Kamis, 20 FEBRUARI 2025 • 14:52 WIB

Bolehkah Penderita Kanker Berpuasa? Berikut Penjelasan Tentang Puasa Intermiten!

Author

Diet puasa intermiten telah menjadi sorotan dalam dunia kesehatan karena memiliki berbagai manfaat. (freepik.com)

INDOZONE.ID - Bagi penderita kanker perlu menjaga pola hidup sehat agar tubuh tetap ternutrisi dan terhidrasi dengan baik.

Termasuk memenuhi kebutuhan nutrisi dengan sering mengonsumsi makanan yang seimbang dan bergizi setiap hari.

Lalu, apakah berpuasa diperbolehkan bagi penderita kanker? Pertanyaan ni kerap menimbulkan dilema karena kekhawatiran puasa bisa memengaruhi kondisi mereka.

Baca Juga: Mengenal Gejala Awal Kanker dan Pentingnya Deteksi Dini untuk Menyelamatkan Hidup

Untuk mengetahui apakah puasa bagi penderita kanker diperbolehkan, simak penjelasannya berikut ini.

Apakah Penderita Kanker Boleh Berpuasa?

Puasa, terutama yang berlangsung dalam waktu lama, dapat mengubah pola makan seseorang.

Perubahan ini bisa memengaruhi kondisi fisik, terutama pada penderita kanker yang umumnya memerlukan asupan nutrisi lebih banyak dibandingkan dengan orang sehat.

Tanpa asupan nutrisi yang cukup, sel kanker menjadi lebih rentan terhadap pengobatan seperti kemoterapi dan terapi terarah.

Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia, Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD-KHOM, dianjurkan bagi penderita kanker untuk ikut berpuasa, hal ini justru bagus untuk mencegah risiko kanker.

Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia, Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD-KHOM. (INDOZONE/Nadya Mayangsari)

"Sebaiknya puasa. Tapi pada waktu makan, saya selalu nganjurin kok mereka yang lagi kemo intermiten fasting. Tapi pada jam makannya harus yang bagus, yang seimbang, ada sayur, buah, karbonya jangan banyak-banyak, protein yang penting ya, jangan kebanyakan daging merah," ujar Ketua Umum YKI Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD-KHOM, FINASIM, FACP saat diwawancarai INDOZONE usai diskusi ”Kanker Tidak Menunggu, Kenapa Kita Menunggu? Deteksi Dini, Selamatkan Hidup” di Jakarta Pusat pada Rabu (19/2/2025).

Ketika menjalani puasa di bulan Ramadhan, Prof. Aru menganjurkan berbuka puasa hanya dengan minum air putih dan mulai mengonsumsi makanan berat setelah ibadah shalat tarawih.

"Jadi begitu maghrib cuma minum air putih, karena baru 12 jam kan. Mungkin sudah isya baru makan supaya tetap 16 jam (berpuasa)," tuturnya.

Apa Itu Puasa Intermiten?

Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia, Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD-KHOM, mengungkapkan bahwa puasa intermiten adalah pola diet makan dengan batasan waktu, yang melibatkan pergantian antara periode puasa dan makan.

Puasa intermiten ini memiliki manfaat untuk mencegah risiko kanker.

"Justru puasa intermiten untuk mencegah kanker," kata Ketua Umum YKI Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD-KHOM, FINASIM, FACP.

Menurut Prof. Aru, pembagian waktu yang bagus untuk puasa intermiten adalah 16/8 atau 16 jam berpuasa dan 8 jam makan. Selain itu, bisa juga diterapkan diet OMAD (One Meal a Day) yaitu makan satu kali dalam sehari.

Puasa intermiten dianjurkan untuk mencegah kanker karena ketika tidak mendapatkan asupan makanan, metabolisme tubuh akan mengonsumsi sel-sel tidak berdaya atau berbahaya, termasuk sel kanker.

Baca Juga: Mengenal Diet IF, Puasa Intermiten untuk Turunkan Berat Badan hingga Jaga Kesehatan Otak

"Badan kamu nanti akan kebingungan mencari energi, jadi dia mengambil sel-sel yang tidak ada gunanya dalam tubuh, sel-sel yang beracun, sel-sel yang toksik. Kita harapkan sel-sel kanker yang baru mau mulai dia dimakan sama tubuh," ujar Aru.

Ketika sudah memasuki jam makan, lebih lanjut Prof. Aru menegaskan pentingnya mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang.

Ia juga menyarankan untuk mengurangi atau menghindari konsumsi daging merah dan ultra processed food, makanan yang sudah diproses secara industri dan mengandung banyak bahan tumbuhan.

"Pada jam makannya harus yang bagus. Makan yang seimbang, ada sayur, buah, karbohidratnya jangan banyak-banyak, protein, yang penting jangan kebanyakan daging merah," sambungnya.

Puasa intermiten ini bisa dilakukan lima hari dalam seminggu, selang-seling, atau pola jadwal lain yang sesuai dengan keinginan.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Liputan Langsung