Salah satu komponen terpenting dalam tubuh manusia adalah darah. Maka tak heran, ada banyak sekali orang di dunia ini yang membutuhkan darah. Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kebutuhan darah di Indonesia per tahun mencapai sekitar 5,1 juta kantong darah. Sementara, yang terpenuhi hanya sekitar 4,2 juta kantong darah.
Kekurangan inilah yang mengakibatkan banyak rumah sakit atau pihak medis lainnya mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan transfusi darah bagi pasien.
Tak bisa dipungkiri, donor darah pun masih dianggap menakutkan bagi kebanyakan orang. Bahkan, kesadaran masyarakat untuk mendonorkan darah masih sangat rendah. Padahal, ada banyak manfaat sehat yang bisa diperoleh dengan rutin donor darah. Tidak hanya untuk pendonor, tetapi juga si penerima donor.
Dirangkum Indozone dari berbagai sumber, Selasa (6/8), berikut 5 manfaat kesehatan yang bisa didapatkan jika rutin mendonorkan darah:
Menurut penelitian, donor darah dapat mengurangi kekentalan darah pada tubuh sehingga dapat membantu untuk menurunkan kadar low-density lipoprotein cholesterol (LDL) atau dikenal sebagai kolesterol jahat. Salah satu masalah kesehatan yang diakibatkan oleh LDL adalah penyumbatan lemak.
Sebuah penelitian dalam bidang psikologi menunjukkan bahwa orang yang rutin donor darah untuk menolong orang lain akan memiliki risiko kematian lebih rendah ketimbang orang yang donor darah untuk kepentingan sendiri.
Selain itu, donor darah membuat seseorang merasakan kepuasan psikologis. Inilah yang membuat pikiran lebih stabil, lebih sehat secara kejiwaan, dan memperpanjang usia.
Kadar zat besi dalam darah yang terlalu berlebihan dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker dan penuaan dini. Karena itu, sangat disarankan untuk melakukan donor darah guna mengurangi kadar zat besi dan menurunkan risiko kanker.
Penelitian yang melibatkan dua kelompok dengan total 1.200 orang menunjukkan bahwa orang yang mendonorkan darah sebanyak 2 kali dalam setahun, memiliki kadar zat besi lebih stabil.
Selain bisa menolong orang lain, donor darah bisa menjadi sarana pemeriksaan kesehatan kecil-kecilan. Mengapa demikian? Ya, karena sebelum melakukan donor darah, seseorang harus menjalani sejumlah tes kesehatan lain. Di antaranya, hemoglobin, detak jantung, tekanan darah, dan kadar gula darah.
Penelitian yang dipublikasikan oleh American Journal of Epidemiology menyebutkan sekitar 88 persen dari pendonor cenderung terjaga dari risiko penyakit jantung. Sementara, sekitar 33 persen pendonor darah terlindung dari berbagai penyakit kardiovaskular.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: