INDOZONE.ID - Pathol Sarang adalah seni tradisional khas Kecamatan Sarang, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, yang mencerminkan perpaduan antara seni, budaya, dan olahraga. Seni ini memiliki elemen mirip dengan gulat tradisional dan sangat populer di kalangan masyarakat setempat.
Kesenian Pathol Sarang dapat digunakan sebagai olahraga gulat yang terdapat unsur tari yang terdapat berbagai aspek bentuk pertunjukan yaitu meliputi gerak, pelaku seni, iringan, tata rias dan busana, serta penikmat seni.
Pertunjukan ini tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai sarana interaksi sosial yang melibatkan kontak fisik antara pemain Interaksi yang terjadi tidak lagi sebatas percakapan, melainkan melibatkan kontak fisik antar pemain.
Setiap pemain saling berhadapan dengan menggunakan kekuatan otot yang besar untuk mengungguli lawannya. Dalam konteks ini, Pathol Sarang menjadi lebih dari sekadar pertunjukan melainkan dapat mencerminkan dinamika sosial dan budaya masyarakat setempat.
Baca Juga: Lomba Kesenian Remaja se-Kota Denpasar, Ini Foto-fotonya
Pertunjukan seni tradisional Pathol Sarang ini memiliki struktur yang terbagi menjadi tiga tahap utama: pembukaan, inti, dan penutup. Pada tahap pembukaan, musik dimainkan secara serempak untuk menarik perhatian penonton, diikuti oleh dua pelandang yang menari mengelilingi arena sambil memperkenalkan para jagoan yang akan bertanding.
Bagian inti pertunjukan adalah sesi pertarungan, di mana dua pegulat berhadapan dengan posisi kuda-kuda dan berusaha saling menjatuhkan menggunakan kombinasi teknik dan kekuatan fisik.
Selain mengandalkan kemampuan tubuh, pertarungan ini juga dipengaruhi oleh emosi dan kondisi psikologis pemain, yang sering kali dipengaruhi oleh sorakan penonton. Pemenang ditentukan berdasarkan siapa yang berhasil menjatuhkan lawannya, sementara jika tidak ada yang terjatuh, pertandingan dinyatakan batal.
Interaksi sosial dalam seni Pathol Sarang melibatkan berbagai elemen, termasuk hubungan antara pemain dan penonton serta interaksi fisik antar pemain. Interaksi ini mencakup komunikasi non-verbal seperti kontak fisik intens saat pegulat bertanding.
Baca Juga: Kisah Inspiratif M. Ali Wafa Anak Bupati Rembang: Dari Pertanian ke Kursi DPRD
Meski interaksi ini memberikan hiburan dan mempererat hubungan sosial antar masyarakat, ada resiko cedera fisik akibat tekanan emosional dan fisik selama pertarungan. Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan gerakan dan menambahkan elemen baru dalam pertunjukan agar tetap menarik dan aman bagi semua pihak yang terlibat.
Seni tradisional Pathol Sarang bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga merupakan cerminan identitas budaya dan dinamika sosial masyarakat Kecamatan Sarang, Kabupaten Rembang. Dengan menggabungkan elemen seni, olahraga, dan budaya, pertunjukan ini memberikan pengalaman unik bagi penikmatnya sekaligus mempererat hubungan sosial di antara komunitas.
Namun, keberlangsungan seni ini menghadapi banyak tantangan. Oleh karena itu, pelestarian seni Pathol Sarang melalui inovasi gerakan, elemen baru, dan dokumentasi yang lebih sistematis menjadi sangat penting. Dengan menjaga relevansinya, seni ini dapat terus menjadi kebanggaan lokal yang tidak hanya dikenal di daerah, tetapi juga dapat menarik perhatian nasional dan internasional.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Uniglobal Of Journal Social Sciences And Humanities