Kategori Berita
Media Network
Minggu, 05 MEI 2024 • 12:59 WIB

Sistem Irigasi Subak di Bali Jadi Kebanggaan Indonesia di World Water Forum ke-10

Wisatawan mancanegara berjalan di dekat saluran irigasi di area persawahan yang menerapkan pengairan lahan pertanian menggunakan pompa air bertenaga surya di Subak Lauh Batu, Desa Keliki, Gianyar, Bali, Selasa (23/4/2024). World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali pada bulan Mei 2024 akan fokus membahas empat hal, yakni konservasi air (water conservation), air bersih dan sanitasi (clean water and sanitation), ketahanan pangan dan energi (food and energy security), serta mitigasi bencana alam (mitigation of natural disasters).

INDOZONE.ID - Sistem irigasi yang terkenal di Bali, dikenal sebagai Subak, akan menjadi salah satu kebanggaan Indonesia dalam World Water Forum ke-10. Sistem ini akan dipresentasikan dan menjadi salah satu destinasi wisata bagi peserta di Nusa Dua, 18-25 Mei 2024.

Menurut Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, Bali adalah salah satu tempat di Indonesia yang memperlihatkan hubungan yang sangat erat antara air dengan segala aspek kehidupan, seperti yang dikutip dari keterangan resminya.

Subak, sebagai sistem irigasi, adalah manifestasi dari kemandirian sosial, ketahanan pangan, dan kekuatan agama, dengan semangat gotong royong dalam pengaturan air irigasi yang adil dan merata.

“Subak adalah simbolisasi dari tatanan budaya yang menggambarkan keterkaitan antara Tuhan, manusia, dan alam dalam memenuhi kebutuhan pangan, terutama beras dan palawija,” ungkap Menteri Basuki dalam Kongres Air Dunia/the XVIII World Water Congress di Beijing, Republik Rakyat Tiongkok, beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Kebijakan ‘Zero Delta Q’ Jadi Gagasan Indonesia di World Water Forum ke-10

Sistem Subak, dengan konsep filosofis Tri Hita Karana yang menyatukan alam roh, dunia manusia, dan alam/lingkungan, akan menjadi tujuan kunjungan lapangan yang penting dalam World Water Forum ke-10 di Bali. Subak juga telah diakui sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO.

“Dengan menggabungkan berbagai proses seperti politik, regional, tematik, dan kunjungan lapangan, World Water Forum ke-10 akan semakin kuat dan menarik. Bali, yang telah lama menjadi tujuan wisata legendaris, akan menjadi tuan rumah yang sempurna untuk acara ini,” tambah Menteri Basuki.

Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Sigit Reliantoro, menambahkan bahwa Indonesia memiliki keberhasilan dalam menerapkan sistem monitoring dan menjaga kualitas air, yang dapat dijadikan contoh bagi negara lain yang berpartisipasi dalam forum air terbesar di dunia.

“Kami akan menyelenggarakan side event, terutama untuk memperlihatkan sistem pengelolaan air berbasis Daerah Aliran Sungai (DAS), pengelolaan air di Subak, danau, serta sistem monitoring pengendalian air yang kami anggap lebih maju dibanding negara-negara lain. Kami juga akan berbagi bagaimana integrasi sistem monitoring tersebut dengan pemerintah daerah, perguruan tinggi, dan kerjasama dengan sektor swasta lainnya,” ungkap Sigit.

Baca Juga: Kementerian PUPR Sediakan 146 Sarana Air Bersih Dukung Mudik Lebaran

Sebagai informasi, Pemerintah Indonesia bersama World Water Council (WWC) telah menyusun serangkaian forum pertemuan sebagai langkah menuju World Water Forum ke-10. Forum ini mencakup tiga proses utama, yaitu politik, regional/kawasan, dan tematik, yang bekerja secara sinergis untuk mewujudkan air sebagai sarana menuju kesejahteraan bersama.

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Kementerian PUPR

Tags bali
BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Sistem Irigasi Subak di Bali Jadi Kebanggaan Indonesia di World Water Forum ke-10

Link berhasil disalin!