Kamis, 27 MARET 2025 • 15:40 WIB

Benarkah Pekerja Shift Malam Lebih Rentan Terhadap Penyakit Kanker? Ini Penjelasannya

Author

Ilustrasi pekerja shift malam. (freepik.com)

INDOZONE.ID - Tahukah kamu? Bekerja pada shift malam tidak hanya bisa mengacaukan pola tidur saja, tetapi juga berisiko memicu masalah kesehatan yang serius.

Penelitian menunjukkan bahwa orang yang sering bekerja lembur lebih rentan mengalami penyakit serius, termasuk beberapa jenis kanker.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan mengklasifikasikan kerja shift sebagai "kemungkinan karsinogen", karena dikaitkan dengan meningkatnya risiko kanker prostat, payudara, dan usus besar.

Kondisi ini memunculkan pertanyaan penting: jika bekerja di shift malam bisa berbahaya, bagaimana pekerja dapat menjaga kesehatan tanpa harus meninggalkan pekerjaannya?

Nah, berikut ini adalah penjelasan mengenai risikonya serta tips praktis untuk tetap sehat.

Bagaimana Pekerja Shift Malam Memiliki Risiko Kanker?

Shane Kreado, seorang Psikiater integratif dari Amen Clinics, Chicago, memaparkan risiko kesehatan akibat jam kerja yang tidak teratur.

"Gangguan akibat kerja shift bukan hanya menyebabkan kelelahan. Pola kerja yang tidak menentu dapat mengacaukan ritme alami tubuh, yang pada akhirnya bisa memicu masalah kesehatan jangka panjang," ujar Dr. Creado.

Baca Juga: Benarkah Pekerja Shift Malam Lebih Rentan Terhadap Penyakit Jantung? Ini Penjelasannya

Ia menambahkan bahwa pekerja shift malam lebih berisiko mengalami kanker, seperti kanker prostat, payudara, dan usus besar, akibat kurang tidur dan ketidakseimbangan hormon.

Sebuah studi tahun 2019 yang diterbitkan dalam Journal of the National Cancer Institute, menemukan bahwa wanita yang telah bekerja shift malam selama lebih dari 20 tahun memiliki risiko terkena kanker payudara 19% lebih tinggi.

Risiko serupa juga ditemukan pada pria yang menderita kanker prostat.

Psikiater integratif dari Amen Clinics, Chicago, menjelaskan risiko kesehatan akibat jam kerja yang tidak teratur.

Alasan Kerja Shift Malam Berbahaya Bagi Tubuh

Ilustrasi pekerja shift malam yang dapat meningkatkan risiko penyakit kanker. (freepik.com)

Tubuh manusia beroperasi mengikuti "jam internal" alami yang dikenal sebagai ritme sirkadian.

Ritme ini mengatur siklus tidur, produksi hormon, dan proses perbaikan sel.

Ketika seseorang bekerja di shift malam, tubuh dipaksa untuk tetap terjaga di saat seharusnya beristirahat, yang dapat menyebabkan:

  • Kegelapan Memicu Melatonin: Hormon yang melawan sel kanker. Cahaya buatan pada malam hari menghalangi produksi melatonin.
  • Peradangan Kronis: Kurang tidur bisa meningkatkan peradangan, pendorong utama kanker.
  • Ketidakseimbangan Hormon: Gangguan tidur bisa memengaruhi kadar insulin, kortisol, dan estrogen, yang semuanya menyangkut dengan pertumbuhan kanker.

Tips Mudah Mengurangi Risiko Kanker

Pakar memaparkan bahwa berhenti dari pekerjaan bukanlah satu-satunya solusi. Sebaliknya, fokuslah pada perubahan kecil untuk melindungi kesehatan kamu.

Baca Juga: Pentingnya Memanipulasi Zeitgeber Irama Sirkadian jika Bekerja Shift Malam, Apa Itu?

  1. Tetapkan Jadwal Tidur Tetap: Tidurlah pada waktu yang sama setiap hari, bahkan di akhir pekan.
  2. Ambil Tidur Siang yng Strategis: Jika kamu merasa ngantuk saat bekerja di malam hari, tidurlah sebentar selama 20-40 menit. Tidur siang sebentar bisa meningkatkan kewaspadaan tanpa membuat kamu pusing.
  3. Ciptakan Ruang yang Ramah untuk Tidur: Tidur di siang hari bisa jadi sulit. Gunakan tirai antitembus cahaya, penutup mata, dan penyumbat telinga untuk menghalangi cahaya dan kebisingan.
  4. Fokus pada Kebiasaan Sehat: Kamu bisa makan-makanan yang seimbang, hindari camilan berat di malam hari, berolahragalah secara teratur, namun jangan sebelum tidur, dan batasi kafein serta waktu menonton layar sebelum tidur.

Bekerja di shift malam merupakan kenyataan bagi jutaan orang, namun hal ini bukan berarti kamu harus mengorbankan kesehatan.

Dengan mengenali risikonya dan menerapkan perubahan kecil dalam gaya hidup, kamu bisa mengurangi kemungkinan terkena kanker dan masalah kesehatan lainnya.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Onlymyhealth.com