Kakek Suliyanto, hidup sebatang kara di Jember. (Z Creators/Arka Hatta)
INDOZONE.ID - Suliyanto, pria lansia warga Dusun Mujan, Desa Klungkung, Kecamatan Sukorambi, Jember, Jawa Timur harus hidup serba pas-pasan di usia senjanya.
Hidup seorang diri di rumah reyot berukuran 5x5 meter, setelah ditinggal wafat istri dan seorang anaknya dilakoni setiap hari.
Untuk menyambung hidup, kakek berusia 60 tahun itu hanya mengandalkan dari penghasilannya sebagai tukang pijit.
Namun karena pendapatan yang tidak tentu itu hidupnya serba kekurangan. Bahkan rumah yang jadi tempat tinggalnya itupun jauh dari kata layak.
Rumah berdinding anyaman bambu atau akrab disebut gedek. Banyak yang tampak rusak bahkan berlubang diberbagai sudut ruangan.
Ditambah juga kondisi atap yang mulai rapuh termakan usia, juga rusuk penahan genteng dari kayu yang tampak keropos menambah kesan rumah tak layak huni. Terlebih setiap hujan atap rumah si kakek selalu bocor.
Dapat Bantuan TNI Manunggal Masuk Desa
Kakek Suliyanto, hidup sebatang kara di Jember mendapat bantuan dari TNI. (Z Creators/Arka Hatta)
Adanya kegiatan TMMD (TNI Manunggal Masuk Desa) Ke-117 Kodim 0824/Jember di wilayah Desa Klungkung, Kecamatan Sukorambi, Jember membuat Kakek Suliyanto tersenyum lega.
Setelah rumah reyotnya mendapat perhatian dari lewat program bedah rumah dari kegiatan TMMD itu.
"Saya tinggal seorang diri, sejak istri dan anak saya meninggal. Istri meninggal sekitar tahun 2000 karena penyakit kanker rahim. Anak saya sekitar tahun 2017 juga meninggal, karena sakit gejala typhus. Mereka meninggal, karena saya juga tidak bisa memberikan pengobatan yang layak," kata Suliyanto dengan meneteskan air mata haru saat dikonfirmasi Z Creators Arka Hatta di rumahnya, Jumat (4/8/2023).
Dari penghasilannya sebagai tukang pijat, Suliyanto mengaku rejekinya cukup, meskipun hidup juga tak tentu.
"Kalau ditotal per bulan Alhamdulillah Rp100 ribu," ucapnya.
Namun dengan kondisi yang dialami, Suliyanto meyakinkan diri tidak merasa sedih. Bahkan kakek tua itu masih tampak bersyukur dengan apa yang dimiliki saat ini.
"Kalau tidak ada pasien yang pijet saya biasanya disuruh orang bekerja ke sawahnya untuk mencangkul, garap sawahnya orang. Setiap harinya saya memasak sendiri. Seperti nasi dan sambal. Kalau mau beli ya sendiri, saya kadang bawa kelapa sendiri yang saya makan untuk lauknya," tuturnya dengan raut wajah sayu.
Ketika sakit, Suliyanto pun masih merasa mampu untuk berobat sendiri. Serta menyatakan bahwa dengan keridhoan Tuhan, bisa sembuh dengan cukup mengkonsumsi ramuan-ramuan tradisional.
"Saya kalau sakit tidak pernah pergi ke Puskesmas, ya biasanya minum obat-obatan tradisional bikin sendiri. Seperti daun alar 7 lembar dan rempah kunci (bumbu dapur), garam terus dikasih telur ayam kampung. Sudah cukup seperti itu. Alhamdulillah sembuh," ujarnya.
Dengan kondisi ketidak mampun secara ekonomi itupun, Suliyanto juga masih menegaskan dirinya merasa mendapat kecukupan.
"Terkadang ada yang memberi. Ya Alhamdulillah. Ini rejeki dari Allah. Saya tidak pernah minta-minta," ucapnya.
Kakek Suliyanto mendapatkan bantuan bedah rumah dari TNI. (Z Creators/Arka Hatta)
Membahas soal tempat tinggalnya yang tidak layak. Kakek renta itu, lagi-lagi tidak merasa sedih. Ungkapan dan ucapan syukur masih keluar dari bibirnya yang kering memucat itu.
Adanya program bantuan bedah rumah dari kegiatan TMMD di desanya. Meskipun dengan bibir yang kering memucat.
Sudut bibirnya menunjukkan senyum, bahkan dengan lagi-lagi mengungkapkan rasa syukur.
"Alhamdulillah dibantu pak tentara. Ya sekarang lebih layak. Saya tidak bisa membalas apa-apa. Semoga Allah yang membalas semua kebaikan ini," tuturnya dengan lirih.
Menanggapi apa yang dialami Kakek Suliyanto, Kasun (Kepala Dusun) setempat Fatoni juga membenarkan soal kondisi ketidakmampuan ekonomi Kakek Suliyanto.
"Untuk sehari-hari bapak ini, memang hidup sendiri. Apalagi istri dan anaknya sudah meninggal lama. Untuk penghasilan hanya dari memijat itu, ya warga-warga sekitar ini. Untuk makan kalau ada uang ya masak sendiri, pakai tumang (masak menggunakan kayu bakar) itu. Terkadang juga ada tetangga yang mengantar," ujar Fatoni.
Untuk rumahnya yang tidak layak huni, Fatoni juga membenarkan soal bantuan bedah rumah dari kegiatan TMMD.
"Alhamdulillah sudah terbantu dari TMMD 2023 ini. Apalagi sudah bertahun-tahun rumahnya bapak ini rapuh dan banyak yang bocor. Tidak layak. Terlebih saat hujan. Kita tetangga tidak bisa bantu. Ya bagaimana juga memikirkan ekonomi keluarga masing-masing," ucapnya.
"Kita (warga) hanya bisa membantu semampunya. Tambah kasihan juga, saat rumahnya dimasuki serangga atau bahkan hewan-hewan beracun seperti ular itu. Kasihan, meskipun selama ini Alhamdulillah tidak pernah terjadi yang tidak-tidak," sambungnya.
Sementara itu menurut Babinsa Klungkung Serda Suparlan, terbantunya Kakek Suliyanto dengan mendapat perhatian program bedah rumah. Merupakan salah satu progres dan realisasi kegiatan TMMD, yang berusaha membantu masyarakat yang memang masuk dalam kategori kurang mampu.
"Bapak ini dapat perhatian bedah rumah itu, dari hasil observasi kita mencari warga yang tempat tinggalnya kurang layak. Selain itu juga dari latar belakang pemilik rumah yang kurang mampu, sehingga ada upaya bedah rumah dalam giat TMMD ini," kata Suparlan.
Kondisi rumah selain tidak layak, katanya, alas rumah juga hanya masih berupa hamparan tanah.
"Jadi makanya kita bisa bantu, agar dengan rumah yang layak. Bisa memberikan motivasi lebih baik bagi bapak ini, untuk menjalani hidup lebih baik. Sekarang bangunannya sudah kokoh, lumayan layak. Alhamdulillah. Semoga bermanfaat," tandasnya.
PENULIS: ARKA HATTA
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone.Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Z Creators