Ayu Welirang Jadi AOTY di Scarlet Pen Awards 2023. (Instagram/ayuwelirang).
Salah satu ajang penghargaan untuk para penulis Indonesia baru saja digelar pertengahan Maret lalu. Ajang bernama Scarlet Pen Awards itu memberikan apresiasi khusus kepada para penulis di genre fiksi kriminal di Indonesia.
Salah satu penulis yang berhasil meraih salah satu penghargaan ajang tersebut adalah Cynthia Ayu Windani atau yang dikenal dengan nama penanya Ayu Welirang. Penulis kelahiran Bandung tersebut berhasil masuk dalam tiga nominasi dan menang di satu kategori, yaitu Author of the year.
Berikut wawancara antara Indozone (IDZ) dengan sosok Ayu Welirang (AW) melalui pesang singkat di WhatsApp. Simak pembahasan tentang keseharian, kegiatan menulisnya, hingga karya yang membuatnya terpilih sebagai Author of the Year.
IDZ: Bisa ceritain singkat dan Ayu Welirang dan kegiatan saat ini?
AW: Kegiatan sehari-hari saat ini bekerja sebagai IT Security Engineer sambil kuliah S2 di Departemen Kriminologi, FISIP, Universitas Indonesia. Aku juga sedang menggarap sejumlah jurnal terkait fiksi kriminal Indonesia juga dan berharap lolos publikasinya sih.
IDZ: Mulai kapan menulis dan kenapa menyukai menulis novel berbau fiksi kriminal?
AW: Aku udah mulai nulis dari tahun 2008, dulu awalnya nulis di Kemudian.com. Beberapa penulis terkenal banyak yang memulai karier dari sana juga, lho. Nah, pas di Kemudian.com, aku udah mulai suka nulis cerita misteri, tapi dulu masih dikaitkan sama supernatural. Terus tahun 2012, ada prompt dari komunitas Kampung Fiksi buat nulis 50000 kata selama sebulan. Aku ikutan dan hasil akhirnya kukirim ke PSA 2 Grasindo. Gara-gara itu, 7 Divisi menang jadi juara kedua setelah novel thriller-nya Vinca Callista.
Waktu itu genre '7 Divisi' lebih ke misteri dan petualangan gitu, kayak National Treasure. Aku terinspirasi Ekspedisi Madewa pas nulis novel itu, walau nggak mirip juga, sih. Sejak saat itu, aku mulai garap tipis-tipis novel thriller dan sebenarnya novel pertama yang kugarap sejak lama adalah Cipher. Karena aku juga suka banget nonton drama kriminal Jepang, jadi makin suka nulis fiksi kriminal.
Baca Juga: 8 Pemenang Scarlet Pen Awards 2023 Diumumkan, "Silent Dreams" Raih Penghargaan Best Novel
IDZ: Bagaimana bisa terlibat dengan komunitas penggemar cerita fiksi kriminal?
AW: Waktu itu awal keterlibatan kayaknya gara-gara aku gabung Forum Buku Kaskus 66 ya. Awalnya dari promosi 7 Divisi, terus malah gabung Kaskus Serapium (Forum 66). Di sana kenalan sama Kak Selvi yang suka baca bukunya Tsugaeda, lalu aku dikasih 1 eksemplar dan suka banget yang Rencana Besar. Terus aku mulai nyapa-nyapa komunitas lain, awalnya tahu Detectives ID dari Twitter.
Terus senang banget pas difollow balik. Nah, lupa tahun berapa, kalau nggak salah 2014 atau 2015 ya? Detectives ID buka booth di Goodreads Indonesia (Forum Pembaca Indonesia).
IDZ: Ayu masuk tiga nominasi di ajang SPA 2023 dan menang sebagai Penulis Terbaik Tahun ini. Sebenarnya seperti apa tahun 2022 yang dilalui sama Ayu sehingga dilirik menjadi pemenang?
AW: Waktu masuk nominasi Digital Book dan Short Story, aku sebenarnya agak ragu, sih. Karena memang itu kan hasil voting ya, dan aku sadar bahwa kedua karyaku yang masuk tidak sebaik karya lainnya. Apalagi pada tahun 2022 aku sedang banyak masalah karena beberapa orang terdekatku berpulang, jadi kurang fokus menulis. Namun, anehnya, aku channeling kesedihan itu dengan menggarap novel thriller, Jejak Balak, yang memenangkan Lomba Thriller GPU 2022.
