Restoran Cepat Saji di AS Hentikan Penggunaan Bawang setelah Wabah E. coli pada Menu McDonald's
INDOZONE.ID - Di Longmont, Colorado, sejumlah restoran cepat saji mulai menarik bawang segar dari menu mereka pada Kamis (24/10/2024), setelah bawang tersebut diduga menjadi sumber wabah E. coli yang terjadi di beberapa restoran McDonald's.
Wabah ini telah menyebabkan 49 orang sakit dan menelan satu korban jiwa.
Restaurant Brands International yang merupakan induk dari Burger King, pesaing McDonald's, serta Yum Brands, juga mengumumkan bahwa mereka menarik bawang segar dari menu mereka.
Menurut pernyataan dari juru bicara Burger King, sekitar lima persen gerai mereka telah menghapus bawang dari menu.
McDonald's menyatakan pada Kamis (24/10/2024), bahwa bawang yang mereka gunakan dipasok oleh Taylor Farms, dan saat ini bawang tersebut telah dihapus dari menu.
Taylor Farms belum memberikan pernyataan resmi. Menurut memo penarikan dari US Foods, salah satu distributor makanan terbesar di AS, Taylor Farms menarik beberapa batch bawang kuning yang diproduksi di pabrik mereka di Colorado.
Baca Juga: Benarkah Minum Alkohol Bisa Cegah Keracunan Makanan? Ini Faktanya
Sekitar lima persen gerai Burger King juga menerima pasokan bawang dari Taylor Farms, namun Burger King menyatakan bahwa mereka belum dihubungi oleh pihak berwenang terkait wabah ini, dan hingga saat ini belum ada laporan kasus penyakit.
Yum Brands, yang mengoperasikan KFC, Pizza Hut, dan Taco Bell, juga menarik bawang dari menu mereka sebagai langkah pencegahan.
Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) pada Kamis juga mengonfirmasi bahwa Taylor Farms adalah pemasok bawang untuk restoran McDonald's yang terdampak, dan perusahaan tersebut telah memulai penarikan secara sukarela.
"Pelanggan yang menerima bawang yang ditarik telah diinformasikan secara langsung," ujar juru bicara FDA kepada Reuters.
Beberapa distributor makanan besar, seperti US Foods dan Sysco Corp, juga telah memberi tahu pelanggan mereka terkait penarikan ini. Sysco telah menyampaikan instruksi penarikan bawang kepada beberapa lokasi mereka.
Departemen Pertanian AS (USDA) pada Rabu malam menyatakan bahwa bawang segar kemungkinan menjadi sumber utama wabah ini.
Wabah E. coli sebelumnya pernah mengakibatkan penurunan penjualan di restoran cepat saji besar, karena kekhawatiran pelanggan terhadap risiko kesehatan.
Saat ini, pihak-pihak terkait sedang menyelidiki apakah daging sapi yang digunakan McDonald's juga terdampak.
Namun, E. coli biasanya akan mati saat daging dimasak dengan benar, sementara menu Quarter Pounder McDonald's disajikan dengan bawang mentah.
McDonald's telah menarik menu Quarter Pounder dari sekitar 20 persen restorannya di AS, termasuk di negara bagian Colorado, Kansas, Utah, Wyoming, dan beberapa bagian Idaho, Iowa, Missouri, Montana, Nebraska, Nevada, New Mexico, dan Oklahoma.
"Kami diberi instruksi oleh kantor pusat untuk tidak menggunakan bawang untuk sementara waktu. Bawang telah dihapus dari menu kami," ujar Maria Gonzales, manajer yang sedang bertugas di salah satu restoran Burger King di Longmont, Colorado.
McDonald's belum memberikan tanggapan resmi terkait situasi ini.
Baca Juga: 1 Meninggal dan Puluhan Orang Keracunan Makanan karena Menu McDonald's di AS
Perusahaan tersebut bergerak cepat untuk menangani dampak dari insiden ini, sekaligus berusaha meyakinkan pelanggan bahwa mereka melakukan langkah-langkah yang diperlukan.
Langkah ini dianggap penting, mengingat wabah serupa di Chipotle Mexican Grill pada 2015 dan di Jack in the Box pada 1993 menyebabkan penurunan penjualan yang signifikan selama beberapa bulan.
David Tarantino, analis di Baird Equity Research, menurunkan peringkat saham McDonald's menjadi "netral" pada Rabu malam (23/10).
"Kami khawatir bahwa laporan wabah E. coli yang dikaitkan dengan restoran McDonald's di beberapa negara bagian dapat memengaruhi persepsi konsumen secara signifikan, yang pada akhirnya dapat menurunkan penjualan di AS," ujarnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Channelnewsasia.com