Kategori Berita
Media Network
Rabu, 13 JULI 2022 • 18:00 WIB

Interval Vaksin yang Lebih Lama Dinilai Efektif Lawan Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5

Ilustrasi vaksinasi COVID-19. (Freepik)

Subvarian Omicron kini telah menyebar luas ke seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Penyebaran subvarian Omicron dinilai lebih cepat, sementara belum ada vaksin khusus untuk mencegahnya.

Meski demikian, sebuah studi terbaru menyatakan bahwa memperpanjang periode vaksinasi di antara dosis-dosis vaksin dapat berkontribusi dalam menghentikan kemunculan cepat mutasi COVID-19.

Studi yang dipublikasi dalam The New England Journal of Medicine, penelitian itu dipimpin oleh Gao Fu, seorang akademisi dari Akademi Ilmu Pengetahuan China (Chinese Academy of Sciences/CAS) sekaligus Kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China.

Dalam studi tersebut peneliti menganalisis tingkat netralisasi terhadap subvarian Omicron, termasuk BA.4 dan BA.5, dalam sejumlah sampel darah yang diperoleh dari penerima vaksin, yang telah menerima tiga dosis vaksin inaktif buatan China, tiga suntikan vaksin subunit protein ZF2001, atau dua dosis vaksin inaktif yang disertai vaksin penguat (booster) ZF2001.

Hasil studi itu menunjukkan bahwa setiap kelompok vaksin, tingkat antibodi penetral untuk melawan seluruh subvarian Omicron yang teruji berada pada level yang secara signifikan lebih rendah daripada tingkat antibodi untuk melawan strain asli virus tersebut, yang mengidentifikasi bahwa subvarian ini memiliki kemampuan untuk menghindari proteksi imun.

Baca juga: Waspadai Varian Omicron di India-China, Pimpinan DPR Minta Kemenkes Koordinasi dengan WHO

Tapi, untuk vaksin  ZF2001, para peneliti menemukan bahwa tingkat antibodi penetral naik dengan interval yang bertambah antara dosis kedua dan ketiga, khususnya untuk melawan subvarian Omicron.

Penerima vaksin yang memiliki interval empat hingga enam bulan antara dosis kedua dan ketiga, tingkat antibodi penetral mereka lebih tinggi hampir 10 kali lipat terhadap varian aslinya, dan 30 kali lipat terhadap semua subvarian Omicron, dibanding dengan mereka yang memiliki interval satu bulan antardosis.

Para peneliti menjelaskan bahwa kinerja yang lebih baik dari ZF2001 merupakan akibat penggunaan domain pengikat reseptor sebagai antigen, yang dapat menyebabkan tingginya tingkat antibodi penetral untuk melawan subvarian Omicron melalui pemberian beberapa dosis booster.

Subvarian Omicron BA.5 menjadi sangat dominan di seluruh dunia dan menyebabkan infeksi klaster di China. Sejumlah wilayah, termasuk Beijing, Tianjin, dan Shaanxi, baru-baru ini melaporkan kasus COVID-19 penularan lokal subvarian Omicron yang berasal dari luar negeri.

Menurut penelitian, untuk perlindungan yang lebih baik terhadap immune escape (kemampuan untuk menghindar atau mengelabui sistem kekebalan tubuh) dari berbagai subvarian epidemi saat ini dan kemungkinan di masa depan, pengembangan vaksin yang diperbarui sebagai booster masih diperlukan.

Artikel Menarik Lainnya:

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

BERITA TERBARU

Interval Vaksin yang Lebih Lama Dinilai Efektif Lawan Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5

Link berhasil disalin!