Ilustrasi orang berselingkuh dan alasan anehnya. (freepik.com)
INDOZONE.ID - Kasus perselingkuhan banyak terungkap di media sosial. Saat ini, perselingkuhan seakan biasa meski merupakan pelanggaran terhadap kepercayaan dan komitmen dalam hubungan.
Para ahli membagi perselingkuhan dalam dua jenis, yaitu perselingkuhan seksual dan perselingkuhan emosional.
Perselingkuhan seksual adalah perselingkuhan oleh seseorang dengan status menikah, tetapi melakukan aktivitas seksual dengan individu lain yang bukan pasangannya.
Sementara itu, perselingkuhan emosional adalah perselingkuhan oleh individu dengan membagi cinta kepada individu lain yang bukan pasangannya.
Baca Juga: 4 Cara Pikat Cowok Sekantor: Trik untuk si Jomblo, Bukan buat Selingkuh!
Beberapa penelitian mengungkap, bahwa perselingkuhan dilakukan karena adanya ketidakpuasan emosional sehingga timbul keinginan untuk menemukan pasangan yang lebih baik.
Kurangnya waktu berkualitas, ketidakmampuan menyelesaikan konflik, dan minim perhatian, menjadi faktor utama pemicu perselingkuhan dalam pernikahan.
Brand (seorang ahli psikologi) mengungkapkan, bahwa secara umum perselingkuhan terjadi karena ada rasa bosan, tidak bahagia, tidak ada rasa tertarik, dan ada kesempatan.
Maraknya, penggunaan internet memberikan kesempatan luas terhadap tindak perselingkuhan. Banyak orang yang menjalin kasih lewat pesan atau aplikasi, saling bertukar kabar, mengirim pesan romantis, dan berakhir mengkhianati pasangan.
Baca Juga: 4 Alasan Aneh Orang Selingkuh, Takut Putus hingga Bosan
Alasan-alasan di atas, tidak seharusnya membenarkan tindak perselingkuhan. Selingkuh dianggap sebagai diskriminasi terhadap pasangan yang menjadi korban.
Patut diketahui, perselingkuhan dapat memberikan dampak negatif bagi kesehatan mental seseorang, khususnya bagi korban.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Jurnal Buletin Psikologi Volume 29, Jurnal Infidelity From Psychiatric Perception