Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk, bikin cerita dan konten serumu, serta dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.
INDOZONE.ID - Banyak orang tidak menyadari bahwa risiko genetik terhadap depresi dapat berdampak pada kesehatan.
Sebuah penelitian terbaru dari University of Queensland (UQ) mengungkap bahwa wanita yang memiliki kecenderungan genetik terhadap depresi lebih rentan mengalami penyakit jantung, benarkah demikian? Ini faktanya.
Penelitian yang dilakukan oleh Institut Biosains Molekuler UQ ini menganalisis data kesehatan dan genetika lebih dari 300.000 orang.
Hasilnya menunjukkan hubungan signifikan antara gen yang berkaitan dengan depresi dan peningkatan risiko penyakit jantung pada wanita. Menariknya, hubungan ini tidak ditemukan pada pria.
Meskipun pria memiliki angka kejadian penyakit jantung yang lebih tinggi secara keseluruhan, wanita dengan gen yang terkait depresi tetap menghadapi risiko lebih besar terkena penyakit arteri koroner (CAD). Yang lebih mengejutkan, faktor risiko tradisional seperti:
Baca Juga: Mengapa Gejala Depresi Sering Muncul di Malam Hari? Ini Penjelasannya
- Indeks Massa Tubuh (IMT)
- Merokok
- Tekanan darah tinggi
- Kolesterol tinggi
tidak dapat sepenuhnya menjelaskan peningkatan risiko ini. Bahkan, risiko ini tetap konsisten pada wanita sebelum maupun setelah menopause.
Para peneliti menegaskan bahwa wanita yang memiliki kecenderungan terhadap depresi perlu diperiksa kesehatannya terkait risiko penyakit jantung, tanpa memandang usia atau tahapan hidup mereka.
Penelitian menunjukkan bahwa wanita memiliki kemungkinan dua kali lebih besar mengalami depresi dibandingkan pria. Beberapa faktor yang berkontribusi antara lain:
Beberapa obat untuk mengatasi depresi dapat menyebabkan kenaikan berat badan dan meningkatkan kadar kolesterol.
Depresi sering kali menyebabkan kebiasaan tidak sehat seperti merokok, pola makan buruk, dan kurangnya aktivitas fisik, yang semuanya berkontribusi terhadap risiko penyakit jantung.
Perubahan hormon selama kehamilan dan menopause membuat wanita lebih rentan mengalami depresi.
Aktivasi jalur neurokimia yang terkait dengan stres dapat menghubungkan gangguan depresi mayor (MDD) dengan penyakit jantung koroner (CHD).
Selain faktor-faktor tersebut, tekanan sosial yang dihadapi wanita dalam menyeimbangkan pekerjaan, keluarga, dan tanggung jawab lainnya dapat memperparah stres dan meningkatkan risiko penyakit jantung.
Berbagai penelitian telah menyoroti hubungan erat antara kondisi kesehatan mental, seperti depresi, dengan penyakit jantung. Beberapa temuan penting meliputi:
- Studi INTERHEART menemukan bahwa stres psikososial meningkatkan risiko serangan jantung, terlepas dari faktor risiko lain seperti kolesterol atau merokok.
- Tinjauan dalam Journal of the American Heart Association menyimpulkan bahwa depresi dan kecemasan dikaitkan dengan risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung koroner (CHD) serta pemulihan yang lebih buruk setelah serangan jantung.
Temuan ini semakin menegaskan bahwa kesehatan mental merupakan faktor penting dalam menjaga kesehatan jantung, terutama bagi wanita yang lebih rentan mengalami depresi dan stres.
Meskipun penyakit jantung merupakan penyebab utama kematian bagi wanita di seluruh dunia, mereka masih kurang terwakili dalam penelitian kardiovaskular dan uji klinis.
Kesenjangan penelitian ini membuat pemahaman tentang bagaimana faktor genetik dan biologis memengaruhi penyakit jantung pada wanita menjadi terbatas dibandingkan pria.
- Jika kamu memiliki riwayat keluarga dengan depresi atau penyakit jantung, konsultasikan dengan dokter mengenai pemeriksaan kesehatan jantung.
- Meskipun tidak memiliki diagnosis depresi, faktor risiko genetik tetap perlu menjadi pertimbangan dalam evaluasi penyakit jantung.
- Perhatikan kesehatan jantung terutama dalam fase kehidupan seperti kehamilan dan menopause, saat risiko depresi meningkat.
- Kurangi stres dengan rutin berolahraga, menjalani terapi, atau melakukan teknik relaksasi untuk menjaga kesehatan mental dan jantung secara bersamaan.
Seiring dengan semakin banyaknya penelitian yang meneliti faktor genetik dan biologis yang menghubungkan depresi dengan penyakit jantung, cara pencegahan dan pengobatan yang lebih personal dapat dikembangkan.
Baca Juga: Orang Langsing Lebih Berisiko Kena Serangan Jantung karena Lemak Intramuskular, Simak Penjelasannya
Dengan memahami dan menangani risiko sejak dini, wanita dapat mengambil langkah proaktif untuk melindungi kesehatan jantung dan kesehatan mereka secara keseluruhan.
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk, bikin cerita dan konten serumu, serta dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Onlymyhealth.com