Jadikanlahh tarikan tangan sang pemanah itu sebagai kegembiraan
Sebab ketika ia mencintai anak-anak panah yang terbang
Maka ia juga mencintai busur yang telah meluncurkannya dengan sepenuh kekuatan
Anakmu bukanlah milikmu
Mereka adalah putra putri sang Hidup
yang rindu akan dirinya sendiri
Mereka lahir lewat engkau
Tetapi bukan dari engkau
Mereka ada padamu tetapi bukanlah milikmu
Berikanlah mereka kasih sayangmu
Namun jangan sodorkan pemikiranmu
Sebab pada mereka ada alam pikirannya sendiri
Patut kau berikan rumah bagi raganya
Namun tidak bagi jiwanya
Sebab jiwa mereka adalah penghuni rumah masa depan
Yang tiada dapat kau kunjungi
Sekalipun dalam mimpimu
Engkau boleh berusaha menyerupai mereka
Namun jangan membuat mereka menyerupaimu
Sebab kehidupan tidak pernah berjalan mundur
Ataupun tenggelam ke masa lampau
Engkaulah busur asal anakmu
Anak panah hidup melesat pergi
Sang pemanah membidik sasaran keabadian
Kahlil Gibran menciptakan puisi tentang rindu
Puisi Kahlil Gibran tentang rindu bisa mewakili perasaan siapa saja yang tengah dilanda kasmaran.
Semalam aku sendirian di dunia ini, kekasih;
dan kesendirianku sebengis kematian
Semalam diriku adalah sepatah kata yang tak bersuara,
Di dalam fikiran malam.
Hari ini aku menjelma menjadi sebuah nyanyian menyenangkan di atas lidah hari.
Dan, ia berlangsung dalam seminit dari sang waktu yang melahirkan sekilas pandang, sepatah kata, sebuah desakan dan sekucup ciuman
Dia yang memikat hati
Entah bagaimana caranya
Aku bisa tergoda
Ku curi-curi waktuku
Tuk mengusik hatinya
Banyak cara kucoba
Demi untuk mendapatkan hatinya
Mungkin kau tahu
Tuk mendapatkan nya
Tuhan tolonglah aku
Ingin kumenangkan hatinya tuk miliki
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: