Terkadang, mertua lebih mudah menerima masukan dari anaknya sendiri, jadi libatkan suami untuk berbicara dengan orang tuanya.
Misalnya, jika ada hal yang mengganggu dari perilaku mertua, bicarakan dulu dengan suami.
Biarkan suami yang membuka obrolan dengan orang tuanya agar lebih mudah diterima. Jangan lupa juga untuk mendiskusikan batasan yang berlaku untuk orang tuamu sendiri agar kalian bisa adil.
Menegakkan batasan itu nggak bisa sekali langsung berhasil, kamu harus konsisten mengingatkan.
Jika mertua melanggar batasan yang sudah kamu sepakati, ingatkan lagi dengan cara yang baik tapi tegas.
Misalnya, kalau mereka terus datang ke rumah kalian tanpa pemberitahuan, ingatkan bahwa kamu sudah meminta mereka untuk memberi tahu sebelumnya.
Konsistensi ini penting agar mertua benar-benar memahami batasan yang kamu terapkan. Tapi, tetap terbuka untuk diskusi jika ada hal yang perlu dikompromikan agar hubungan tetap harmonis.
Kadang, menemukan jalan tengah bisa membantu menjaga hubungan dengan mertua tanpa harus mengorbankan batasan yang penting untuk kamu.
Misalnya, jika mertua ingin lebih sering bertemu cucu tapi kamu merasa butuh waktu untuk keluargamu sendiri, coba tentukan dengan menetapkan waktu-waktu tertentu untuk bertemu, misalnya di akhir pekan.
Baca Juga: 10 Tanda Kamu Memiliki Ibu Mertua Toxic dan Cara Menghadapinya
Dengan begitu, kamu tetap bisa menjaga batasan tanpa membuat mertua merasa diabaikan.
Menemukan solusi bersama menunjukkan bahwa kamu menghargai hubungan dengan mertua sekaligus menjaga keharmonisan keluarga.
Ingat, dalam berkeluarga, nggak semua permasalahan harus dimenangkan. Ada hal-hal kecil yang mungkin lebih baik dilepas demi menjaga kedamaian keluarga.
Fokuslah pada hal-hal yang benar-benar penting dan akan berpengaruh dalam jangka panjang.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Channelnewsasia.com