Pakar Jelaskan Bagaimana Seramnya Varian Delta Plus AY.1

Ilustrasi Virus Corona (Image by PublicDomainPictures from Pixabay)

Diketahui bahwa varian Delta Plus AY.1 telah masuk ke Indonesia. Para pakar pun menjelaskan bagaimana keseraman dari virus ini. Disebutkan keseramannya masih sedang dipelajari.

Dijelaskan oleh Ketua Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof Zubairi Djoerban, ia mengatakan hingga saat ini belum ada kepastian soal potensi penularan varian Delta Plus lebih cepat dibanding varian sebelumnya. Sebab, data yang ada masih terlalu sedikit.

CDC atau Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS sendiri masih mengelompokkan varian tersebut ke kelompok Delta.

Prof Zubairi juga menyinggung soal vaksin. Ia mengatakan belum ada cukup bukti untuk menyatakan bahwa varian Delta Plus ini bisa menembus pertahanan orang yang mempunyai antibodi alami atau sudah divaksin COVID-19.

"Belum cukup data juga (menurunkan efikasi vaksin). Tapi kalau varian Delta 'asli' memang bisa menurunkan efikasi vaksin. Contoh paling gampang adalah Amerika, yang notabene 50 persen lebih warganya sudah divaksinasi," ujar Prof Zubairi lewat akun Twitter-nya, Minggu (1/8/2021).

"Ketika vaksinasi masif, kasusnya memang turun drastis. Tapi kemudian naik lagi. Sekarang, jumlah kasus baru di Amerika dalam seminggu terakhir, menempati posisi pertama dunia meski sudah melakukan vaksinasi lebih dari 50 persen warganya," lanjutnya.

Ia hanya menyatakan bahwa saat ini yang jadi isu dari kalangan ahli adalah adanya kemungkinan Delta Plus mengganggu pengobatan untuk pasien COVID-19 dengan terapi obat antibodi monoklonal. Mengingat, antibodi monoklonal diyakini bisa menyelamatkan nyawa pasien COVID-19 dan telah mendapatkan izin penggunaan darurat (EUA).

Artikel Menarik Lainnya:

• Kemenkes Sebut Vaksinasi Booster Hanya untuk Nakes
• FOTO: Kebakaran Hutan dan Lahan di Kalimantan Selatan
• Jelang Lawan Greysia/Apriyani, Pemain Ganda Putri China Sempat Minta Maaf karena Mengumpat