Kategori Berita
Media Network
Selasa, 26 APRIL 2022 • 11:30 WIB

Bacaan Niat Itikaf di Masjid serta Tata Cara dan Manfaatnya

Ilustrasi itikaf di masjid (unsplash/@under_afiq)

Itikaf adalah berdiam diri di dalam masjid dengan tujuan untuk bermuhasabah atau melakukan introspeksi diri.

Dengan beritikaf, maka seorang Muslim dapat mengingat kembali segala perbuatannya dan memohon ampun kepada Allah SWT.

Itikaf hukumnya sunah, tanpa ada batasan waktu tertentu, boleh lama boleh singkat, dan bisa dilakukan malam hari atau siang hari.

Namun, sebelum melaksanakan itikaf, umat Muslim harus membaca niat itikaf di masjid terlebih dahulu sebagai syarat sah itikaf.

Berikut Indozone rangkum bacaan niat itikaf di masjid lengkap dengan doa, tata cara, dan manfaatnya di bawah ini.

Niat Itikaf

Ilustrasi membaca niat itikaf (unsplash/@imadalassiry)

Syarat-syarat itikaf di antaranya yaitu beragama Islam, berakal, dalam keadaan suci, membaca niat itikaf, dan dilakukan di masjid.

Seluruh syarat itikaf tersebut harus dipenuhi seorang Muslim yang hendak melaksanakan itikaf, agar ibadah itikaf dinyatakan sah.

Sama seperti ibadah lainnya, itikaf diawali dengan membaca niat itikaf begitu sampai di masjid, yakni sebagai berikut:

Nawaitu an i'tikafa fi hadzal masjidi sunnatal lillahi ta'alaa.

Artinya: "Saya niat berdiam diri di dalam masjid, sunnah karena Allah ta'alaa."

Tata Cara Itikaf

Ilustrasi tata cara itikaf (unsplash/@benziad)

Berdasarkan al-Adab fid Din dalam Majmu'ah Rasail al-Imam al-Ghazali, terdapat sejumlah adab atau tata cara itikaf yang sebaiknya dipenuhi, antara lain:

1. Membaca niat itikaf di masjid

Setiap Muslim selalu diingatkan untuk mengawali segala sesuatu dari niat, termasuk niat itikaf di masjid.

Terlebih lagi, membaca niat itikaf termasuk salah satu syarat sah itikaf dalam Islam yang harus dipenuhi.

2. Berdiam di dalam masjid

Berdiam diri di masjid termasuk salah satu rukun itikaf, karena dengan berdiam diri maka seseorang dapat introspeksi dan evaluasi kesalahan-kesalahannya.

Menurut mazhab Imam Syafii, berdiam diri ketika iktikaf minimal seukuran tuma'ninah dalam sholat.

Sedangkan menurut mazhab Hanafi, itikaf dapat dilakukan selama 1, 2, atau 3 jam. Sementara itu, menurut mazhab Maliki, itikaf dilaksanakan seharian atau 24 jam.

3. Memperbanyak sholat

Selama melaksanakan itikaf, perbanyaklah sholat sunah, seperti sholat tarawih, witir, tahajud, hajat, tahiyatul masjid, dan sholat Lailatul Qadar.

Namun, pastikan sholat fardu lima waktu sudah dikerjakan tepat waktu terlebih dahulu agar selalu mendapat rida Allah SWT.

4. Membaca Al-Quran

Selain memperbanyak sholat, orang yang itikaf di masjid juga dianjurkan untuk membaca Al-Quran atau bertadarus.

Hal ini untuk mencegah para jamaah itikaf bercakap-cakap dan berkonsentrasi penuh dalam beribadah.

5. Berzikir dan berselawat

Amalan lainnya yang bisa dilakukan ketika itikaf di masjid adalah berzikir kepada Allah SWT dan berselawat atas Nabi Muhammad SAW.

Terus-menerus berzikir dan berselawat, mampu menahan diri dari kecenderungan menuruti hawa nafsu.

6. Senantiasa berdoa

Itikaf biasanya dilaksanakan pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan yang menjadi waktu mustajab untuk berdoa.

Itulah sebabnya, Rasulullah SAW tak pernah melewatkan untuk memanjatkan doa kepada Allah SWT pada malam-malam terakhir Ramadhan, termasuk ketika itikaf.

Adapun bacaan doa yang dianjurkan untuk dipanjatkan ketika sedang melaksanakan i'tikaf yakni:

Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fu anna.

Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, dan Engkau menyukai maaf, maka maafkanlah aku."

