Kategori Berita
Media Network
Selasa, 07 FEBRUARI 2023 • 19:00 WIB

Kisah Perjuangan Wanita 2 Kali Menang Lawan Kanker Payudara, Dibawa Enjoy karena Keluarga

Ilustrasi wanita pengidap kanker payudara (Freepik/black.salmon)

Bertahan menghadapi penyakit kanker payudara hingga sintas bukanlah hal yang mustahil. Wanita bernama Lily (48), salah satu yang membuktikan bahwa kanker payudara bisa dilawan dan diobati jika melakukan deteksi dini.

Lily yang merupakan penyintas dari Komunitas Samudera Kasih menceritakan bahwa dirinya termasuk salah satu yang beruntung karena melakukan deteksi dini sel kanker. Sebab, dirinya tidak merasakan keluhan ataupun menemukan gejala benjolan pada payudaranya.

"Saya tipe orang yang suka deteksi dini dan skrining, pada tahun 2013 itu kanker pertama saya berusia 38 tahun. Waktu awal USG, tidak ada kelihatan sama sekali tapi hasil USG ditemukan ada benjolan berukuran 1 senti pada payudara kiri," cerita Lily dalam acara peringatan Hari Kanker Sedunia Rumah Sakit Siloam Semanggi, Selasa (7/2/2023).

Bersyukur karena melakukan deteksi dini, dokter yang menangani, meminta Lily untuk melakukan pengobatan radiasi tanpa mastektomi ataupun kemoterapi.

Ilustrasi wanita pengidap kanker payudara (Freepik/user26142724)

"Puji Tuhan saya deteksi awal, pengobatan saya itu cuma diradiasi 25 kali dan setelahnya melakukan kontrol. Puji Tuhan kankernya tidak lagi terdeteksi, saya tahun 2013 itu tidak perlu mastektomi maupun kemoterapi, tapi tantangannya banyak," ujarnya.

Berdasarkan cerita Lily, saat melakukan pengobatan radiasi, ia perlu menjaga kondisi tubuhnya. Mulai dari kadar hemoglobin (HB) harus normal, tidak boleh berkeringat, tidak boleh terkena air, bahkan tidak boleh mengalami stres berlebih.

Baca juga: Wanita Ini Jadi Orang Pertama di Dunia yang Sembuh dari Kanker Payudara Stadium Akhir

Berjuang Melawan Kanker Kedua

"Saya pikir sudah lulus (sembuh dari kanker) ya, ternyata di tahun ke-5 saya skrining, diuji lagi dengan cancer ke-2, itu besarnya 0,5 senti dan di cek MRI itu 99 persen cancer kedua. Kalau saya enggak skrining lagi, enggak keliatan (kankernya) karena nggak ada gejala, enggak berasa juga," terangnya.

Berbeda pada kondisi pertama, di tahun 2018, Lily harus menjalani prosedur mastektomi (pengangkatan payudara) dan kemoterapi. Ia mengaku pengobatan kanker yang kedua ini, merupakan sebuah tantangan.

"Namanya kehilangan payudara bagi seorang perempuan, itu berat karena pas dioperasi enggak berasa (payudara hilang), tapi pas perban dibuka, baru berasa," ceritanya.

Setelah melakukan operasi pengangkatan payudara, pengobatan kemoterapi yang dijalani cukup berat. Meski pada pengobatan kemoterapi pertama dirinya tidak merasakan keluhan apapun, pengobatan selanjutnya cukup mengejutkan.

"Kemoterapi pertama saya masih fine-fine aja. Kemo kedua, mulai enggak ada rambut, enggak ada bulu mata, mulai pada rontok," curhat Lily.

Baca juga: Mengenal Rekonstruksi Payudara, Bikin Tampilan Dada Penderita Kanker Payudara Balik Normal

Dukungan dari dokter beserta keluarga dan sahabatnya, membuat Lily mengubah sudut pandangan terkait pengobatan kanker payudara.

"Saya pengobatan dibawa happy, dibawa enjoy saja. Saat itu saya selalu mikir pengobatan ini sebagai treatment perawatan kecantikan bukan untuk pengobatan," jelasnya.

Spesialis bedah konsultan onkologi dari Rumah Sakit Siloam Semanggi, dr Samuel Haryono, SpB(K) Onk menjelaskan, deteksi dini sel kanker dapat meningkatkan harapan hidup sebesar 95 persen.

"Kita tahu kanker itu bukan sembuh sebutannya, tapi tidak terdeteksi atau kambuh (kankernya). Nah kalau untuk survival rate (angka harapan sembuh) pada kanker payudara itu, pada stadium awal bisa sampai 95 persen," jelas dr Samuel.


 

 

 

Artikel Menarik Lainnya: 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

BERITA TERBARU

Kisah Perjuangan Wanita 2 Kali Menang Lawan Kanker Payudara, Dibawa Enjoy karena Keluarga

Link berhasil disalin!