INDOZONE.ID - Pencegahan penyebaran kanker serviks di Indonesia, Yayasan Kanker Indonesia mengadakan talkshow yang bertajuk 'Waspada Kanker Serviks: Learn, Prevent, Screen', di Thamrin Nine Ballroom, UOB Plaza Jakarta, pada Kamis (28/11/2024).
Berdasarkan data GLOBOCAN 2022 yang dirilis oleh The International Agency for Research on Cancer (IARC), kanker serviks di Indonesia menempati urutan kedua dengan kasus baru sebanyak 36.964, dan menyebabkan 20.708 kasus kematian di Indonesia.
Untuk mengurangi tingginya angka kejadian kasus kanker serviks, Yayasan Kanker Indonesia mendukung program 'Dedikasi Untuk Negeri' dari Bank Indonesia.
Program ini menyelenggarakan diskusi bersama yang bertajuk 'Pelajari, Cegah dan Lakukan Skrining Kanker Serviks".
Baca Juga: Uji Coba Sukses! Self-Sampling HPV DNA Kunci Menuju Indonesia Bebas Kanker Leher Rahim
Kegiatan ini dibentuk sebagai upaya meningkatkan kesehatan masyarakat, yang akan memengaruhi daya saing dan produktivitas tenaga kerja.
Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia, Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD, KHOM, FINASIM, FACP memaparkan bahwa jangan lengah dalam penyakit kanker serviks ini, agar bisa dicegah dari dini.
"Jangan lengah, sebab kejadian kanker serviks di Indonesia masih tinggi, padahal kanker ini merupakan jenis kanker yang dapat dicegah. Sebab itu, YKI terus melakukan edukasi guna meningkatkan pengetahuan tentang kanker serviks," papar Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia, Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD, KHOM, FINASIM, FACP.
Wisaksono juga menghimbau agar para perempuan untuk tidak perlu takut dalam vaksinasi HPV dan pemeriksaan sejak dini terkait kanker serviks.
"Kami mendorong perempuan untuk tidak perlu takut ataupun malu melakukan vaksinasi HPV dan melakukan deteksi dini kanker serviks. Sebab kanker dapat disembuhkan jika ditemukan pada stadium awal," sambungnya.
Menurut keterangan dari Dr. Kartiwa Hadi Nuryanto, Sp.OG(K)Onk, sudah sebanyak 95 persen kanker serviks pada wanita yang disebabkan oleh virus HPV, dan hal ini biasa terjadi pada perempuan yang sedang berusia reproduksi.
"Sebanyak 95 persen kanker serviks pada wanita disebabkan oleh virus HPV (human papilloma virus), dan biasa terjadi pada perempuan di usia reproduksi," ucap Dr. Kartiwa Hadi Nuryanto, Sp.OG(K)Onk, pada Kamis (28/11/2024).
Kartiwa juga menyebutkan hampir semua orang aktif yang secara seksual akan tertular penyakit kanker serviks ini, dan biasanya tertular tanpa adanya gejala.
"Hampir semua orang yang aktif secara seksual akan tertular pada suatu saat dalam hidupnya, biasanya tanpa gejala,"sambungnya.
Oleh sebab itu, Dr. Kartiwa menghimbau kepada para wanita di Indonesia sangat penting sekali melakukan pencegahan dengan vaksinasi, kontrol rutin dan menerapkan pola hidup sehat.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko kanker serviks, diantaranya riwayat seksual secara aktif pada usia muda dibawah 18 tahun, berganti-ganti pasangan seksual, dapat berkontribusi memengaruhi meningkatnya kemungkinan terpapar HPV.
Selain itu, wanita yang sering merokok, lebih mungkin terkena kanker serviks dibandingkan mereka yang tidak merokok.
Baca Juga: Penyebab Utama Kematian Akibat Kanker, Skrining Dini Jadi Hal Penting Tangani Kanker Paru-paru
Hal ini diperkuat dengan keterangan dari para peneliti bahwa tembakau dapat merusak DNA sel serviks dan dapat menjadi perkembangan dari kanker serviks.
Merokok juga diketahui dapat membuat sistem kekebalan tubuh kurang efektif dalam melawan infeksi HPV.1.
Sistem imun tubuh yang lemah, seperti yang diakibatkan oleh virus HIV (virus penyebab AIDS), juga dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh sehingga berakibat pada risiko lebih tinggi terkena infeksi HPV.1
Dr. Kartiwa menekankan dalam pencegahan terhadap kanker serviks sangatlah penting dilakukan, utamanya dengan vaksinasi HPV, deteksi dini dengan tes Pap Smear atau IVA secara rutin satu hingga dua tahun sekali, menerapkan pola hidup sehat, melakukan seks yang aman, olahraga yang baik, dan tidak merokok.
Pencegahan perlu dilakukan, mempertimbangkan penderitaan yang dialami sebagai pasien kanker serviks. Penderitaan yang dialami oleh pasien kanker serviks berpotensi lebih parah dan kompleks dibandingkan penderita kanker lainnya.
Baca Juga: Terobosan Baru untuk Kanker Payudara, Vaksin Eksperimental Tunjukkan Hasil Positif
Dengan penderitaan multi dimensi yang dilalui oleh pasien kanker serviks, perlu mendapatkan dukungan untuk memelihara hidup yang berkualitas.
"Hal ini perlu di dukung dengan pelayanan paliatif yang meliputi kegiatan penatalaksanaan nyeri, penatalaksanaan keluhan fisik, dukungan psikologis, dukungan sosial, dukungan kultural dan spiritual, perencanaan perawatan yang baik, perawatan akhir kehidupan, hingga dukungan persiapan selama masa duka," ucap tegas dr. Nuhonni.
Lebih lanjut, dr. Nuhonni memaparkan bahwa pelayanan paliatif adalah upaya menata kehidupan berkualitas dan kematian yang bermartabat.
Pencegahan penyakit kanker serviks ini harus dilakukan bersama-sama, bukan hanya kaum perempuan, namun juga harus didukung oleh kaum laki-laki, sehingga pencegahan kanker serviks tidak lagi menjadi hal yang tabu di masyarakat Indonesia.
Yayasan Kanker Indonesia juga mendukung fasilitas, layanan dan akses terhadap vaksinasi HPV dan deteksi dini kanker serviks, yang kini sudah semakin maju di Indonesia.
Penulis: Hilwah Nur Puspitawati
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Press Release