Semua moda transportasi rencananya kembali beroperasi normal mulai Kamis (7/5) meski diberlakukan pembatasan penumpang.
Menurut Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, kebijakan tersebut diambil sebagai langkah agar perekonomian tetap berjalan. Meski demikian, kebijakan tersebut bukan berarti mencabut larangan mudik bagi masyarakat.
Menanggapi hal tersebut, para health infuencer yang juga berprofesi sebagai dokter turut memberikan pandangannya. Seperti dr. Andi Khomeini Takdir, melalui Twitternya, ia menyayangkan ketika melihat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) kembali longgar.
Sudah 2x mau kasih tahu prediksi kapan berakhirnya pandemi. Tapi tiap kali mau kasih tahu, eh lihat jalanan ramai lagi, lihat psbb longgar, lihat data pasien yang diperiksa rapid/swab pcr naik lagi, ya gak jadi ??????
— dr. Andi Khomeini Takdir (@dr_koko28) May 5, 2020
Bukan apa-apa. Satu asumsinya ambyar. Jadi invalid hitungannya ??????
"Sudah 2 kali mau kasih tahu prediksi kapan berakhirnya pandemi. Tapi tiap kali mau kasih tahu, eh lihat jalanan ramai lagi, lihat PSBB longgar, lihat data pasien yang diperiksa rapid/swab PCR naik lagi, ya gak jadi. Bukan apa-apa. Satu asumsinya ambyar. Jadi invalid hitungannya," ujarnya.
Di sisi lain, dokter influencer lainnya, dr. Shela Putri Sundawa seolah kebingungan dengan kebijakan pemerintah yang mengizinkan transportasi kembali beroperasi.
"Berdasar parameter apa ya kalo boleh tahu? Masyarakat sebagai bagian yg terdampak punya hak untuk dijelaskan dasar keputusan dan dasar pemikirannya," tulisnya mengomentari berita terkait kebijakan tersebut.
Ia pun menyayangkan dengan kebijakan yang tidak ada transparansi alasan aturan itu diterapkan.
Pengen deh kalo ada kebijakan apa2 dari yg punya kuasa mau gubernur, presiden, dst, ada penjelasannya dulu di awal, ga makbedunduk yg diumumin kebijakannya doang. Klo ingin kita turut serta menyukseskan kebijakannya, apa susahnya sih ngasih tau kita reasoningnya apa
— dr. Shela Putri Sundawa (@oxfara) May 6, 2020
"Pengen deh kalo ada kebijakan apa-apa dari yang punya kuasa mau gubernur, Presiden, dst, ada penjelasannya dulu di awal, ga makbedunduk yang diumumin kebijakannya doang. Kalau ingin kita turut serta menyukseskan kebijakannya, apa susahnya sih ngasih tau kita reasoningnya apa," pungkasnnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: