INDOZONE.ID - Claustrophobia adalah fobia atau rasa takut berlebihan terhadap ruang sempit atau terkurung.
Penderita claustrofobia merasa sangat cemas dan panik ketika berada di tempat yang sempit, seperti dalam lift, ruangan kecil, atau bahkan di kerumunan orang.
Ketakutan ini bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari, dan menyebabkan reaksi fisik yang intens, seperti sesak napas, jantung berdebar kencang, dan keringat berlebih.
Penyebab Claustrophobia
Penyebab claustrofobia belum sepenuhnya dipahami. Namun, ada beberapa faktor, salah satunya adalah pengalaman traumatis yang terjadi di ruang sempit, seperti terjebak dalam lift atau di kerumunan orang.
Baca Juga: Kenapa Telinga Sakit Saat di Pesawat? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
Selain itu, faktor genetik juga dapat memengaruhi, artinya jika ada keluarga yang mengalami gangguan kecemasan. Selain itu, pengalaman stres atau kecemasan yang berulang juga bisa memicu munculnya fobia ini.
Gejala Claustrophobia
Gejala claustrofobia dapat berbeda-beda pada setiap orang, tetapi umumnya penderita akan merasakan hal-hal berikut ketika berada di ruang sempit:
- Panik atau cemas berlebihan saat berada di tempat sempit.
- Sesak napas atau kesulitan bernapas.
- Detak jantung cepat atau berdebar-debar.
- Keringat berlebihan.
- Perasaan ingin melarikan diri atau keluar dari ruang tersebut.
Baca Juga: Tips Mencintai Diri Sendiri, Langkah Awal Menuju Kesehatan Mental yang Bahagia
Cara Mengatasi Claustrophobia
Meskipun claustrofobia bisa sangat menakutkan, ada beberapa cara untuk mengatasinya. Beberapa metode pengobatan yang sering digunakan antara lain:
1. Terapi Kognitif-Perilaku (CBT)
Terapi ini membantu penderita untuk mengenali dan mengubah pola pikir negatif yang membuat mereka merasa cemas. Dengan belajar cara berpikir yang lebih positif, penderita bisa mengurangi kecemasan yang muncul.
2. Terapi Eksposur
Penderita claustrofobia akan diajarkan untuk menghadapi ketakutannya secara perlahan. Misalnya, mereka bisa mulai dengan berada di ruangan yang sedikit sempit dan perlahan meningkat ke ruang yang lebih sempit. Ini bertujuan untuk membantu tubuh terbiasa dengan situasi tersebut.
3. Meditasi dan Relaksasi
Dalam beberapa kasus, obat-obatan seperti antidepresan atau obat penenang, bisa digunakan untuk membantu mengurangi kecemasan yang berlebihan.
Teknik seperti pernapasan dalam, meditasi, atau yoga bisa membantu penderita untuk menenangkan diri ketika mereka merasa cemas atau panik.
Baca Juga: Dampak Merokok pada Kesehatan Mental Gen Z, dari Stres hingga Depresi
Jika kamu merasa bahwa ketakutan terhadap ruang sempit mulai mengganggu kegiatan sehari-hari, atau jika gejala kecemasan semakin memburuk, sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau psikolog.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Mayo Clinic