Ciri lainnya dari penipuan lowongan kerja adalah permintaan informasi data pribadi yang berlebihan.
Pelaku penipuan biasanya meminta data-data seperti nomor kartu keluarga (KK), nomor KTP, NPWP, dan informasi pribadi lainnya yang seharusnya tidak diperlukan dalam tahap awal proses perekrutan.
Perusahaan resmi biasanya hanya meminta informasi dasar yang relevan dengan posisi yang dilamar.
Baca Juga: Menaker Minta ILO Realisasikan Program Pekerjaan Layak bagi Indonesia
E-mail yang digunakan untuk mengirimkan informasi lowongan kerja palsu sering kali tidak profesional. E-mail tersebut mungkin menggunakan domain umum seperti @gmail.com atau @yahoo.com, bukannya domain resmi perusahaan.
Selain itu, e-mail penipuan sering kali mencoba meniru e-mail perusahaan besar dengan sedikit perubahan pada alamat e-mail yang sebenarnya. Periksa dengan teliti e-mail yang kamu terima dan pastikan itu berasal dari domain yang sah.
Baca Juga: Kemnaker Terus Perkuat Implementasi K3 di Tempat Kerja
Untuk menghindari penipuan lowongan kerja, berikut beberapa langkah yang bisa kamu lakukan:
1. Periksa Sumber Informasi: Pastikan kamu mendapatkan informasi lowongan kerja dari sumber yang terpercaya.
2. Lakukan Riset: Cari tahu lebih lanjut tentang perusahaan yang menawarkan lowongan tersebut. Kunjungi situs resmi mereka dan periksa reputasi mereka.
3. Waspadai Permintaan Uang: Jangan pernah membayar untuk proses perekrutan. Perusahaan yang sah tidak akan meminta uang dari pelamar.
4. Perhatikan Detail: Periksa ejaan dan tata bahasa dalam komunikasi yang kamu terima. Kesalahan yang banyak bisa menjadi tanda penipuan.
5. Verifikasi E-mail: Pastikan e-mail yang kamu terima berasal dari domain resmi perusahaan.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Kemenaker.go.id