Manfaat Itikaf

Ilustrasi itikaf (unsplash/@under_afiq)

Itikaf merupakan salah satu amalan yang dianjurkan untuk dilaksanakan pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan.

Sebab, itikaf di waktu tersebut memiliki banyak keutamaan. Adapun beberapa manfaat itikaf di masjid adalah sebagai berikut:

1. Mendapatkan malam Lailatul Qadar

Salah satu amalan yang sebaiknya dilakukan umat Muslim untuk memperoleh malam Lailatul Qadar adalah dengan melakukan itikaf.

"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada Lailatul Qadar (malam kemuliaan). Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan." (QS. AlQadr: 1-3)

Nabi Muhammad SAW memperbanyak i'tikaf pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan demi menjemput malam Lailatul Qadar.

2. Didoakan oleh malaikat

Umat Muslim yang melakukan itikaf terutama pada 10 hari terakhir Ramadhan, niscaya malaikat akan mendoakannya agar Allah SWT mengampuni dosa-dosanya.

"Tidaklah seseorang di antara kalian duduk menunggu sholat, selama ia berada dalam keadaan suci, melainkan para malaikat akan mendoakannya, "Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah, sayangilah ia." (HR. Imam Ahmad)

3. Dijauhkan dari api neraka

Keutamaan itikaf yang tak kalah mulia yakni akan dijauhkan dari siksa api neraka, sebagaimana yang disampaikan Ibnu Abbas Radiyallaahu anhu (RA) dalam hadis berikut:

"Barangsiapa beritikaf satu hari karena mengharap keridaan Allah, Allah akan menjadikan jarak antara dirinya dan api neraka sejauh tiga parit, setiap parit sejauh jarak timur dan barat." (HR. Thabrani dan Baihaqi)

4. Mendekatkan diri kepada Allah SWT

Selama beritikaf di dalam masjid, umat Muslim dianjurkan untuk memperbanyak amalan seperti mengerjakan sholat, membaca Al-Quran, berzikir, dan berselawat.

Dengan demikian, itikaf mampu menjadi sarana bagi umat Muslim untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

5. Mencegah perbuatan tercela

Mereka yang sedang beritikaf dengan khusyuk, tentu akan fokus untuk beribadah dan meninggalkan segala hal yang berkaitan dengan dunia.

Sehingga dengan beritikaf, maka ia akan terlindungi dari perbuatan tercela seperti ghibah dan berperilaku boros ketika berbelanja kebutuhan lebaran.

Hal yang Membatalkan Itikaf

Ilustrasi itikaf (unsplash/@levimeirclancy)

Bagi orang yang melakukan itikaf (mutakif), ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan selama itikaf karena dapat membatalkan itikaf, antara lain:

  • Meninggalkan masjid dengan sengaja tanpa keperluan yang dikecualikan walaupun sebentar.
  • Murtad (keluar dari agama Islam).
  • Hilangnya akal, karena gila atau mabuk.
  • Bagi wanita mengalami haid atau nifas ketika itikaf.
  • Bersetubuh dengan istri. Namun, menyentuh tanpa syahwat tidak apa-apa sebagaimana yang dilakukan Nabi dengan istri- istrinya.
  • Pergi salat Jumat. Hal ini berlaku bagi mereka yang membolehkan itikaf di masjid yang tidak digunakan untuk salat Jumat).

Hal yang Tidak Membatalkan Itikaf

Ilustrasi itikaf (unsplash/@jim_pave)

Sementara itu, ada pula hal-hal yang boleh dilakukan selama itikaf di masjid dan tidak membatalkan ibadah itikaf, yaitu:

  • Keluar dari tempat itikaf untuk mengantar istri, sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah SAW terhadap istrinya Sofiyah RA.
  • Menyisir atau mencukur rambut, memotong kuku, membersihkan tubuh dari kotoran dan bau badan.
  • Keluar untuk keperluan yang harus dipenuhi, seperti membuang air besar dan kecil, makan, minum (jika tidak ada yang mengantarkannya), dan segala sesuatu yang tidak mungkin dilakukan di masjid. Dengan catatan, harus segera kembali setelah menyelesaikan keperluan itu.
  • Makan, minum, dan tidur di masjid dengan senantiasa menjaga kesucian dan kebersihan masjid.
  • Menemui tamu di masjid untuk hal-hal yang diperbolehkan dalam agama.

Itulah penjelasan mengenai niat itikaf lengkap dengan tata cara dan manfaatnya. Semoga ibadah itikaf kita diterima Allah SWT.

Artikel Menarik Lainnya:

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

BERITA TERBARU

Bacaan Niat Itikaf di Masjid serta Tata Cara dan Manfaatnya

Link berhasil disalin!