INDOZONE.ID – Pencernaan yang sehat, memiliki peran jauh lebih besar daripada yang selama ini diperkirakan. Termasuk dalam kaitannya dengan autisme.
Suatu studi baru menunjukkan, suplemen probiotik dapat membantu meringankan gejala perilaku, dan pencernaan pada anak-anak dengan Autism Spectrum Disorder (ASD).
Dikutip dari Medical Daily, studi yang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah BMJ ini, melibatkan 180 anak usia 2 hingga 9 tahun yang telah didiagnosis dengan ASD. Seluruh partisipan menjalani terapi individual melalui layanan kesehatan anak berkebutuhan khusus, Continua Kids, di India.
Menurut Dokter Spesialis Perilaku Perkembangan Anak sekaligus Peneliti Utama Studi ini, Dr. Himani Narula Khanna, probiotik tidak menggantikan terapi utama. Namun, berfungsi sebagai pelengkap yang berpotensi meningkatkan kualitas hidup anak dengan autisme.
"Orang tua selalu mencari cara untuk meningkatkan kualitas hidup anak mereka. Studi kami menunjukkan bahwa suplemen probiotik dapat mendukung terapi perilaku, terapi wicara, dan pendidikan khusus," ujar Dr. Khanna.
Baca Juga: Kefir Probiotik: Harapan Baru dalam Melawan Penyakit Alzheimer?
Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan, anak-anak dengan autisme yang mengonsumsi suplemen probiotik mengalami:
- Penurunan gejala perilaku secara keseluruhan hingga 47,77 persen
- Penurunan perilaku menarik diri sebesar 40 persen
- Penurunan perilaku repetitif sebesar 37,77 persen
- Perbaikan dalam hiperaktivitas dan bicara tidak sesuai konteks
Selain itu, probiotik juga memberikan manfaat pada saluran pencernaan, dengan peningkatan 18,18 persen pada frekuensi tinja yang terbentuk sempurna dan penurunan 6,66 persen pada tinja encer.
Para peneliti menekankan, perbaikan gejala perilaku dan pencernaan sangat berkorelasi, memperkuat teori tentang gut-brain axis, yaitu hubungan antara kesehatan usus dan fungsi otak.
“Suplemen probiotik terbukti memperbaiki gejala perilaku dan gastrointestinal (GI) tanpa efek samping. Ini menunjukkan bahwa probiotik dapat menjadi terapi tambahan yang bermanfaat untuk ASD,” tulis para peneliti dalam kesimpulan studi tersebut.
Baca Juga: Inilah Perbedaan Probiotik dan Prebiotik yang Dibutuhkan oleh Tubuh
Perlu Konsultasi dan Pendekatan Holistik
Meski hasilnya menjanjikan, para ahli mengingatkan, probiotik bukanlah pengganti terapi utama, seperti intervensi perilaku dini, terapi okupasi, atau terapi wicara.
Penggunaan probiotik perlu dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter anak, atau profesional kesehatan yang menangani kondisi anak.
Penelitian tersebut menjadi bagian dari upaya yang semakin berkembang untuk menemukan pendekatan holistik dan berbasis bukti dalam mendukung anak-anak dengan spektrum autisme.
Jika terbukti efektif melalui studi lanjutan, probiotik dapat menjadi salah satu intervensi sederhana, namun bermakna dalam perjalanan panjang terapi autisme.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Medical Daily