Ilustrasi waspada Omicron (Freepik/DMEPhotography)
Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 yang terdeteksi di Bali memiliki gejala ringan. Meski begitu mutasi virus SARS-CoV-2 ini tidak bisa disepelekan.
Pasalnya memiliki memiliki mutasi gen L452 seperti yang dimiliki varian Delta dengan tingkat penyebaran yang lebih cepat.
"L452 ini seperti Delta, membuat keduanya terutama Omicron BA.5 mudah sekali menginfeksi orang,” ucap epidemiolog dari Griffith University, Australia, Dicky Budiman, dalam keterangan yang dibagikannya, Sabtu (11/6/2022).
Dicky menjelaskan mereka yang terinfeksi dari laporan empat kasus infeksi BA.4 dan BA.5 di Bali juga telah divaksinasi. Bahkan seorang di antara mereka sudah juga sudah divaksin hingga dosis lengkap.
Baca juga: Omicron BA.4 dan BA.5 'Ngamuk' di RI, Kemenkes: Tak Perlu Panik!
Hal ini jelas menunjukkan bahwa BA.4 dan BA.5 tidak bisa disepelekan. Kedua subvarian Omicron ini memiliki mutasi yang tak terdeteksi antibodi tubuh baik dari bentukan vaksin maupun infeksi alami sebelumnya.
"Bahkan orang yang sudah terinfeksi oleh Omicron BA.1, BA.2 dan BA.3 masih bisa terinfeksi lagi oleh BA.4 atau BA.5 ini," sambung Dicky.
Dia juga menyebut meski tanpa gejala atau gejalanya ringan, laju pertumbuhan jumlah kasus subvarian Omicron yang terbaru ini berada di kisaran 12-13 persen.
Dia khawatir kalau tidak ada upaya yang memadai, misalnya tingkat vaksinasi buruk dan PPKM sudah dicabut, jumlah kasusnya di Indonesia akan semakin dominan dalam dua minggu ke depan.
"Bisa menyebabkan peningkatan atau gelombang baru. Karenanya masker kembali menjadi penting, juga PPKM level 1 setidaknya masih penting untuk meredam ini,” pungkasnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: