Selasa, 26 NOVEMBER 2024 • 16:00 WIB

Sering Alami Sulit Menelan dan Batuk di Malam Hari? Waspadai, Ini Pertanda Awal Penyakit Akalasia

Author

  Ilustrasi Penyakit Akalasia

INDOZONE.ID - Sering mengalami sulit menelan dan batuk di malam hari? Waspadai, bisa jadi kamu menderita penyakit Akalasia.

Akalasia adalah penyakit langka yang menyerang kerongkongan, saluran yang membawa makanan dari tenggorokan ke lambung. Akalasia membuat penderitanya kesulitan menelan.

Kerongkongan mempunyai otot yang berkontraksi untuk mendorong makanan ke dalam lambung.

Selanjutnya, cincin otot di ujung kerongkongan (esofagus) yang disebut Lower Esophageal Sphincter (LES), kemudian akan mengendur sehingga membuka jalan bagi makanan untuk masuk ke lambung.

Menurut National Health Service (NHS), pada orang yang menderita akalasia, otot-otot di kerongkongan tidak berkontraksi dengan baik, membuat cincin otot menjadi kaku sehingga tidak terbuka dengan baik atau tidak terbuka sama sekali.

Baca Juga: Waspada! Gerd Bisa Jadi Awal Risiko Munculnya Barrett's Esophagus

Hal ini menyebabkan mulut tersumbat dan makanan tidak dapat berpindah dengan baik dari mulut ke perut.

Meski penyebab pastinya belum diketahui, akalasia diduga disebabkan oleh penyakit autoimun, faktor genetik, penurunan fungsi saraf, dan infeksi virus.

Akalasia merupakan penyakit yang cukup langka.

Sekitar 1 dari 100.000 orang di Amerika Serikat menderita kondisi ini setiap tahunnya, menurut sebuah penelitian tahun 2021 yang diterbitkan di National Library of Medicine.

Saat ini, rasio tersebut berkisar antara 0,1 dan 1 per 100.000 orang di seluruh dunia.

Akalasia mempengaruhi semua jenis kelamin pada tingkat yang sama.

Gangguan ini jarang terjadi pada anak-anak. Kurang dari 5 persen anak-anak di bawah usia 16 tahun didiagnosis menderita akalasia.

Akalasia merupakan penyakit jangka panjang yang meningkatkan risiko terkena kanker kerongkongan.

Baca Juga: Memahami Uterus Didelphys, Kasus Kelainan Rahim yang Jarang Terjadi di Belahan Dunia

Sebab itu sangat penting untuk segera mendapatkan penanganan yang tepat, jika sudah merasakan gejalanya.

Berikut di bawah ini Indozone merangkum apa saja gejala-gejala dari penyakit langka itu.

Gejala Akalasia

Gejala Akalasia

Mengutip dari Mayo Clinic, gejala akalasia pada umumnya muncul secara bertahap dan memburuk seiring berjalannya waktu. Gejalanya dapat meliputi.

  1. Kesulitan menelan, disebut disfagia, yang mungkin terasa seperti makanan atau minuman tersangkut di tenggorokan.
  2. Makanan yang tertelan atau air liur mengalir kembali ke tenggorokan.
  3. Maag.
  4. Bersendawa.
  5. Nyeri dada yang datang dan pergi.
  6. Batuk di malam hari.
  7. Pneumonia akibat masuknya makanan ke paru-paru.
  8. Penurunan berat badan.
  9. Muntah.

Pengobatan dan Penanganan Akalasia

Pengobatan Penyakit Akalasia

Saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan akalasia, namun beberapa pengobatan dan perawatan dapat membantu mengurangi gejala dan mempermudah menelan, di antaranya.

1. Obat-obatan

Obat-obatan seperti nitrat dan nifedipine membantu mengendurkan otot-otot esofagus (kerongkongan).

Hal ini membuat menelan lebih mudah dan tidak terlalu menyakitkan bagi sebagian orang, namun obat tersebut tidak selalu berhasil untuk semua orang.

Sebab efeknya hanya bertahan sebentar, obat ini bisa digunakan untuk meredakan gejala sambil menunggu pengobatan yang lebih permanen.

2. Peregangan Otot (Pelebaran Balon)

Peregangan otot (pelebaran balon)

Di bawah obat penenang atau anestesi umum, balon khusus dimasukkan ke kerongkongan menggunakan endoskop. 

Kemudian balon dipompa untuk meregangkan cincin otot dan memungkinkan makanan masuk ke perut.

Hal ini membuat proses menelan lebih mudah, namun memerlukan beberapa perawatan untuk mengurangi gejala.

3. Operasi

Di bawah anestesi, serat otot di cincin otot yang memungkinkan pengangkutan makanan ke perut akan terputus.

Operasi ini disebut miotomi Heller dan dilakukan secara laparoskop. Secara permanen lebih mudah untuk ditelan.

Dalam kasus yang jarang terjadi, beberapa pasien mungkin harus menjalani operasi pengangkatan sebagian kerongkongan mereka.

Penulis: Hilwah Nur Puspitawati

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Mayo Clinic, National Library Of Medicine, National Health Service (NHS)

TERPOPULER
TAG POPULER
BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU
Tentang Kami Redaksi Info Iklan Kontak Pedoman Media Siber Kode Etik Jurnalistik Pedoman AI dari Dewan Pers Karir
FOLLOW OUR SOCIAL MEDIA