Remaja di China Cacat Akibat Hukuman 1000 Squat dari Gurunya di Kamp Musim Panas

Ilustrasi anak kecil squat.

INDOZONE.ID - Seorang remaja laki-laki berusia 13 tahun dari China, didiagnosis menderita Rhabdomiolisis, sebuah kondisi kesehatan yang mengancam jiwa.

Dia menderita Rhabdomiolisis setelah diminta melakukan 1000 squat sebagai hukuman selama mengikuti kamp musim panas.

Squat.

Lu, ibu dari remaja tersebut yang berasal dari Jining, Provinsi Shandong, China, baru-baru ini menceritakan kisah tragis tentang anak remajanya yang mengalami hukuman fisik sehingga hampir cacat seumur hidup. 

Kronologi

Cerita dimulai saat musim panas lalu ketika anaknya mengikuti kamp selama 7 hari Kala itu, dia bisa berinteraksi dengan anak-anak lain serta melakukan aktivitas fisik.

Aktivitas kamp berjalan dengan lancar hingga hari kelulusan, saat orang tua menerima foto-foto dari acara tersebut. Anak mereka terlihat memiliki mata merah dan ekspresi sedih. 

Ayahnya juga menyadari, bahwa salah satu kaki anaknya terlihat lemas, tetapi ketika mereka bertanya kepada penyelenggara kamp, mereka diberitahu semuanya baik-baik saja. 

Baru ketika menjemput, kondisi anaknya sudah serius sehingga hanya bisa terduduk di bangku karena hampir tidak bisa berdiri.

Baca Juga: Viral Pasangan Remaja 15 Tahun di Kalimantan Selatan Menikah, Aturan Hukumnya Gimana?

Setelah bertanya kepada sang anak, mereka baru mengetahui sebelum acara kelulusan, salah satu guru memergokinya sedang berbicara dengan anak-anak lain selama latihan. 

Sebagai hukuman, memerintahkan dia melakukan 1000 squat. Setelah mencapai 200 squat, dia terjatuh ke tanah karena rasa sakit di otot. 

Saat itu terjadi, guru tersebut menendang dan membiarkannya terbaring kesakitan di lantai. Dia baru diangkat dan didudukkan di bangku ketika upacara kelulusan dimulai karena para orang tua mulai berdatangan.

Karena anak laki-laki itu mengeluh sakit yang parah, ayahnya meminta salah satu guru kamp menemani sang putra ke rumah sakit terdekat untuk memeriksa kaki. 

Kemudian, mereka pergi ke Rumah Sakit Rakyat Kabupaten Jia Xiang, tempat dia didiagnosis dengan strain otot biasa dan diberi salep. 

Namun, beberapa hari kemudian kondisi sang putra makin parah, kakinya terasa sangat sakit sehingga tidak bisa berjalan bahkan tidur di malam hari.

Oleh sebab itu, orang tuanya membawa sang putra ke Rumah Sakit Terafiliasi dari Jining Medical College, tempat dokter mendiagnosisnya dengan Rhabdomiolisis.

Apa yang Dimaksud Rhabdomiolisis?

Rhabdomiolisis adalah kondisi yang mengancam jiwa yang biasa terjadi karena latihan intensitas tinggi dalam waktu singkat. Itu menyebabkan kerusakan otot rangka secara cepat dan, jika tidak diobati, dapat memengaruhi hati dan ginjal.

Dalam kasus anak laki-laki ini, kondisinya karena jumlah squat yang dilakukan. Keadaannya begitu serius sehingga dokter langsung menempatkannya di kursi roda.

Setelah 13 hari perawatan di Rumah Sakit Terafiliasi Jining Medical College, remaja tersebut dipulangkan, tetapi tidak pernah pulih sepenuhnya. 

Baca Juga: Viral Remaja Nikah di Tengah Jalan: Ternyata Ini Faktanya!

Kini, pada usianya yang ke 14 tahun, remaja laki-laki itu masih tidak bisa menjalani kehidupan normal. Kemungkinan besar, dia tidak akan pernah bisa melakukan aktivitas fisik serius karena otot-otot kakinya mengalami atrofi. Dia juga mengalami kerusakan hati dan ginjal.

Pihak Penyelenggara Kamp Akui Salah

Setelah kejadian tersebut, Lu mencoba menghadapi pihak penyelenggara kamp tentang kekerasan fisik yang dialami anaknya. 

Pada awalnya, semua pihak membantah melakukan kesalahan. Setelah anak-anak lain mendukung cerita tersebut, pihak penyelenggara kamp mengakui hukuman fisik tersebut. 

Setelah negosiasi, kesepakatan dicapai antara orang tua dan penyelenggara kamp, dan proses hukum sedang berjalan.