Tim bedah lakukan transplantasi rahim pertama di Inggris
INDOZONE.ID - Ahli bedah berhasil melakukan transplantasi rahim pertama di Inggris, dengan kondisi pendonor masih hidup. Transplantasi ini dilakukan oleh wanita yang masih memiliki hubungan saudara.
Proses transplantasi dilakukan oleh seorang wanita berusia 34 tahun yang enggan disebutkan namanya. Wanita itu diketahui tidak bisa memiliki anak karena kondisi genetik.
Sang kakak perempuan yang berusia 40 tahun dan sudah memiliki dua orang anak, kemudian memutuskan untuk mendonorkan rahimnya kepada sang adk.
Tenaga medis dari Imperial College NHS Trust di London dan Rumah Sakit Universitas Oxford, menjadi ahli bedah yang menangani transplantasi rahim pertama ini.
Baca Juga: Perdana di Indonesia Timur, Transplantasi Ginjal Berhasil Dilakukan di RSUP Kandou Manado
Tim bedah membutuhkan waktu 9,5 jam untuk melakukan transplantasi rahim yang dilakukan pada bulan Februari 2023 lalu. Dan hasilnya sukses.
Sang adik perempuan berharap bisa hamil melakukan program in vitro Fertilization (IVF) atau bayi tabung akhir tahun ini, usai menjalani transplantasi rahim.
Sebelum melakukan transplantasi, pasien sudah membekukan sel telurnya dan kini tengah menjalani pengobatan atas efek yang muncul dari tranplantasi tersebut. Tim bedah berencana untuk meninggalkan rahim itu selama lima tahun, sebelum mengeluarkannya kembali dari perut si pasien.
Tim bedah yang lakukan transplantasi rahim pertama di Inggris
Profesor Richard Smith, yang terlibat dalam operasi itu mengaku bahwa pengalaman transplantasi rahim yang ditangani memberikan pengalaman luar biasa.
"Saya pikir itu mungkin minggu yang paling menegangkan dalam karir bedah saya, tetapi juga sangat positif. Pendonor dan penerima sangat gembira," kata Richard, seperti dikutip dari The Sun, Rabu (23/8/2023).
"Saya sangat senang kami mendapatkan donor yang benar-benar kembali normal, setelah operasi besarnya dan penerimanya baik-baik saja," sambungnya.
Baca Juga: Pria 53 Tahun Asal Jerman Sembuh dari HIV Setelah Menjalani Transplantasi Sel Punca
Sementara itu, Isabel Quiroga dari Oxford Transplant Centre menyebut jika rahim penerima donor berfungsi dengan baik.
"Rahimnya berfungsi dengan sempurna dan kami memantau perkembangannya dengan sangat cermat," kata Isabel.
Penerima donor tersebut diketahui terlahir dengan kondisi langka yang disebut Mayer Rokitansky Kuster Hauser, keadaan yang menyebabkan wanita memiliki vagina dan rahim yang kurang berkembang, atau tidak memiliki rahim sama sekali.
"Alasan mengapa kami menunggu dan tidak langsung melakukan IVF adalah karena kami ingin memastikan dia stabil dan transplantasinya stabil," ujar Isabel.
Adapun biaya transplantasi rahim pertama di Inggris ini mencapai Rp488.492.136 juta, yang dibayar melalui sumbangan ke badan amal Womb Transplant UK.
Berhasil di transplantasi pertama, tim bedah berharap bisa melakukan transplantasi kedua kepada pasien lain di musim gugur.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: The Sun