INDOZONE.ID - Menteri Kesehatan RI (Menkes) Budi Gunandi Sadikin menyebut bahwa kasus Human Metapneumovirus (HMPV) sudah ditemukan di Indonesia. Namun, itu bukan penyakit mematikan.
"Apakah HMPV ini ada di Indonesia? HMPV ini sudah ada di Indonesia sudah lama. Kalau dicek, apakah sekarang ada? Ada. Mungkin teman-teman juga yang ada di depan saya ini kalau dicek, ada juga yang kena kalau batuk-batuk," kata Budi Gunadi Sadikin.
Meskipun begitu, Menkes Budi mengingatkan masyarakat agar perlu melakukan langkah-langkah pencegahan, salah satunya dengan istirahat yang cukup.
Selain itu, hal penting selanjutnya adalah mengetahui gejala HMPV, untuk melakukan tindakan dini sebelum virus semakin berbahaya.
Baca Juga: Tips Dokter: Ini Makanan Bergizi yang Bisa Bantu Cegah Virus HMPV
7 Gejala HMPV yang Harus Kamu Tau
HMPV adalah virus pernapasan yang menyebabkan penyakit pada paru-paru dan saluran pernapasan manusia. HMPV biasanya menyerupai penyakit flu biasa.
HMPV dapar menyerang siapa saja, tetapi yang paling rentan mengalami HMPV parah adalah bayi, memiliki sistem kekebalan tubuh lemah, dan penderita asma.
Untuk mengetahui apa saja gejala HMPV pada manusia, simak penjelasannya berikut.
1. Demam: Mengalami demam ringan hingga sedang.
2. Batuk: Terjadi terus-menerus dan dapat menjadi parah.
3. Hidung Tersumbat: Hidung tersumbat atau berair.
4. Kesulitan Bernafas: Pernapasan cepat atau sesak, mengi, dan lubang hidung melebar.
5. Kelelahan: Berkurangnya aktivitas dan jadi mudah tersinggung.
6. Sakit Tenggorokan: Tenggorokan terasa sakit dan sulit menelan.
7. Ruam: Ada bercak-bercak ruam di tubuh.
Baca Juga: Langkah-langkah Mencegah Infeksi Virus HMPV
Komplikasi HMPV
Lantas, apa kemungkinan terburuk jika HMPV semakin parah?
Terkadang HMPV menyebabkan komplikasi. Komplikasi ini bisa serius, sehingga mengharuskan kamu untuk menjalani perawatan di rumah sakit.
Komplikasi ini meliputi:
- Bronkiolitis
- Bronkitis
- Radang paru-paru
- Kambuhnya asma atau PPOK
- Infeksi telinga (otitis media)
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Cleveland Clinic