Penangkaran burung di Delanggu (Z Creators/Edelweis Ratushima)
Suasana Dukuh Sekaran, di Klaten, Jawa Tengah sangat tentram dan adem dengan kicauan aneka burung serta hamparan sawah yang menghijau.
Namun, masih banyak pemburu liar yang menembak burung dengan semena-mena. Nah, ironisnya, burung mati yang kena tembak itu lalu digoreng untuk dimakan.
Berawal dari keprihatinan itulah, Riyanta (53 tahun) warga Dukuh Sekaran, Desa Banaran, Klaten, Jawa Tengah, mempunyai gagasan untuk menjaga ekosistem burung agar enggak punah.
Gagasan tersebut disambut baik warga sekitar dan karang taruna. Aksi nyatanya, banyak plang bertuliskan: dilarang menembak burung di kampung ini!
Larangan tersebut terbukti efektif. Para pemburu burung yang masuk kampung Sekaran, langsung diprotes warga.
"Mas, enggak bisa baca tulisan ya? Bukankah dilarang menembak burung di sini?" kata warga.
Peringatan tersebut sangat ampuh, sehingga dalam beberapa tahun terakhir, enggak ada penembak liar.
Selain itu, Riyanta bersama warga juga melepasliarkan ratusan burung setiap tahunnya. Burung yang dilepas berbagai jenis. Ada perkutut, emprit, merpati, jalak, dan lain-lain.
Menurut panitia, Karyanto, burung-burung yang dilepaskan itu berasal dari hasil tangkapan yang dibeli lagi. Warga membeli burung di pasar-pasar unggas, lalu dikumpulkan. Setelah mencapai ratusan ekor, burung-burung itu dilepasliarkan.
Lokasi pelepasan di halaman Sanggar Bocah Jawa milik Riyanta, dengan seremonial yang sederhana.
"Ini adalah tahun ke-4 warga melepasliarkan burung ke alam bebas. Ternyata antusias warga luar biasa," jelas Riyanta.
Selain menerbangkan burung, kegiatan ini juga diisi dengan edukasi menangani ular berbisa oleh komunitas Exalos.
"Ini sambil menyelam minum air. Selain memberi edukasi warga arti pentingnya menjaga ekosistem burung, sekaligus memberi edukasi tentang ular dari pakarnya," jelas Riyanta.
Jhodi dari Exalos menjelaskan, ular itu banyak jenisnya. Ada yang berbisa dan ada yang tidak.
"Kalau digigit ular berbisa, sebaiknya didiamkan saja, jangan banyak gerak. Karena bisa ular yang diserang getah kelenjar bening, sehingga mudah menyebar racunnya bila banyak gerak. Lalu segera dibawa ke rumah sakit," jelas Jhodi.
Jhodi menambahkan, ada jenis ular yang mengenali sensor gerak. Exalos juga mempraktekkan ular dilepaskan dan meminta warga yang menjadi relawan praktek untuk diam, saat ular melata.
Perbuatan baik ini gaungnya sudah didengar banyak orang. Sehingga pihak Pelesttari Burung Indonesia (PBI) Klaten juga menghadiri kegiatan ini.
Ketua PBI Klaten, Supriyanto, pihaknya mengaku senang dengan kegiatan positif ini. Ia berharap, banyak pihak yang ikut menjaga kelestarian lingkungan. Apalagi kegiatan ini banyak melibatkan anak-anak.
"Ini baru satu RT lho, sudah berhasil memberi inspirasi ke banyak orang. Semoga banyak kampung yang mengikuti jejak baik ini," kata Supriyanto dalam sambutannya.
Baca Juga: Ada Burung Langka Indonesia di Kebun Binatang Tertua di Dunia, Begini Wujudnya
Dengan adanya gerakan ini, enggak aneh kalau di Dukuh Sekaran banyak burung-burung bebas berkicau, burung yang membuat sangkar lalu bertelur hingga menetas. Piyik-piyik atau anak-anak burung itu lalu diloloh (diberi makan oleh induknya), adalah pemandangan biasa yang sangat mengasyikkan.
Warga berkomitmen untuk terus menjaga kelestarian burung-burung sampai kelak. Dengan melibatkan anak-anak, untuk menjadi penerus.
Nah, ingin mendengarkan suara alam kicauan burung? Datanglah ke kampung lindung burung Sekaran!
Artikel Menarik Lainnya:
Jarang Diketahui, Ternyata Ada Sisi Lain di Istanbul yang Bikin WNI Geleng Kepala
Resep Iced Caramel Macchiato Rumahan ala Starbucks, Solusi Ngopi Murah di Tanggal Tua
Happy Ending! Masih Ingat Pria Riau yang Gaet Cewek Jepang, Keduanya Kini Sudah Menikah
Keren! Abraham Soyem, Putra Maluku Berhasil Tembus IMF Amerika
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: