdas sejak dalam kandungan dari hasil media diskusi bersama dr. Better Versi Paniroi, Sp. O.G, Subsp. K.Fm. selaku dokter spesialis obstetri dan ginekologi subspesialis kedokteran fetomaternal RS Pondok Indah – Puri Indah pada Selasa (27/08/2024).

Baca Juga: Mengenal Pertusis, Penyakit Batuk 100 Hari yang Sangat Berbahaya Bagi Bayi dan Anak-anak

1. Komunikasi Sejak Dini dengan Bayi dalam Kandungan

Ilustrasi ibu hamil (Freepik)

Sejak dalam kandungan, bayi sudah dapat merespons stimulasi dari orang tua. Dr. Better Versi Paniroi menekankan pentingnya komunikasi dengan bayi sejak usia kandungan 27 minggu.

Bayi mampu merespons percakapan orang tua, musik, dan stimulasi verbal lainnya. Penelitian menunjukkan bahwa bayi yang distimulasi secara positif cenderung berkembang lebih baik hingga usia 5 tahun.

Komunikasi dan diskusi sederhana dengan bayi adalah cara efektif untuk mendukung perkembangan otak sejak dini.

2. Nutrisi untuk Perkembangan Optimal Janin

Ilustrasi ibu hamil melakukan USG (freepik)

Nutrisi selama kehamilan sangat penting untuk perkembangan otak dan neurokognitif janin. Nutrisi seperti protein, DHA, vitamin B, folat, dan zat besi sangat krusial.

Kekurangan nutrisi ini bisa menyebabkan berbagai gangguan seperti ADHD dan autisme. Asam folat, misalnya, penting untuk mencegah cacat tabung saraf pada janin yang menutup pada usia kehamilan 4-5 minggu.

Oleh karena itu, calon ibu disarankan untuk memulai suplementasi asam folat sebelum kehamilan untuk memastikan perkembangan janin yang optimal.

Baca Juga: 5 Tips Atasi Kecemasan Anak di Sekolah: Orang Tua Muda Wajib Tahu!

3. Pengaruh Stres dan Aktivitas Fisik

Ilustrasi ibu hamil (Freepik/tirachardz)

Stres yang tidak terkendali dapat meningkatkan produksi hormon yang berdampak negatif pada janin.

“Stres dapat meningkatkan kadar hormon tertentu dalam tubuh, yang berpotensi mengganggu keseimbangan hormonal secara keseluruhan. Tubuh manusia memiliki 12 jenis hormon yang saling berkaitan seperti jaring laba-laba. Kalau dicongkel, semua atau yang lainnya akan ngikut,” ujar dr. Better Versi Paniroi, Sp. O.G, Subsp. K.Fm. selaku dokter spesialis obstetri dan ginekologi subspesialis kedokteran fetomaternal RS Pondok Indah – Puri Indah.

Oleh karena itu, penting untuk menjaga keseimbangan fisik dan mental untuk memastikan semua hormon berfungsi dengan baik. Ini menunjukkan betapa pentingnya persiapan dari segi fisik dan mental, terutama dalam konteks kehamilan dan kesehatan umum.

Dr. Paniroi menyarankan ibu hamil untuk menjaga keseimbangan mental dan fisik dengan melakukan aktivitas fisik ringan dan berkomunikasi secara aktif dengan pasangan.

Aktivitas yang rutin dan sesuai dengan kebiasaan harian akan membantu menjaga kesehatan ibu dan janin.

4. Persiapan Kehamilan dan Kesehatan Ibu

Ilustrasi ibu hamil.

Persiapan kehamilan melibatkan kesiapan fisik, mental, dan spiritual. Dr. Paniroi menekankan bahwa persiapan matang dapat membantu ibu menjalani kehamilan dengan lebih baik dan mengurangi risiko komplikasi.

Pemeriksaan rutin dengan USG pada trimester kedua dan ketiga diperlukan untuk memantau perkembangan janin, termasuk pertumbuhan, posisi plasenta, dan jumlah cairan ketuban.

Membentuk anak cerdas sejak dalam kandungan membutuhkan kombinasi stimulasi yang tepat, nutrisi yang seimbang, kesehatan mental yang baik, dan persiapan yang matang.

Komunikasi dengan bayi, dukungan dari pasangan, serta konsultasi dengan tenaga medis merupakan kunci utama untuk memastikan perkembangan janin yang optimal. Dengan demikian, setiap langkah yang diambil selama kehamilan akan berkontribusi pada masa depan anak yang cerdas dan sehat.


Banner Z Creators.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Liputan Langsung