Kategori Berita
Media Network
Kamis, 25 JULI 2024 • 16:16 WIB

Pemetik Buah Asal Indonesia Dipecat di Inggris: Kronologi dan Nasib Mereka Sekarang

Ilustrasi pemetik buah. (Freepik)

INDOZONE.ID - Sejumlah pekerja asal Indonesia yang telah membayar ribuan pound untuk bekerja memetik buah di sebuah perkebunan di Inggris telah dipulangkan kurang dari sebulan karena dianggap tidak bekerja dengan cukup cepat. Perkebunan tersebut menyuplai sebagian besar supermarket besar di Inggris.

Salah satu pekerja mengungkapkan bahwa dia harus menjual tanah keluarga serta motor miliknya dan orang tuanya untuk menutupi biaya lebih dari £2,000 demi bisa datang ke Inggris pada bulan Mei. Kini, dia merasa sangat tertekan karena harus menganggur dan memiliki sedikit harta.

Pengawas eksploitasi tenaga kerja saat ini tengah menyelidiki dugaan bahwa pekerja tersebut, bersama beberapa lainnya, dikenakan biaya ilegal hingga £1,100 oleh sebuah organisasi tidak resmi asal Indonesia yang membantu mempercepat proses keberangkatan mereka ke Inggris.

Di Indonesia, pekerja ini sebelumnya memperoleh sekitar £100 per bulan, atau kurang lebih Rp 1.500.000, dari berjualan makanan. Kini, orang tuanya sangat kecewa karena ia telah menjual semuanya demi mendapatkan kesempatan membantu keluarganya. Dia berkata, "Saya merasa bingung, marah, dan kesal dengan situasi ini. Saya tidak punya pekerjaan di Indonesia dan telah menghabiskan semua uang untuk datang ke Inggris."

Baca Juga: Bikin Iri, Butik di Parepare Beri Hadiah Buat Karyawan di Hari Pekerja Indonesia

Empat pekerja lainnya yang juga dipecat menunjukkan bukti pembayaran kepada pihak ketiga sebesar £1,000 yang ditransfer untuk biaya penerbangan dan visa kepada perekrut berlisensi.

Tuduhan biaya ilegal yang dikenakan di Indonesia menimbulkan pertanyaan tentang risiko eksploitasi dalam skema pekerja musiman, yang memungkinkan pekerja asing mendapatkan visa enam bulan untuk bekerja di sektor pertanian, tetapi membuat mereka menanggung semua risiko finansial.

Seema Malhotra, Menteri Imigrasi yang baru, berencana menyelidiki eksploitasi dalam sistem visa kerja untuk menindak praktik-praktik eksploitatif. Komite Penasihat Migrasi merekomendasikan bahwa visa musiman harus terus ada untuk “memastikan ketahanan pangan,” tetapi harus mencakup lebih banyak perlindungan, seperti menjamin setidaknya dua bulan kerja.

Kronologi Pemecatan Pemetik Buah Asal Indonesia

Ilustrasi pemetik buah. (Freepik)

Para pekerja dipecat dari Haygrove, sebuah pertanian di Hereford yang menyuplai buah-buahan lembut ke supermarket Inggris, setelah menerima surat peringatan terkait kecepatan panen mereka. Mereka dipecat antara lima dan enam minggu setelah mulai bekerja, dan dijadwalkan terbang pulang oleh perekrut mereka keesokan harinya.

Para pekerja mengatakan bahwa target di pertanian tersebut adalah memanen 20 kg ceri per jam. Salah satu pemetik yang dipecat mengatakan, “Sangat sulit untuk memenuhi target karena setiap hari ada semakin sedikit buah.”

Baca Juga: Kemnaker Gelar Diseminasi kepada 250 Calon Pekerja Migran Indonesia

Dia mengungkapkan bahwa dia meminjam uang dari "bank, teman, dan keluarga" dan kini masih memiliki utang lebih dari £1,100. “Kenapa saya bisa berakhir seperti ini? Sekarang saya di Indonesia tanpa pekerjaan, tidak adil bagi saya karena telah mengorbankan begitu banyak.”

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: The Guardian

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Pemetik Buah Asal Indonesia Dipecat di Inggris: Kronologi dan Nasib Mereka Sekarang

Link berhasil disalin!