Kategori Berita
Media Network
Rabu, 19 MARET 2025 • 19:10 WIB

Ibadah Puasa: Menahan Diri dan Membuka Rasa Empati kepada Sesama

Ilustrasi bersabar di bulan puasa ramadan. (freepik.com)

INDOZONE.ID - Agama islam menjelaskan puasa berasal dari kata "Saum", "Siyam" artinya menahan diri dari melakukan sesuatu. Puasa secara umum hanya diartikan sebagaimana manusia diperintahkan menahan lapar dan haus mulai adzan subuh sampai adzan maghrib berkumandang.

Seharusnya, berpuasa diartikan sebagai proses mengenalkan batas-batas diri yang sebenarnya dengan eksplorasi nilai-nilai dan kedalaman-kedalaman rohani lainnya.

Kedalaman rohani manusia diaktifkan kembali oleh Allah melalui peristiwa ibadah puasa khususnya di bulan Ramadhan ditandai sebagai sebuah perjalanan spiritual, bukan hanya menahan diri dari pantangan- pantangan yang membatalkan puasa.

Terdapat proses gerak laku hamba Allah untuk berkontemplasi mendobrak langit-langit kepekaan sosial melalui rasa em pati sosial yang selama ini terdiam dan terpendam oleh nafsu-nafsu dunia.

Baca Juga: Maanta Pabukoan, Tradisi Ramadhan dari Sumatera Barat yang Berlandaskan dari Hadits Nabi

Puasa harus masuk kedalam ruang waktu budaya manusia hingga gerak lakunya untuk merefleksikan puasa bukan sekedar menahan haus lapar, melainkan ikatan empati sosial harus melebihi arti dari menahan sifat konsumsi dalam diri.

Nabi Muhammad SAW di dalam buku Terjemahan Duratun Nasihin menjelaskan “kebanyakan orang muslim berpuasa tidak memetik hasilnya, kecuali lapar dan dahaga,”.

Penjelasan tersebut hampir relevan dengan sebagian muslim yang tidak menyelami arti dari puasa. Bagi mereka puasa hanya sekedar menunggu waktu kepuasan untuk berbuka.

Berbuka dalam hal apapun yang bersifat materialistik dan bersifat pelampiasan diri dari segala kemenangan apapun atas puasa menahan dirinya selama ini hingga menghilangkan makna berempati sosial.

Baca Juga: Bolehkah Zakat Fitrah Pakai Hewan Ternak? Ini Ketentuan dan Nisabnya

Puasa secara fundamental melatih manusia agar tergerak hatinya maupun akalnya merangkul rasa memiliki non materialistik, rasa memiliki kasih sayang terhadap sesama makhluk hidup dengan melawan nafsu egoistik atau hanya sekedar menguntungkan diri sendiri tanpa memberikan keuntungan bagi sesama manusia.

Menahan Diri : Lebih dari Sekedar Fisik

Berpuasa tidak hanya sekedar menahan lapar, haus, tetapi menahan diri dari rasa emosi yang sering kali mengganggu diri kita. Berpuasa menjadi momentum melatih diri kita agar disiplin mengatur atau mengendalikan hawa nafsu dan rasa emosi yang berlebihan.

Menahan diri dari hal-hal yang seringkali kita lakukan akan memberikan ruang refleksi bagi diri kita. Kita akan menjadi sadar apabila mempelajari setiap laku puasa secara kompleksitas dengan dasar arti menahan diri.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Jurnal Excelsis Deo: Vol.5.

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Ibadah Puasa: Menahan Diri dan Membuka Rasa Empati kepada Sesama

Link berhasil disalin!