Ilustrasi pria yang cemburu (Pixabay/Obradovic)
Dalam menjalin hubungan tentu kita pernah merasakan cemburu. Banyak orang yang mengatakan cemburu adalah tanda cinta terhadap pasangan.
Namun apa jadinya, jika kadar cemburu sudah teramat berlebihan alias cemburu buta? Masihkah hal demikian disebut cinta?
Mengutip dari Mayo Clinic, pada dasarnya cemburu adalah sesuatu yang wajar sebab termasuk ke dalam jenis emosi. Sama seperti bahagia, marah, sedih, dan kecewa, cemburu adalah emosi yang tak mungkin bisa ditepis manusia.
Baca juga: Gegara Overthinking, Wendi Cagur Pernah Disarankan ke Dokter Jiwa, Sebahaya Itukah?
Cemburu merupakan insting yang dipicu oleh peningkatan aktivitas pada korteks cingulate anterior, yaitu bagian otak yang menciptakan rasa kesenangan. Namun, area otak ini juga sangat sensitif bila berkaitan dengan pengucilan dan rasa dikhianati.
Dalam psikologis sendiri, rasa cemburu umumnya muncul sebagai bukti bahwa kamu menghargai komitmen yang dibuat berdua dengan pasangan. Rasa cemburu hadir sebagai wujud ekspresi bahwa kamu sangat peduli dan ingin hubungan dijalin tetap langgeng.
Akan tetapi, jika rasa cemburu sudah sangat berlebihan itu bukan lagi rasa cinta. Ya cemburu pada dasarnya bisa dibagi menjadi dua, cemburu yang sehat dan tidak.
Cemburu bisa dibilang sehat jika kamu tetap mampu untuk berpikir logis, tidak mendramatisir masalah sehingga terus dibiarkan berlarut-larut dan makin membesar.
Cemburu yang sehat adalah ketika kamu mampu menenangkan diri dan mulai membicarakan masalah tersebut pada pasangan dengan baik-baik tanpa tersulut emosi.
Sebaliknya, jika cemburu membuat kamu berubah menjadi obsesif dan menunjukkan perilaku posesif, hati-hati. Ini bisa jadi pertanda cemburu buta yang sama sekali tidak sehat.
Cemburu buta tanda gangguan jiwa
Melansir dari Psychologi Today, cemburu berlebihan bisa menjadi tanda bahwa kamu mengidap gangguan jiwa yang disebut sindrom Othello. Nama sindrom ini diadaptasi dari salah satu tokoh terkenal karangan Shakespeare, Othello.
Dikisahkan Othello merupakan seorang prajurit perang yang terbakar cemburu buta setelah dipengaruhi dan dimanipulasi oleh teman sesama prajuritnya mengenai ketidaksetiaan istrinya. Pada akhirnya, Othello membunuh istrinya sendiri, meski sebenarnya sang istri sama sekali tidak melakukan hal-hal yang dituduhkan tersebut.
Sindrom Othello termasuk ke dalam gangguan kejiwaan terkait delusi. Delusi terjadi saat otak merasakan atau memproses suatu hal yang tidak benar-benar terjadi.
Hal ini berarti, seseorang yang delusional tidak dapat membedakan mana kenyataan dan imajinasi. Sehingga ia meyakini dan bersikap sesuai dengan hal yang ia percaya (yang padahal sangat bertentangan dengan keadaan sebenarnya).
Seseorang yang memiliki sindrom Othello sangat menyakini betul bahwa pasangannya berselingkuh sehingga ia terus-menerus memendam perasaan cemburu yang berlebihan dan tidak wajar.
Mereka juga akan terus mencoba membenarkan atau membuktikan bahwa pasangannya tidak setia. Contohnya adalah dengan selalu cek galeri hape pasangan, cek sms dan chat, menjawab setiap panggilan masuk, kepo-in media sosial dan selalu menanyakan lokasi dan apa yang pasangan lakukan setiap 5 menit sekali.
Dalam kasus yang lebih serius, pengidap sindrom Othello bahkan sampai diam-diam membuntuti pasangan demi untuk mendapatkan bukti bahwa pasangannya tidak setia. Meski sebenarnya tidak ada perubahan ganjil apapun pada diri pasangannya.
Jika sudah begini, bukan tidak mungkin kecenderungan terbakar cemburu buta akibat sindrom Othello ini membuahkan tindak kekerasan atau kriminalitas, seperti tindak bunuh diri maupun pembunuhan, baik kepada pasangannya maupun pihak lain yang dianggap mengganggu.
Lebih banyak diidap pria yang punya gangguan saraf
Berdasarkan Journal of the Medical Association, sindrom Othello sebenarnya jarang ditemukan. Namun penelitian membuktikan kebanyakan pengidap sindrom ini adalah kaum pria rentang usia 40-an.
Penelitian lain juga menemukan bahwa sekitar 69,5% penderita sindrom Othello memiliki gangguan saraf yang mendasari perilakunya.
Beberapa penyakit neurologis yang sering dikaitkan dengan sindrom Othello adalah stroke, trauma kepala, tumor otak, penyakit neurodegeneratif (kemunduran fungsi-fungsi saraf), infeksi otak, hingga efek penggunaan obat-obatan terlarang, khususnya yang mengandung dopamin.
Cara mengatasi rasa cemburu buta
Nah agar rasa cemburu pada pasangan tak berujung pada gangguan jiw ada baiknya kamu melakukan hal-hal berikut ini:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: