Blokade ini telah membatasi aliran barang, termasuk makanan, obat-obatan, dan kebutuhan pokok lainnya. Akibatnya, penduduk Gaza harus berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka setiap hari.
Amira al-Taweel bukanlah satu-satunya ibu yang menghadapi kesulitan ini.
Banyak keluarga di Gaza mengalami hal yang sama, di mana mereka harus membuat pilihan yang sulit antara membeli makanan atau obat-obatan.
Kekurangan pangan dan air bersih telah menyebabkan peningkatan penyakit dan kematian, terutama di kalangan anak-anak dan orang tua.
Baca Juga: Pasangan Menikah di Tenda Pengungsian Rafah-Gaza: Sakralnya Pernikahan di Tengah Ketegangan Perang
Di tengah krisis ini, berbagai organisasi kemanusiaan berusaha untuk memberikan bantuan kepada penduduk Gaza.
Namun, upaya mereka sering kali terhambat oleh kondisi keamanan dan pembatasan akses.
Meskipun demikian, solidaritas internasional tetap kuat, dengan banyak individu dan kelompok yang berusaha untuk mengirimkan bantuan dan dukungan.
Baca Juga: Wanita Norwegia Mualaf, Terinspirasi dari Keteguhan dan Keimanan Warga Gaza
Meskipun situasi di Gaza sangat suram, masih ada harapan. Kisah Amira dan Youssef telah menarik perhatian internasional dan mendorong banyak orang untuk bertindak.
Donasi dan kampanye kesadaran terus dilakukan untuk membantu meringankan penderitaan penduduk Gaza.
Miris! Bayi di Gaza Terpaksa Minum Air Tepung Karena Susu Langka
Kisah ini adalah pengingat betapa pentingnya solidaritas dan tindakan nyata dalam menghadapi krisis kemanusiaan.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: AFP