INDOZONE.ID - Paus Fransiskus menyerukan agar kisah kelahiran Yesus sebagai putra seorang tukang kayu miskin menjadi sumber harapan bahwa setiap orang dapat memberikan dampak positif dan keberanian membawa perubahan bagi dunia.
Seruan ini disampaikan Paus saat memimpin umat Katolik Roma di seluruh dunia memasuki perayaan Natal pada Selasa malam,24 Desember 2024.
Dalam perayaan Natal ke-12 sejak awal masa kepausannya, Paus memimpin Misa Malam Natal yang khusyuk di Basilika Santo Petrus. Pada kesempatan ini, ia juga membuka Tahun Suci Katolik 2025, yang diperkirakan akan menarik sekitar 32 juta wisatawan ke Roma tahun depan.
Baca Juga: Profil Singkat Paus Fransiskus yang Berkunjung ke Indonesia
Dalam pesannya, Paus Fransiskus menyoroti tema harapan, yang menjadi fokus utama Tahun Suci ini. Ia mengatakan bahwa harapan adalah panggilan untuk tidak terjebak dalam kebiasaan lama, kemalasan, atau mediokritas.
"Harapan memanggil kita untuk gelisah terhadap hal-hal yang salah dan menemukan keberanian untuk mengubahnya," ujar Paus.
Tahun Suci Katolik, atau dikenal juga sebagai Tahun Yubileum, merupakan waktu untuk perdamaian, pengampunan, dan penebusan dosa. Biasanya diadakan setiap 25 tahun sekali, tahun ini akan berlangsung hingga 6 Januari 2026.
Upacara dimulai dengan Paus Fransiskus membuka "Pintu Suci" yang dilapisi panel perunggu di Basilika Santo Petrus. Pintu ini hanya dibuka selama Tahun Yubileum sebagai simbol pembaruan spiritual. Diperkirakan sekitar 100.000 peziarah akan melewati pintu ini setiap hari sepanjang tahun mendatang.
Dalam Misa yang dihadiri ribuan orang di dalam basilika dan ribuan lainnya yang menyaksikan dari layar di Lapangan Santo Petrus, Paus kembali mengulangi seruan agar negara-negara maju menggunakan momentum Tahun Yubileum ini untuk meringankan beban utang negara-negara berpenghasilan rendah.
"Tahun Yubileum memanggil kita untuk pembaruan spiritual dan mengarahkan kita untuk mengubah dunia," kata Paus Fransiskus.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Channelnewsasia.com