Namun, beberapa hari kemudian kondisi sang putra makin parah, kakinya terasa sangat sakit sehingga tidak bisa berjalan bahkan tidur di malam hari.
Oleh sebab itu, orang tuanya membawa sang putra ke Rumah Sakit Terafiliasi dari Jining Medical College, tempat dokter mendiagnosisnya dengan Rhabdomiolisis.
Rhabdomiolisis adalah kondisi yang mengancam jiwa yang biasa terjadi karena latihan intensitas tinggi dalam waktu singkat. Itu menyebabkan kerusakan otot rangka secara cepat dan, jika tidak diobati, dapat memengaruhi hati dan ginjal.
Dalam kasus anak laki-laki ini, kondisinya karena jumlah squat yang dilakukan. Keadaannya begitu serius sehingga dokter langsung menempatkannya di kursi roda.
Setelah 13 hari perawatan di Rumah Sakit Terafiliasi Jining Medical College, remaja tersebut dipulangkan, tetapi tidak pernah pulih sepenuhnya.
Baca Juga: Viral Remaja Nikah di Tengah Jalan: Ternyata Ini Faktanya!
Kini, pada usianya yang ke 14 tahun, remaja laki-laki itu masih tidak bisa menjalani kehidupan normal. Kemungkinan besar, dia tidak akan pernah bisa melakukan aktivitas fisik serius karena otot-otot kakinya mengalami atrofi. Dia juga mengalami kerusakan hati dan ginjal.
Setelah kejadian tersebut, Lu mencoba menghadapi pihak penyelenggara kamp tentang kekerasan fisik yang dialami anaknya.
Pada awalnya, semua pihak membantah melakukan kesalahan. Setelah anak-anak lain mendukung cerita tersebut, pihak penyelenggara kamp mengakui hukuman fisik tersebut.
Setelah negosiasi, kesepakatan dicapai antara orang tua dan penyelenggara kamp, dan proses hukum sedang berjalan.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Oddity Central