Aku jadi sedikit semangat dan merasa ada harapan buat melanjutkan kegiatan. Untuk menghindari masalah-masalahku makin menumpuk, aku berusaha cari kegiatan lain yang bermanfaat. Jadi, aku mengiyakan tawaran rekan-rekan yang mengajakku kolaborasi, mengajar kelas menulis thriller, dan lainnya. Meskipun kata orang aku sampai terlalu sibuk, sampai dibilang "Hidup buat Ayu itu 40 jam sehari", aku nggak masalah, selama hal itu bisa menghindarkan diri dari pikiran buruk.
Makanya pas masuk nominasi Author of the Year dan diminta memberikan daftar kegiatan yang kulakukan dalam kancah fiksi kriminal, aku membeberkan cukup banyak kegiatan. Aku memang tidak berekspektasi apa-apa, sudah masuk nominasi juga sudah bahagia. Pas kemarin diumumkan bahwa aku menang sebagai Author of the Year Scarlet Pen Awards 2023, aku langsung nggak bisa berkata-kata sih, tentunya karena sedih, terharu, dan seolah-olah apa yang kulakukan selama ini ternyata tidak sia-sia. Makanya aku nangis pas pengumuman. Itu beneran lho, nggak acting. Hahaha.
IDZ: Seperti apa ajang Secarlet Pen Awards dalam perspektif Ayu Welirang?
AW: Scarlet Pen Awards di mataku adalah suatu penghargaan terbaik. Benar-benar penghargaan yang "menghargai" para penulis genre fiksi kriminal, detektif, misteri, thriller, dan cerita detektif anak. Meskipun genre ini masih merupakan genre minoritas di Indonesia, dengan adanya Scarlet Pen Awards dan kolaborasi dengan semua pihak, aku percaya sih genre ini bisa terus dipupuk dan tumbuh.
Makanya aku senang banget waktu tahu ada Scarlet Pen Awards, karena karya-karya para penulis jadi bisa tersebar lebih luas pada pembaca Indonesia. Sebelumnya nggak ada yang tahu buku penulis A misalnya, tapi karena SPA, mereka jadi tahu. Selain itu, SPA jadi salah satu cara para penulis genre fiksi kriminal buat merayakan diri mereka sendiri, terlepas dari menang atau tidak. Aku berharap SPA makin besar dari tahun ke tahun dan makin banyak peduli, serta berminat untuk menyemarakkan genre fiksi kriminal di Indonesia.
Baca Juga: Novel 'Muslihat Berlian' Tsugaeda Angkat Fenomena Anak Muda Ingin Kaya Cara Cepat
IDZ: Seperti apa Ayu memandang dunia kepenulisan di tahun ke depan? Karya seperti apa yang akan Ayu sungguhkan berikutnya?
Wah, saya nggak ada proyeksi sih seperti dunia kepenulisan berkembang secara umum di tahun depan. Tapi, buat saya pribadi, saya ingin melakukan eksplorasi juga sebenarnya pada model-model penulisan novel yang unik dan menarik untuk dikerjakan. Mungkin bakalan masih ada irisannya dengan fiksi kriminal.
Kalau dari segi karya yang akan disuguhkan, saya berusaha finalisasi dulu Jejak Balak yang sudah tahap pembuatan kaver. Saya nggak sabar untuk memperkenalkan novel itu. Namun, saya ada beberapa proyek menarik yang pastinya layak ditunggu, di antaranya kerja sama dengan tiga penulis lain untuk menulis weird fiction seperti karya-karya Edgar Allan Poe, H.P. Lovecraft, Ray Bradbury, John Wyndham, dan lainnya. Nanti kalau sudah final, pasti saya umumkan.
Oh ya, sama ada satu thriller juga yang akan diselesaikan setelah Jejak Balak. Ini agak sulit sih, karena masih sering procrastination, enggak diselesaikan terus.
Artikel Menarik Lainnya;
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: