Kisah Pekerja & Pengusaha Banting Setir saat Pandemi, dari Fotografer Jadi Penjual Kerupuk

Fotografer yang banting setir jadi penjual kerupuk. (Dok. Grab)

Dua tahun sudah masyarakat Indonesia hidup berdampingan dengan pandemi COVID-19. Selama dua tahun terakhir itu pula banyak yang terpuruk dan masih belum bisa bangkit seutuhnya sampai saat ini.

Belum lama ini, sutradara Joko Anwar membagikan sebuah video yang menggambarkan perjuangan para pekerja yang banting setir selama pandemi dan pengusaha yang berusaha untuk bertahan.

Di video berdurasi 3 menit yang sempat viral tersebut, ada 4 orang yang membagikan pengalaman yang sama tentang kegigihan mereka bertahan hidup di tengah pandemi.

Perjalanan mereka tak selalu mulus dan yang menarik bukan semata soal cerita getir, melainkan karakter masyarakat Indonesia yang gigih. Bangkit lagi meski terjatuh, coba lagi meski gagal dan berjuang lagi meski kalah.

Baca juga: Kampanye PercayaProjeX Bantu Pelaku UMKM Perempuan dengan Donasi Rp1 Miliar

Semangat ini juga melatarbelakangi kampanye #Percaya yang diluncurkan oleh Grab untuk merayakan semangat masyarakat Indonesia yang gigih. Grab menyatakan akan berjuang bersama seluruh masyarakat Indonesia.

Berikut kisah-kisah para pekerja dan pengusaha pejuang #Percaya yang menginspirasi kita semua!

1. Fotografer jualan kerupuk demi sesuap nasi

Sebelum pandemi, pria bernama Jaenal ini memang tidak memiliki penghasilan tetap. Pekerjaannya sebagai asisten videografer dan fotografer sangat bergantung pada permintaan, sementara itu ia harus menghidupi istri dan dua orang anaknya.

Namun, selama PPKM karena pandemi peminat jasanya berkurang drastis. Belum lagi ia sempat ditimpa musibah banjir. Alhasil, demi sesuap nasi, Jaenal banting setir menjadi pedagang. Mulai dari jualan kerupuk, gorengan hingga menjadi tukang cat ia lakoni.

Bermodalkan percaya dan yakin membuat Jaenal mmapu bertahan sampai saat ini. Apa yang dikerjakannya juga mendapat dukungan dari istri dan anak-anaknya.

2. Sales marketing buka bisnis makanan rumahan

Pandemi membuat Ni Nyoman Ami Ruliani yang dulunya berprofesi sebagai sales marketing menjadi pebisnis makanan rumahan. Ami mengandalkan kemampuan memasak makanan khas daerah asalnya, yaitu Bali.

Tidak lagi mendapat penghasilan tetap, Ami Ruliani kini meraup rezeki dengan mengandalkan pesanan pelanggan yang berasal dari teman, keluarga, kolega dan media sosial.

Meski penghasilannya tidak menentu dan terkadang sepi, namun Ami Ruliani tetap berjuang dan percaya bahwa usaha yang dilakukannya tetap akan membuahkan hasil. Karena itulah ia bisa bertahan sampai hari ini.

3. Pengusaha pusat kebugaran yang berusaha bertahan di tengah pandemi

Bisa dibilang usaha pusat kebugaran yang dirintis Edoardo sudah cukup mapan. Tapi, pandemi tidak hanya berdampak bagi mereka yang berada di bawah, karena orang seperti Edo juga kena imbasnya.

PPKM membuatnya harus menutup pusat kebugaran yang dimilikinya. Otomatis tidak ada penghasilan, karyawan-pun di-PHK, alat-alat gym dijual. Aturan PPKM yang tidak menentu membuatnya semakin terpuruk. Ia hanya bisa bersabar, yakin dan percaya.

Situasi memang berangsur membaik, tapi membangun kembali usahanya tentu membutuhkan waktu, tenaga, dan uang. Ditambah lagi ia harus berhadapan dengan ketidakpastian pandemi karena nyatanya virus terus bermutasi. Meski demikian, ia tetap semangat untuk bangkit berkat dukungan keluarga.

4. Penjual makanan membuat homemade soap

Sejak pandemi, usaha makanan beku Driana Rini Handayani menurun drastis. Untuk menambah penghsilannya, Driana memutar otak dengan membuat homemade soap (sabun tangan buatan sendiri).

Namun, ia tidak mau menyerah dengan keadaan dan tetap percaya bisa bangkit di tengah ketidakpastian ini.

Artikel Menarik Lainnya:

• Daramaula Rilis Single Baru dengan Judul 'Malas', Ajak Pendengar Istirahat & Manjakan Diri
• Chris Rock Dapat Berkah Usai Ditampar Will Smith, Penjualan Tiket Tur Komedinya Meningkat
• Dari Kurma hingga Pisang: Buah yang Baik untuk Jaga Tekanan Darah Tetap Normal