Bahaya vape (photo/istock/AND-ONE)
INDOZONE.ID - Vape sering banget disebut sebagai “jalan keluar” dari rokok konvensional. Di Inggris, misalnya, penggunaan vape jadi salah satu strategi paling efektif buat bantu orang berhenti merokok. Bahkan, tiap tahunnya sekitar 50 ribu orang berhasil lepas dari rokok berkat vape. Pemerintah Inggris juga nggak main-main: mereka punya program “swap to stop” yang ngasih starter kit vape gratis buat satu juta perokok dewasa. Tujuannya? Biar transisi dari rokok ke alternatif yang dinilai lebih aman ini bisa makin cepat dan luas.
Menurut NHS (National Health Service), dibanding rokok, vape punya paparan racun yang jauh lebih sedikit. Artinya, risiko buat kena kanker, gangguan paru-paru, penyakit jantung, atau stroke bisa berkurang secara signifikan. Bahkan lembaga Public Health England pernah menyebut vape 95% lebih aman daripada rokok biasa. Tapi tenang dulu, bukan berarti vape bebas risiko, ya.
Baca juga: 4 Fakta Menarik Vape yang Jadi Ancaman Baru bagi Kesehatan Mental Remaja
Penelitian dari Medical University of Silesia di Polandia nemuin fakta bahwa di balik aroma dan uapnya yang terkesan ringan, vape ternyata mengandung zat berbahaya juga. Beberapa produk bahkan mengandung logam berat kayak timbal, nikel, dan kromium dengan kadar yang bisa dibilang kelewat batas aman. Bayangin aja, ada yang sampai 10 kali lipat lebih tinggi dari ambang batas yang direkomendasikan. Padahal logam-logam ini nggak main-main efeknya. Timbal bisa ganggu perkembangan otak, sementara nikel dan kromium bisa picu pembekuan darah yang berbahaya.
Ilustrasi vape. (FREEPIK/prostooleh)
Di Inggris sendiri, tahun 2022 tercatat hampir 350 kasus rawat inap yang terkait dengan vape. Keluhannya mulai dari sesak napas, nyeri dada, infeksi paru-paru, bahkan sampai gagal napas di kasus yang paling parah. Yang bikin makin serius, jus vape alias e-liquid yang kita hirup itu ternyata mengandung nikotin dalam berbagai kadar, dari yang 0 mg sampai 20 mg. Buat gambaran, vape dengan kapasitas 600 isapan setara dengan 49 batang rokok. Jadi 13 isapan vape bisa dibilang sebanding dengan 1 batang rokok. Gak heran kalau penggunaannya bisa bikin ketagihan juga.
Ada juga dokter yang pernah nunjukin lewat video soal efek vape ke kesehatan mulut. Mulut jadi kering, produksi air liur turun, dan akibatnya gusi bisa bengkak sampai berdarah karena bakteri dan sisa makanan nggak keangkat dengan baik. Gak berhenti di situ, nikotin juga ngaruh ke banyak bagian tubuh. Jantung bisa berdetak lebih cepat, tekanan darah naik, paru-paru bisa alami peradangan bahkan luka permanen, kelenjar adrenal jadi overaktif karena lonjakan adrenalin, dan pembuluh darah bisa menyempit, bikin aliran darah ke organ penting jadi terganggu.
Baca juga: Inggris akan Larang Penggunaan Vape untuk Lindungi Kesehatan Anak, Indonesia Kapan?
Vape mungkin terdengar lebih aman dari rokok, tapi bukan berarti bebas risiko. Buat kamu yang lagi mikir buat ganti rokok ke vape, penting buat paham kalau ini bukan solusi jangka panjang yang benar-benar “aman”. Edukasi diri dulu, jangan cuma ikut tren. Kesehatan gak bisa ditukar sama sekedar rasa penasaran atau gaya-gayaan.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Dailymail.co.uk